Menyebalkan

Mulai dari awal
                                    

" CK, dasar gadis nggak tau aturan. Emang enak dimarahin didepan umum?."

Tangan Airin mengepal kuat dibuatnya disepanjang ia berjalan ketempatnya semua orang menatapnya dengan tatapan sinis dan bahkan membicarakan yang tidak-tidak. Tidak di SMA, kuliah semua orang memandangnya seorang gadis yang tidak tau aturan dan bahkan waktu SMA banyak siswi yang membullynya karena menganggap ia tidak pantas dengan kak Pandu yang memiliki kewibawaan dan disiplin.

" Sialan sih Pandu, dia buat adik gue nangis." Ujar Raffael kesal.

" Pandu melakukan hal yang tepat."

" Bukan Abang Airin lo emang." Kesal Raffael.

" Airin harus belajar apa arti penting dari sebuah disiplin. Dan pelajaran hari ini nantinya akan selalu dia ingat. Dan lo!." Tatap tajam Farrel."Jangan terlalu memanjakan dia." Ujar Farrel berlalu pergi meninggalkan Raffael.

" Perasaan yang selama ini manjain dia entah siapa? Malah gue yang kena. Sialan benar lo nyalahin gue."

Flashback off

" Udah ya Rin, jangan nangis lagi. Waktu istirahat juga mau habis. Mending kita balik sekarang dari pada kena marah lagi."

" Biarin! Marahin aja terus.",

" Udah-udah kesalnya nanti aja. Sekarang kita masuk." Sarah mendorong punggung Airin dari belakang supaya beranjak dari sana.

Pukk.

Disaat Airin dan Sarah masuk kembali kedalam gedung itu, Airin tidak sengaja bertumbukan dengan benda keras yang membuat Airin meringis sambil mengusap keningnya yang terasa sakit.

" Maaf, aku nggak seng,"ucapan Airin berhenti begitu saja saat mendongakkan kepala, ternyata yang ia tabrak itu adalah Pandu.

" Kalau jalan jangan menunduk,"ujar Pandu.

" Lain kali hati-hati ya," ujar gadis yang seingat Airin bernama Alista.

" Iya kak, maa."

Belum lagi Airin melanjutkan ucapannya, Pandu terlebih dahulu pergi begitu saja. Sakit? Jangan ditanya lagi, namun rasa sakit itu lebih mendominasi ketika melihat kebersamaan pacarnya sendiri dengan gadis lain.

"Udah wajahnya jangan ditengkuk gitu. Lagian Airin kan udah biasa lihat kak Pandu jalan sama sekretarisnya. Buktinya sampai sekarang, kak Pandu tetap setia kan?"

" Tapi entah kenapa rasanya kali ini beda Sar."

" Itu asumsi kamu saja, ayok masuk."

Airin mengangguk paham.

Sesuai dengan ucapan Pandu tadi, mereka akan bertemu didekat danau setelah Ospek. Sebenarnya Airin berniat langsung pulang saja, tapi ketika ia baru saja beranjak keluar dari balairung, satu pesan masuk ke via WhatsApp miliknya.  Dan itu berasal dari Pandu.

Dan lagi-lagi seperti biasanya ia harus menunggu pria itu karena harus mengurus beberapa hal. Ya Airin sudah pasrah dengan situasi yang seperti ini dan sudah paham urusan apa itu. Tapi untuk sekarang Airin tidak mempermasalahkan akan hal itu, karena duduk ditepi danau seperti ini sungguh menenangkan hatinya, terlebih lagi suara musik dengan earphone yang terpasang ditelinganya. Menyenangkan bukan?.

Tanpa Airin sadari kalau ada seorang pria yang sekarang sudah berdiri didepannya dengan menatap teduh gadisnya yang sekarang sedang memejamkan mata. Namun sedikit merutuki gadis ini, karena siapa saja kalau ada pria lain yang melihat gadisnya sedang seperti ini terlebih dahulu. Bisa dipastikan pria itu akan terpana dengan wajah yang tenang ini.

PACARKU PRESIDEN MAHASISWA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang