Yonghwa mengangguk lesu, berucap. "Baiklah, aku juga ingin menyantap ramen siang ini" ujar Yonghwa santai tersenyum menatap Shinhye.

"Tidak baik jika terus-terusan menyantap ramen, Yong. Mungkin sebaiknya bibi pesankan hidangan yang paling enak disini dan paling mahal tentunya"

"Jika bibi mengatakan tidak baik menyantap ramen terus menerus, lalu kenapa bibi memesankan ramen untuk istriku? Bibi tahu kan saat ini kesehatan Shinhye sedang menurun, penyakit asam lambungnya sedang kambuh, bibi sengaja ingin membuat istriku tambah sakit?"

"Apa yang kau katakan, Yong-ah? Bibi tidak pernah berpikiran seperti itu"

"Ck, aku tidak begitu yakin. Jika bibi ingin memperlakukanku dengan baik, maka perlakukan Shinhye dengan baik juga. Shinhye istriku bibi, aku sangat tidak menyukai jika ada orang yang mencoba untuk menyak.."

"Yonghwa-ya, aku tidak apa-apa.." suara Shinhye menyela ucapan Yonghwa. Gadis itu kini sudah memberikan usapan halus di bahu Yonghwa. Kepalanya mengangguk, lantas menggeleng berisyarat supaya Yonghwa tidak lagi melanjutkan kalimatnya.

"Eoh, arrasseo.." ujar Yonghwa lemah.

"Bibi Hana tolong maafkan ucapan Yonghwa tadi. Mungkin Yonghwa hanya kelela.."

"Ya, aku mengerti. Mungkin suasana hati Yonghwa sedang tidak baik. Meski begitu kita harus tetap melanjutkan makan siang kita. Baiklah, untuk hidangannya biar bibi yang pilihkan untuk kalian"

Jung Hana memesankan beberapa menu yang di serahkannya pada pelayan restaurant. Setelah di catatnya semua menu, pelayan itu undur diri untuk mempersiapkan hidangannya. Hana hanya tersenyum simpul ketika pelayan itu pergi setelah membungkukan badannya terlebih dulu. Tatapannya beralih memandang Yonghwa yang masih menatapnya dengan pandangan yang sulit di artikan. Sedangkan, Shinhye wanita itu tersenyum ke arahnya meski di balas tatapan sinis oleh Hana.

"Tunggu sebentar eoh, hidangannya sedang mereka siapkan untuk kita"

"Mengapa bibi begitu banyak memesan makanan? Bibi tahu bukan kita hanya bertiga saja disini, tidak mungkin jika aku harus menghabiskan semuanya"

Mendengar ucapan Yonghwa membuat gurat kebahagiaan di wajah Hana semakin terpancar. "Kau tenang saja. Kita masih memiliki seseorang yang sebentar lagi mungkin akan segera tiba disini" Yonghwa menatap sinis. "Seseorang? Siapa dia?"

"Anyeong bibi Hana. Mian, aku terlambat datang, pasti kalian sudah lama menungguku. Mianhae.."

Semua mata terpaku ketika melihat kedatangan seorang wanita cantik berambut panjang dengan setelan gaunnya yang modis di tubuhnya. Gadis itu datang menghampiri bibi Hana sembari memberikan pelukan hangat.

"Akhirnya kau datang juga, Sayang. Gwaenchana, justru bibi sangat menantikan kedatangnmu. Silahkan duduk, kau pasti lelah kan?"

"Gomawo bibi" tukasnya saat Jung Hana menarik sebuah kursi untuknya.

Rupanya perhatian Hana terhadap wanita itu tak luput mengundang rasa iri di hati Shinhye. Sikap Hana sangat berbanding terbalik ketika memperlakukannya sendiri, dengan Shinhye ia selalu bersikap seolah tidak peduli dan kasar, beranggapan jika Shinhye tidak ada di hadapannya. Namun, sebaliknya dengan wanita itu sikap Hana justru terkesan sangat ramah dan perhatian, menunjukan rasa kasih sayangnya pada wanita itu.

Be Loyal With MeWhere stories live. Discover now