Klise yang menakjubkan

110 6 0
                                    

11 April 2010

“akhirnya sampai juga aku dirumah” Aku langsung beranjak pergi masuk ke kamarku, disana aku masih meletakkan sebuah foto bingkai aku disaat masih kecil dan kakekku yang sedang menggendong aku.

”kakek..”, aku bergumam didalam hati seakan menatap bingkai foto di hadapanku.”Aku rindu kakek”, isakku dan tanpa sadar ku meneteskan air mataku membasahi pipiku. Setelah itu aku langsung rebahan sejenak dan tak lama ku berdiri, dan membuka tas untuk mengambil laptopku. Pada akhirnya aku mencari tahu sejarah tentang lagu Indonesia Raya dari pencarian dari internet dan aku langsung membacanya. Aku menemukan fakta bahwa awalnya lagu Indonesia Raya disebar melalui piringan hitam yang diputar di Radio Republik Indonesia. Aku scroll laptopku kebawah dan aku menemukan bahwa ada nama Yo Kim Tjan lalu aku membuka tab baru di laptopku untuk mencari nama Yo Kim Tjan, alhasil aku baru mengetahui bahwasannya beliau adalah orang yang pertama kali merekam piringan hitam Indonesia Raya tersebut. “Menarik sekali.. mungkin bagus juga kalau aku membuat judul tentang ini..”hatiku penuh kegirangan. Viva La Vida lagu membuat terlelap malam ini. 

12 April 2010

Hari ini aku sangat mendebarkan, rasanya jantung tuh pengen copot, ditaro di tas, atau di umpetin dimana kek gitu, harus banget hari ini tiba, dimana aku harus ketemu ‘lagi’ dengan dospem killer itu. 

Aku mulai melangkahkan kaki kedepan pintu ruangan pak Toto. Aku sempat modar – mandir memastikan ketemu atau enggaknya dengan cara menghitungkan kancing kemeja flanelku, masuk..jangan..masuk..janggaaaan.

“Eheemm..”suara batuk dari pak Toto.

”Eh, pak Toto, aku kira siapa pak”

“Kamu kira siapa?! Kamu kira saya hantu?!” 

“Eh, maaf pak maaf bukan maksud saya pak” dengan gelagapan Vanya kebingungan sekaligus kaget dengan adanya pak Toto keluar dari ruangan tiba-tiba. 

“Bagaimana Vanya, kamu sudah ada bahan skripsi yang baru? Pastikan bahwa nantinya bukan hasil dari kamu nge-warnet lagi!” seru pak Toto. 

“Saya yakin akan memulainya dengan bahan skripsi yang belum pernah dibuat mahasiswa/i lainya dan saya akan mengulas tentang piringan hitam lagu Indonesia Raya pak.” “memangnya kenapa dengan piringan hitam tersebut?” tanya pak Toto 

“Sepertinya belum banyak anak bangsa yang mengetahui makna perjuangan lagu Indonesia Raya pak, bapak bisa bayangkan bahwa itu sebenarnya termasuk dalam salah satu bagian yang besar bagi sejarah Indonesia yang sudah mulai terlupakan. Hmm..contoh sederhananya seperti ini pak, saya lihat dari status facebook bapak, pekan kemarin pergi bersama keluarga untuk pergi ke Jakarta, jauh-jauh ke sana biar bisa nonton bareng di stadion SUGBK. Sebelum pertandingan di mulai pasti akan di putar lagu national anthem, dari masing – masing negara. Salah satunya akan di putar lagu kebanggaan bangsa lagu Indonesia Raya. Nah yang Vanya mau tanyakan ke bapak dengan atmosfir segitu banyaknya penonton yang berada di dalam stadion apa yang bapak rasakan?” 

“Ya, jujur saya tertegun, merinding dan bisa menyanyikan bareng lagu kebangsaan negara kita tersebut.” 

“Nah yang jadi pertanyaan dari saya, dari mana kamu tahu kalau benda tersebut memiliki nilai perjuangan yang sangat berarti didalamnya?” 

“Sebelum aku memulai untuk memutuskan mengambil bahan skripsi ini, aku penasaran bahwa fakta yang sebenarnya tentang dimana keberadaan piringan hitam Indonesia Raya, karena menurut yang diberitakan ada dua versi masterpiece yang  dibuat.

Versi keroncong yang saat ini berada di museum Heritage, Tangerang, Banten. Dan versi kedua yang diberitakan media internet maupun cetak yaitu hilang di tangan anak bangsanya sendiri. 

