#33 Perubahan

56 9 0
                                    

Hari senin pun telah tiba, Kia yang sudah memakai seragam putih abu-abunya lengkap dengan dasinya berangkat menuju sekolah.

Hari ini ia berangkat sendiri menggunakan mobil alfa, karena alfa pergi mewakili sekolah untuk pertandingan bulu tangkis.

Mobil biru itu pun terparkir di halaman sekolah.

Banyak pria yang melihat Kia dengan terpersona.

Yah pesona gadis itu membuat siapa pun bisa jatuh cinta.

Ia menuju kelasnya.

Dan melihat Yuli.

Kia tersenyum, karena bagaimananpun juga Yuli adalah saudara tirinya.

Ia telah ikhlas dan memaafkan kesalahan Yuli.

Yuli yang melihat Kia hanya terdiam, ada perasaan bersalah dalam diri gadis itu.

Tanpa Kia tahu Hanaf telah menjelaskan semua pada Yuli.

Dan tanpa Kia tahu Mama Kia telah menemui Mama Yuli untuk menebus semua kesalahannya.

"Pagi yul," sapa kia.

Yuli hanya terdiam.

"Kenapa sih anak ini tetap baik sama gue," batin Yuli.

Kia yang melihat ke arah Kursi Edho hanya terdiam.

"Kok dia belum muncul sih," ujar Kia.

Ia juga melihat bangku kosong di tempat duduk Hanaf.

"Hmm iya dia masih di hukum," batin Kia
Ia berjanji akan menyerahkan semua catatannya untuk Hanaf agar ia bisa mengejar ketinggalannya.

Sepuluh menit kemudian muncul sosok yang membuat seisi ruang kelas terkejut.

Edho dengan penampilannya yang berubah membut semua mata adik-adik kelas dan seisi sekolah tertuju padanya.

Kulitnya yang putih semulus kulit bayi, bibirnya yang merah merona, matanya yang terlihat lebih besar karena memakai soflens dan rambutnya yang sudah ditata bak pemain korea "lee jong suk" membuat hati semua wanita meleleh.

"Gila lo cakep banget bro," ujar Rizki yang menepuk pundak Edho.

"Kalau lo daftar jadi model, langsung keterima," ujar Rizki yang tidak menyangka sahabatnya berubah hanya dalam waktu dua hari.

Edho yang tidak terbiasa ditatap gadis-gadis hanya menunduk.

Kia yang melihat edho hanya tersenyum ke arah edho.

"Semangat," ujar Kia.

*****

Jam istirahat Kia pergi ke kursi Yuli.

"Yul gue minta maaf banget sama lo," ujar Kia.

"Gue tau permintaan maaf gue gak akan bisa ngembaliin kebahagiaan lo dan keluarga lo, tapi gue tulus gue minta maaf sama lo. Gue udah anggap lo jadi saudara perempuan gue," ujar Kia.

Yuli yang mendengar perkataan kia memeluk gadis itu.

"Lo gak salah, maafin gue," ujar Yuli tulus.

Kedua gadis itu menangis berpelukn dalam kelas itu yang sudah sepi.

Edho yang tidak sengaja melihat dari jendela tersenyum.

"Allhamdulillah," batinnya.

Kia larasati fortunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang