00. Keputusan

3.8K 248 27
                                    

Jadi aku harap kalian suka, juga vote dan komen. Inget follow ya 😆😆

.

.

.

.

.





12 March 2025

Era global telah berubah, membawa dampak yang sangat pesat. Tingkat kepedulian dan rasa empati yang mulai menurun juga perkembangan manusia yang semakin melejit tinggi.

Tingkat kesejahteraan dan tingkat kemakmuran sepertinya tidak perlu kita bahas, bahkan jumlah pendapatan yang bahkan sulit kita hitung dengan jari. Intinya seluruh dunia telah berubah, baik manusia serta isinya, membawa dampak dan perubahan yang sangat terasa.

Di dalam sebuah kampus Vaskosky, para mahasiswa maupun mahasiswi nampaknya tengah mendengarkan seorang profesor tampan yang tengah menjelaskan sesuatu di depan sana.

"Durasi nampak akan selalu lebih kecil ketimbang durasi kasat mata." Pria tampan itu tengah menjelaskan di depan mimbar, membicarakan suatu pokok materi yang tengah ia diskusikan dengan para muridnya.

"Hanya pada saat bulan purnama berkedudukan di ekliptika-lah, maka gerhana bulan bisa terjadi sehingga dalam setahun hijriyah hanya berkemungkinan terjadi 2-3 peristiwa gerhana bulan saja." Tutup pria bernama lengkap Kim Taehyung itu.

Suara tepuk tangan terdengar beberapa saat sebagai sebuah apresiasi yang ia dapatkan dari berbagai sumber, pria tampan itu segera membereskan perlengkapannya kemudian beranjak dari sana.

Melewati beberapa mahasiswi yang menyerukan namanya, ia tidak peduli tentu saja. Faktor kemajuan globalisasi membuatnya menjadi individualis, juga egoisme di dalam tubuhnya menguar dan tampak di hadapan semua orang.

Tapi tak ada yang peduli, wajah tampannya seolah mengalahkan semua sifat buruknya. Kalau bisa dibilang, ia adalah orang yang tamak.

Pria itu terus melangkahkan kakinya melewati koridor kampus, tangan kanannya membawa sebuah hologram laptop yang bahkan terasa sangat ringan. Tipis juga tak berbobot berat seperti yang kita miliki saat ini, namun seluruh materi yang ada telah tercangkup di dalamnya.

Taehyung menatap seorang mahasiswa yang menghadang jalannya, menatapnya tanpa berniat menyuarakan apa isi hatinya juga kemauannya.
"Kenapa?" Tanya Taehyung singkat, matanya memindai mahasiswa yang terus menerus menatapnya.

"Prof, apa aku boleh menanyakan sesuatu?" Pemuda itu mulai mengeluarkan suaranya, menanyakan hal yang membuatnya menghalangi jalan profesor tampan itu.

"Tidak, kelasku sudah selesai." Tukas Taehyung cepat, tidak peduli mahasiswa itu menunduk sedih mendengar ucapannya.

Pria itu bahkan berlalu setelah berkata, membuat pemuda itu mengejarnya dan menghadangnya lagi.

"Tunggu! Prof. Kim bisakah kita berbicara?"









***






Sebenarnya pria itu malas, ia ingin tidur dan kembali ke alam mimpi. Hanya saja kini ia terjebak dengan salah satu muridnya, dari wajahnya pemuda di hadapannya seperti siswa Senior high school yang berada di tingkat pertama.

"Berapa usiamu?" Itu adalah pertanyaan pertama yang Taehyung tanyakan, keduanya berada di salah satu kedai yang cukup elegan.

Kedai yang memiliki banyak ruangan, di setiap ruangan berukuran 3 × 4 itu merupakan tempat dimana para pengunjung dapat menyisihkan waktunya yang berharga untuk bersantai.

Tanaman hidroponik yang cantik menghiasi dinding yang berwarna hijau tosca. Juga udara yang terus berganti dari salah satu air conditioner. Alat itu terbilang kecil ukurannya, kira-kira seperti botol mineral yang memiliki sejuta kegunaan.

