Bagian Mimpi

12 0 0
                                    

Hello,,,, masih saja kata sapa itu yang semalam hadir menyapaku. Semalam, saat rasa penat kehilangan itu kembali menjengukku, ku terkapar lemah tak berdaya di ranjang kusut keputus asaanku. dinyanyikan oleh rangkaian nada pilu sakit hati ku terlelap tanpa ku sadari. entah sudah berapa lama aku terlelap, disaat samar-samar suara itu kembali mengetuk gendang telingaku. "Hello,,". 

disaat itupun juga bibirku tak sengaja tersenyum. lalu ku jawab dengan kata seperti biasanya. hatiku tak sabar sekali. ia bergembira terlalu cepat.  jantungku pun tak kalah bodohnya, ia berdetak kembali dengan cepat. saat ku berharap ia melemah setelah kepergianmu. 

samar-samar ku mendekat dan menghampiri arah asal suara itu. duhai... sosokmu begitu nyata bagiku. berbinar mataku memandang wajahmu yang masih saja tak berubah, bibirmu yang indahmu itu, juga matamu yang bulat itu seakan nyata adanya tersenyum dan menatap penuh kasih kepadaku.

bukan kepalang bahaginya ku rasakan, bukan main senangnya diriku ini. ku genggam lagi tanganmu erat-erat. lalu ku ajak kau berlarian di taman harapan yang dulunya bunga dan tanaman lainnya kita pupuk bersama. hingga pada akhirnya semua jenis tanaman harapan itu kau patahkan adanya. kau hanya tersenyum kala itu, tapi tak apa. yang penting ku bahagia bisa bertemu denganmu lagi. setelah puas berkeliling mengunjungi semua tempat yang pernah kita susuri dahulu. berbaringlah kita rasanya di bawah pohon besar yang tumbuh di taman harapan ini. saat pandanganmu terfokus di langit biru, aku malah tetap saja sama seperti dahulunya saat pertama kali bertemu. terfokus pada wajahmu.

setelah matamu puas memandangi langit biru itu, barulah matamu menatap ke arah ku. lalu kaupun tersenyum. namun malangnya diriku setelah itu, semua keindahan itu tiba-tiba hilang begitu saja. saat kilauan matahari telah terlalu panas memapari tubuhku. siaal... kutukku. ternyata mimpi telah mempermainkanku. saat mataku perlahan terbuka, detik itupun juga sakit kehilanganmu semakin dalam menyiksa. duhai.. lihatlah bagaimana aku dipermainkan dalam rasa dan putus asa.

Sajak Secangkir KopiWhere stories live. Discover now