“Baik saya paham sampai sini, kalau begitu bahan yang akan kamu buat itu, segera diberikan dalam waktu dan tempo yang sesingkat-singkatnya yaitu dua minggu ke depan sudah selesai, Apakah kamu sanggup Vanya?” “dalam dua minggu pak? Baik saya akan menyelesaikan bahan skripsi saya. Tandas Vanya kepada pak Toto.

“Alhamdulillah, lega banget gw bisa laluin hari ini, by the way, pada kemana tuh ya geng cuplis, gw musti kabarin Dea cs nih. Vanya mengeluarkan handphone dari sakunya.

“Nyeeet dimana kalian, meet up yuk!”. 

“ngapain lo Nya?” tegur Nia. 

“lah kalian pada disini?!”

“sejak kapan?” tanya Vanya 

“sejak negara api menyerang” jawab Irfan hahaha..mereka tertawa bareng. 

“Kita semua tuh udah ngikutin lo Nya dari sebelum lo masuk ruangan pak Toto.” Tambah Dea. “Memang deh kalian the best banget!” seru Vanya. Berpelukaaaaann..

“Eh, Irvan gak boleh ikutan ya” ledek Nia. 

“dasar pada jahat lu semua ”

“Eh Nya, gimana bahan skripsi lo di terima gak sama si pak Toto?” tanya Irfan penasaran.

“Hmm..keterima gak ya? Keterima dong.” 

“VANYA AZHELLA SAFITRI?!” Teriak mereka berbarengan.

”iya, tapi kan baru judul dan bahannya aja, belum hasil akhirnya. “iya gak apa – apa semangat yah Vanya!!!

“Eh tapi kan, kita gak tahu judul dan bahan yang skripsi Vanya buat?” ucap Nia. “Oia ya bener juga si Nia” sambung Dea. 

“Lalu judul dan bahannya apa Nya” 

“Aku akan mengangkat bahan dan judul tentang piringan hitam Indonesia Raya versi biola, masterpiece-nya.

“Kok pada bengong?” 

“Eh, maaf Nya, kita bukannya bengong tapi kita tuh terdiam” jawab Irfan dengan muka sok lugunya. 

“haduh, sama aja dong borokokok” sini Nia.

“jadi kalian baru pada denger ya?“.

“Iya soalnya asing ditelinga” ujar Dea. 

“ya semoga aja aku dipermudah untuk bahan skripsiku ini, aku juga belum tahu, mau memulainya dari mana? Tapi entah kenapa, aku pe-de aja buat mengangkat tema yang aku ambil ini,”ujar Vanya. 

Sambil mereka berpelukan, mereka mendukung penuh langkah yang aku ambil ini, memberi semangat dan tambahan moral, karena di masa-masa seperti ini lah yang memang aku butuhkan, terimakasih banyak buat geng cuplis, kalian memang best friend forever!!

Malam ini serasa berbeda, akhirnya aku mendapatkan judul dari skripsiku. Malam ini aku bisa sedikit bersantai sambil mendengarkan musik coldplay sebagai pengantar tidurku setiap malam. Tiba-tiba blackberryku berbunyi terlintas di layar nama Gara, padahal aku sedang malas dengannya. Tapi kucoba angkat panggilan darinya. “Iya Gar ada apa?” Tanyaku. Ingin aku bercerita tentang hasil skripsiku namun lagi-lagi ia selalu bercerita tentang kegiatan basketnya. Setelah 30 menit usai akhirnya kami menyudahi pembicaraan membosankan ini. Moodku menjadi turun lagi, ku ambil laptopku lagi untuk kembali mencari informasi sejarah lagu Indonesia Raya. Setelahku coba browsing, ternyata lagu Indonesia Raya di buat pada saat W.R Soepratman di Bandung. Gotcha aku menemukan alamatnya. Besok aku akan mendatangi tempat itu, setelah aku menyimpan alamatnya di note blackberryku. Akhirnya aku menuju tempat peraduanku untuk menutup hari dengan istirahat. 

13 April 2010

Pagi harinya, aku sempatkan waktu untuk menjaga staminaku aku berlari lari kecil, membakar semua kalori dalam tubuh di iringi sejuknya udara pagi di kota Bandung, aku rasa perlu refreshing sejenak, tak terasa aku melihat jam, pagi menjelang siang lalu aku mempersiapkan semua bekal untuk perjalananku menuju tempat WR Soepratman. 

Suatu klise yang menakjubkan disaat orang lain menganggap sudah cukup tetapi tersimpan kata suatu makna sejarah yang terlupakan.


 

I Found YouWhere stories live. Discover now