🍌🐟 3.2

3.2K 258 79
                                    

Disclaimer © Banana Fish by Yoshida Akimi

🌸🌺🌼

Saat matahari belum menampakkan dirinya dan hanya memberikan cahaya samar di ufuk timur, Ash terbangun dari tidurnya. Kepalanya mendongak ketika pandangannya dihalangi oleh sebuah tubuh yang sedang memeluknya saat ini, mendapati wajah tidur Eiji yang sudah sering dilihatnya. Ash melemahkan genggamannya ketika sadar kalau Eiji menemaninya tidur lagi karena keegoisannya sendiri.

"Eiji?" Panggilnya cukup pelan, tidak bermaksud membangunkannya.

Ketika Ash melihat jejak air mata yang telah mengering di wajah Eiji, Ash mencoba mengingat kejadian kemarin dari pagi sampai malam. Dia menarik dirinya hingga sejajar dengan wajah Eiji, mengusap bekas air mata tersebut dengan wajah sedih. Eiji orangnya memang mudah khawatiran dan suka menyalahkan diri sendiri, Ash jadi menyesal bersikap kekanakan kemarin.

Tapi mau bagaimana lagi, Ash benar-benar tidak tahan bermain film ini lagi. Jalan cerita Banana Fish benar-benar seperti menamparnya berulang-ulang, rasanya seperti dirinya disuruh untuk menjauhi Eiji. Karena itu Ash kesal, apa mereka sebegitunya ingin dirinya jauh dari Eiji? Padahal mereka tidak salah apapun, hubungan mereka memang begitu dekat melebihi teman pada umumnya. Tapi apa yang salah? Mereka hanya saling mencintai, saling melindungi dan saling membutuhkan.

Ash menggeleng. Ini hanya film, jangan dipikirkan berlebihan. Tenanglah.

Ash jadi mengingat pelaku yang telah menusuk perut Eiji, alasannya hanya karena hal sepele seperti itu. Jika dia benar-benar mengaku sebagai fans, kenapa dia tidak mendukung sepenuhnya apa yang idolanya lakukan? Eiji sama sekali tidak salah, yang menyeretnya agar tetap di sampingnya adalah Ash sendiri. Jika tidak suka, datang saja padanya dan tusuk dirinya. Fans Eiji sampai melakukan keributan di media sosial dengan berbagai ancaman.

Meski setelah itu, fans Eiji bisa ditenangkan dengan kata-kata dari Ash. Lalu fans mereka mulai bersatu dan berakhir membuat fans klub baru yang mendukung Ash dan Eiji sepenuhnya, termasuk hubungan mereka. Karena itu yang mereka bicarakan setiap harinya adalah kedekatan Ash dan Eiji, membagikan foto mereka berdua yang entah dapat dari mana dan membagi fanart buatan.

"Ash?" Eiji membuka sedikit kelopak matanya, sebelum mengedip dan membukanya lagi lebih lebar. "Good morning." Ucapnya.

"Good morning, Eiji." Ash mencoba tersenyum, jarinya masih setia mengusap pipi Eiji. "Tidurlah lagi, ini masih terlalu pagi."

"Ash juga, kau masih lelah bukan?" Eiji menepuk-nepuk punggung Ash. "Tidak ada syuting hari ini, Produser semalam meneleponku."

"Pasti karena aku bukan?"

"Tak apa, Ash." Eiji memeluk kepala kuning pria tersebut. "Kami sudah sangat memaksamu, jadi beristirahatlah saja dulu."

"Apa karena itu kau menangis, Eiji?"

Eiji tersentak, tubuhnya tegang seketika. "Aku tidak menangis." Elaknya.

"Eiji memang tidak pintar berbohong ya." Ash tertawa kecil. "Tapi begini saja lebih baik, teruslah seperti ini Eiji."

"Iya, iya." Eiji menguap kecil, ingin kembali tidur. "Ash, apa kau lapar? Ingin kubuatkan sesuatu?"

"Tidur saja Eiji, siang nanti kau ada pemotretan 'kan? Lebih baik hari ini kita pesan makanan saja."

Eiji mengangguk-angguk sebelum menguap lagi dan berakhir tertidur kembali. Ash sendiri masih dalam posisinya, membenamkan wajahnya di dada Eiji dan menghirup aromanya yang telah begitu familiar di hidungnya.

Eiji masih dalam jangkauannya, Eiji masih bisa dipeluknya, Eiji masih perhatian padanya dan Eiji masih berbicara dengan lembut padanya. Tapi Ash takut, jika suatu hari nanti hal tersebut tak pernah terjadi lagi dalam hidupnya. Ash takut kehilangan Eiji, merasakannya saja dia tak sanggup.

My SweetheartWhere stories live. Discover now