Bukan hanya memberikan udara dingin seperti yang biasa kita ketahui, tetapi juga kita dapat mengatur suhu tempreatur sesuai yang kita inginkan.Mengeluarkan udara berbentuk O2 dan mengambil CO2 terus menerus secara berkala.

"

15 tahun." Taehyung mengangguk, pantas wajah pemuda itu terlalu muda untuk dikatakan sebagai mahasiswa semester 3.

"Namamu?" Taehyung memutar bola matanya malas saat pemuda di hadapannya hanya tersenyum, memamerkan gigi kelincinya dan beranjak bangun dari duduknya.

Membungkuk hormat padanya kemudian menatap kedua netranya.
"Jeon Jungkook imnida..." salam pemuda itu membuat Taehyung menghembuskan napasnya, menatap pemuda yang kembali duduk dengan tenang.

"Sekarang bicara." Perintah Taehyung tidak sabaran, membuat pemuda itu berdehem, mengatur napasnya yang sedikit gugup.

"Aku bukan manusia seperti kalian..." cicit Jungkook membuat Taehyung terdiam, menunggu kelanjutan kata muridnya itu.

Mungkin bila orang lain yang mendengar akan menganggap bahwa ucapan pemuda itu hanya omong kosong. Tapi kenyataannya ia adalah Kim Taehyung, pria yang selalu menganggap bahwa hal yang diluar nalar sebenarnya ada.

"A-aku tersesat, bolehkah aku meminta bantuanmu?" Tanya Jungkook membuat Taehyung menyenderkan punggungnya, kembali menyesap minuman berwarna bening itu agar membasahi tenggorokkannya.

Rasa cokelat yang manis tapi tidak terlalu berlebihan membuat pria itu kembali rileks, tangannya menatap jam hologram miliknya.
Men-settingnya kemudian kembali menatap Jungkook, matanya meneliti pemuda di hadapannya dengan teliti.

"Kenapa kau mengatakan hal ini padaku?" Begitu dingin seolah tak ingin berhadapan dengan siapapun, membuat pemuda itu menunduk.

"Ka...karena aku....aku." ucapan Jungkook terhenti saat pria itu mengangkat tangannya, seolah menyuruhnya untuk menghentikan ucapannya yang diluar nalar.

"Sebaiknya kau pergi ke Starmurk. Disana pusat penelitian terbesar, kau akan menemukan jawabannya." Potong Taehyung membuat Jungkook menunduk.

Pria itu segera pergi dari sana, namun langkahnya terhenti saat pemuda itu berteriak lantang padanya.
"LIHATLAH! Aku akan menerima percobaan penelitianmu; asal kau membantuku!" Teriak pemuda itu membuat Taehyung menyeringai.

Menoleh dan melangkahkan kakinya mendekati Jungkook yang kini berdiri seolah menantangnya.
"Oh ya? Lalu apa keuntungannya bagiku dan apa keuntungannya bagimu?" Tanya Taehyung sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya, mengangkat dagunya angkuh.

"Aku akan menjadi kelinci percobaanmu." Ucap Jungkook menatap kedua manik Taehyung yang menatapnya tajam.

Taehyung tersenyum miring saat melihat jakun pemuda itu menelan salivanya kasar, matanya beralih menatap tangan pemuda itu yang gemetar. Taehyung itu penggila eksperimen, pria itu sangat menyukai percobaan.
"Yakin? Aku rasa kau terlalu pengecut."

"Karena kau, adalah objek penelitianku yang ke 87." Tukas Taehyung membuat pemuda itu tersentak ke belakang, kedua mata bulat itu membola mendengar pertanyaan gila di hadapannya.

"Jadi, apa kau masih yakin ingin menjadi kelinci percobaanku, Jeon Jungkook?"






















Terima kasih^^

Vote dan komen yakk

Ini aku revisi ya...

ELCYONEWhere stories live. Discover now