#30 Kisah Mama

75 6 0
                                    

****
Jam menunjukkan pukul 21.00 di kamar gadis itu.

Han yang telah pulang sejam pukul 19.00 tadi meninggalkan sebuket bunga beserta surat tertutup amplop pink dalam bunga itu.

Pemuda itu berpesan jika Kia boleh membuka surat itu ketika ia sudah pulang.

Tapi sampai jam 21.00 gadis itu belum membuka surat itu.

Ia masih memikirkan masalahnya dengan Yuli.

Ia masih shock dengan perkataan Yuli jika mamanya jadi perusak keluarga Yuli.

Ia lalu mencari foto yang diberikan Yuli itu dalam tasnya berwarna biru.

"Hmm, gue harus hubungin mama," ujar Kia.

Ia lalu mencari kontak sebuah nomor hp yang sudah lama tidak di hubungi.

Kia deg-degan menelpon mamanya berharap apa yang disampaikan Yuli tidak benar.

Setelah beberapa lama kemudian akhirnya telpon itu tersambung.

"Hallo Assalammualaikum," jawab penerima telpon di seberang

"Hallo, waalaikumsalam ma," ujar Kia.

"Kia anak mama, tumben telpon mama," ujar mama.

"Mama sehat?," tanya Kia

"Sehat nak, ada apa nak?," tanya mama.

"Ma, kia mau nanyak," ujar Kia deg-degan.

"Kenapa nak?," tanya wanita itu.

Setelah beberapa lama terdiam akhirnya Kia memberanikan diri bertanya.

"Mama jujur ya, apakah benar mama ngerebut om Faris dari keluarganya?," tanya Kia polos.

Wanita ujung telpon itu kaget mendengar telpon dari anaknya yang sudah beberapa bulan tidak menelpon kemudian tiba-tiba menanyakan hal tersebut.

"Kamu denger gosip darimana?," tanya mamanya kaget.

"Mama jawab aja yang jujur," jawab Kia.

Wanita itu hanya diam.

"Ma kia masih nunggu jawaban mama," jawab Kia.

"Bener gak om Faris masih punya keluarga terus mama ngerebut om Faris dari keluarganya," jawab ulang Kia.

Wanita itu hanya diam dan terdengar menangis.

"Ma jangan nangis, jawab aja pertanyaan Kia," ujar Kia yang menahan tangisannya.

Terdengar hembusan nafas panjang dari ujung telpon itu.

"Sudah saatnya ia menceritakan semuanya ke anaknya," batin Mama Kia.

"Dulu mama dan om Faris adalah pasangan kekasih sebelum om faris menikah dengan tante Shinta yang sudah menjadi mantan istri om Faris. Mama dan om Faris telah menjalani hubungan pacaran 5 tahun kemudian merencakan akan menikah, tapi kemudian karena terkendala restu orang tua," jawab mama Kia menghela nafas panjang kembali.

"Karena terkendala restu orang tua om Faris harus menuruti permintaan orang tuanya untuk menikahi tante shinta, om faris tidak mau mengikuti keinginan orang tuanya karena sudah merencanakan menikah dengan mama dan persiapan sudah kita susun," lanjut mama Kia menangis mengingat kejadian itu.

"Terus ma," ujar Kia yang berusaha menahan tangisnya.

"Tapi karena mamanya om Faris sedang dalam keadaan sakit ingin segera menikahkan om Faris dengan tante shinta, akhirnya pernikahan sederhana digelar di rumah sakit, Om Faris yang melihat ibunya sedang sakit, akhirnya mengiyakan permintaan ibunya walaupun ia tidak mencintai gadis itu. Om Faris yang masih menjadi pacar mama pada saat akad nikah sederhana  di gelar di rumah sakit dan sehari setelah akad nikah,  mama om Faris menghembuskan nafas terakhir," ujar mama Kia menangis.

"Karena masih dalam keadaan terpukul,  om faris  gak berani ngehubungin mama dan menghilang selama sebulan," ujar mama Kia menghela nafas.

"Akhirnya karena om faris tidak bisa dihubungi, dan teman-teman om faris tidak memberikan jawaban. mama terus mencari-cari om Faris dan mengetahui om faris telah menikah dengan wanita yang dijodohkan orang tuanya. Mama kaget dan sempat di bawa ke rumah sakit karena terpukul. Tanpa mendengar penjelasan om faris mama pergi meninggalkan dia pergi ke jakarta hingga akhirnya mama menikahi papamu," kata mama sambil menangis.

"Setelah menikah dengan papamu, awal pernikahan mama masih belum mencintai papamu. Kemudian kamu lahir mama mulai mencoba membuka hati kepada papamu, karena papamu adalah pemuda yang baik tapi kemudian seiring waktu papamu melakukan hal yang tidak bisa mama maafkan nak," ujar mama Kia menangis.

Kia tahu mamanya pasti terpukul dan menderita selama ini.

Kia yang mendengar juga ikut menangis, ia tahu apa yang dirasakan mamanya.

Karena mamanya adalah orang yang baik dan selalu berusaha tegar di hadapan Kia, tapi malam ini mama begitu rapuh.

massa kelam mama pasti sangat mengerikan pikir Kia.

Apalagi dulu waktu sama papa, mama sering disiksa papanya dengan perkataan kasar maupun disiksa secara fisik.

"Sudah lama mama menderita," batin Kia

"Biarlah orang berkata apa tentang mama dan papanya, biar dia yang menanggungnya," batin Kia

"Mama gak usah sedih lagi, mama bahagia ya disana, gak usah mikirin Kia. Kia baik-baik disini," ujar Kia menangis.

"Kia tau mama orang baik dan mama pasti punya alasan dari setiap yang mama lakuiin" 

"Kia sayang mama," ujar Kia menutup panggilan.

Wanita di telpon itu hanya terdiam dan menangisi apa yang telah terjadi dalam hidupnya.

"Anakku yang malang,"
"Maafkan mama yang telah membuatmu menderita selama ini, maafkan perbuatan mama sehingga kamu harus menanggung semua ini. Tidak seharusnya kamu yang menanggung perbuatan mama, padahal disaat ini harusnya kamu sedang bahagia menikmati massa remajamu, tapi kamu harus menanggung beban sebesar ini nak," ujar mama menangis terisak-isak.

Faris yang dari tadi ternyata mendengar percakapan Kia dengan mamanya, memeluk istrinya.

"Sabar, kita jalani bersama semua ini," ujar Faris.

******

Kia larasati fortunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang