"Kita bicarakan nanti di apartemen." jawab Yoongi berbisik juga.

Mereka kemudian berjalan beriringan, Yoongi dan Leera di depan sedangkan Hyossang dan Namjoon di belakang.

"Jadi Joon, bagaimana?" Celetuk Yoongi.

"Apanya hyung?" Jawab Namjoon bingung.

"Apakah Hyossang sudah menerima lamaranmu? Kapan kita makan-makan untuk merayakannya?" Kata Yoongi tanpa dosa yang langsung disusul reaksi kaget dan malu dari Namjoon dan Hyossang.

"Hyossang belum menjawabnya hyung." Namjoon mencoba bersikap santai.

"Yaa Hyossang-ssi, cepat jawablah, adik kecilku ini tidak bisa menunggu terlalu lama!" Yoongi tersenyum lebar.

Kini pandangan mereka bertiga tertuju pada Hyossang, sementara Hyossang hanya tersipu dengan wajah merah padam karena malu, ia paksakan untuk tersenyum.

"Ayo jawablah Hyossang-ssi! Jangan hanya tersenyum!" kali ini Yoongi benar-benar memaksa.

"Sudah-sudah hyung, jangan paksa dia, biarkan dia memikirkan dengan baik jawaban apa yang akan dia berikan." Namjoon meletakkan tangannya di pundak Hyossang, dan tersenyum padanya.

Tiba-tiba dari kejauhan tampak sosok yang Hyossang temui di toko vintage tadi, ia sedang mengantri sesuatu, nampaknya Yoongi dan Namjoon juga menyadari keberadaan laki-laki itu.

"Joon-ah, kau lihat bocah itu." kata Yoongi yang mulai emosi.

"Iya hyung, sudahlah, ayo kita pergi, aku tak ingin berurusan dengan dia, menyebalkan sekali harus bertemu dia secara langsung." suara Namjoon terdengar kesal, menyadari hal itu, Hyossang menarik tangan Namjoon mengajaknya pergi yang kemudian disusul Leera dan Yoongi.

Kini mereka telah berada di taman dekat apartemen, sejujurnya Hyossang punya segudang pertanyaan tentang laki-laki tadi, namun melihat Namjoon yang kesal ia urungkan niatnya untuk bertanya.

Namjoon duduk di sebelah Hyossang, ia berusaha mengatur nafasnya yang agak sesak karena menahan emosi, Hyossang hanya bisa memandangi Namjoon, tiba-tiba Namjoon menaikkan kedua kakinya ke bangku taman dan di posisikan kepalanya di pangkuan Hyossang, adegan ini sukses membuat Hyossang terpaku. Leera dan Yoongi yang menyaksikan adegan itu hanya tersenyum dan beringsut menjauh, menyadari gerakan Leera dan Yoongi, Hyossang menaikkan kedua alisnya dan Yoongi memberi kode bahwa mereka akan pergi.

"Kau ingin menanyakan sesuatu Hyossang-ssi?" Namjoon mengatakan itu sambil menutup mata.

"Ahh, umm, adasih yang ingin kutanyakan." Takut-takut Hyossang mengatakan itu.

"Tanyakanlah!" Namjoon masih dengan posisinya.

"Tadi itu siapa? Kenapa oppa kelihatan kesal sekali ketika melihat dia?" Hyossang akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.

"Bocah tadi? Itu Kim Taehyung, putra Kim Ji Suk, rival papa di pemilihan presiden tahun depan, sebenarnya aku tidak ada masalah dengan dia, namun saat aku tau dia putra Kim Ji Suk dan dia jadi dalang di balik penyerangan kandidat no. 3 tuan Jo In Sung, aku benar-benar tidak suka padanya, ditambah lagi dia itu mafia." Suara Namjoon terdengar kesal lagi.

"Penyerangan? Bisa ceritakan detilnya?" Tanya Hyossang yang penasaran.

"Awal tahun 2013 lalu tuan Jo in Sung mengumumkan kalau dia akan maju sebagai kandidat presiden, dua bulan setelahnya tuan Kim Ji Suk ayah Kim Taehyung juga mengumumkan pengajuan dirinya, hampir semua orang tau watak ambisius dan kejam dari tuan Kim Ji Suk, jadi akan sulit baginya untuk memperoleh banyak suara dalam pemilu karena image itu, jadi jalan satu-satunya ia harus membuat rivalnya mundur dan menjadikan dirinya satu-satunya calon agar ia bisa jadi presiden. Setelahnya di bulan Mei papa mengumumkan pencalonan dirinya. Awalnya semua berjalan baik, sampai di bulan Agustus, tersiar kabar kalau tuan Jo In Sung mundur dari pencalonan, katanya ia merasa belum pantas untuk jadi presiden Korea, namun menurut kabar dari orang-orang kepercayaan papa, kediaman keluarga tuan Jo In Sung telah diserang, tuan Jo In Sung di paksa mundur dari pencalonan, jika tidak, tuan Kim Ji Suk akan menghancurkan hidup tuan Jo In Sung, dan si bocah bernama Kim Taehyung itu yang mengerahkan anak buahnya untuk menyerang keluarga tuan Jo In Sung." Namjoon menjelaskan panjang lebar.

"Apakah media tidak tau soal hal itu? Dan soal anaknya yang seorang mafia? Bagaimana mungkin media tidak membahas hal itu?" Hyossang semakin penasaran.

"Dulu media terkenal sekelas Reportpatch pernah mengunggah artikel yang mengatakan bahwa putra tuan Kim Ji Suk tertangkap di bandara Narita Jepang karena terlibat perjudian dengan mafia-mafia besar, namun bisa kau tebak apa yang terjadi beberapa jam setelah artikel itu diunggah? Media Reportpatch mendapat serangan dan ancaman sehingga mereka segera menghapus artikel itu, dan setelahnya tak ada lagi yang berani membahas tentang keluarga tuan Kim Ji Suk, jangan tanyakan soal polisi atau pengadilan, bahkan tuan Kim Ji Suk punya cukup uang untuk sekedar membungkam pejabat-pejabat itu." Sambung Namjoon.

"Lalu kalau begitu kenapa papa tetap bersikukuh untuk mencalonkan diri?" Pikiran Hyossang beralih ke keselamatan keluarga Namjoon.

"Pertama, papa tidak rela kalau negara jatuh ke tangan orang seperti Kim Ji Suk, kedua kami punya orang-orang kepercayaan yang bisa diandalkan kalau-kalau Kim Ji Suk mulai melakukan hal-hal diluar nalar, ketiga, papa bercita-cita membersihkan pemerintahan dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan mudah disuap." kata Namjoon dengan yakin dan bangga.

"Ahh jadi begitu, ...." Hyossang tak melanjutkan kata-katanya.

"Hyossang-ssi!" panggil Namjoon dan saat Hyossang menghadap ke arah Namjoon yang masih berada di pangkuannya, tangan Namjoon dengan cepat meraih leher Hyossang yang membuatnya merunduk dan bibir mereka bertemu.

Setelah adegan itu, Hyossang kembali terdiam, wajahnya terasa hangat dan Hyossang tau kini wajahnya sudah memerah. Hyossang mengatur nafasnya, berusaha bersikap biasa saja, namun tanpa sadar laki-laki yang masih berada di pangkuannya sedang tersenyum melihat tingkah Hyossang,
"Kau masih punya hutang Jung ahgassi!" kata Namjoon, yang kini telah bangkit dari posisinya dan duduk sejajar dengan Hyossang.

"Hutang? Hutang apa oppa?" Sikap polos Hyossang membuat Namjoon tersenyum.

"Jadi aku diterima atau tidak?" Namjoon menatap Hyossang serius, namun Hyossang tak berani membalas tatapan Namjoon.

"Menurutmu?" Kini Hyossang membalas tatapan Namjoon.

"Ok, nyonya Kim Hyossang" Celetuk Namjoon.

"Hei, jangan kau rubah namaku seenak hatimu, kita belum menikah!" Hyossang pura-pura marah.

"Aku akan segera menikahimu." Ucap Namjoon penuh kesungguhan, Hyossang tidak menjawab, ia beranjak dari tempat duduknya hendak kabur, namun lagi-lagi Namjoon berhasil menarik tangannya dan mereka kini berjarak sangat dekat, Namjoon memandang lekat mata Hyossang, dengan tangan berada di pinggang Hyossang, keduanya tersenyum, Hyossang lantas membenamkan wajahnya di pelukan Namjoon, tangan Namjoon mengelus rambut Hyossang, sungguh indahnya matahari tenggelam menambah manis suasana di sore itu.

SUE IT! [BTS RM] ✔Where stories live. Discover now