12 | Sandy Back Home

561 67 221
                                    

halooo jangan lupa vote dan komentar yaa <3
follow author dulu sebelum membacaaa

btw hari ini aku uas mohon doa dan semangatnyaaa ahahaha :')

oke happy reading luvvv<333

***

"Tidak ada yang lebih dingin kecuali hilangnya raga dari sebuah pelukan."

-From Allah To Aira-

Part. 12

Pukul 3.00 dini hari Aira terbangun karena ponselnya terus menerus berdering tanpa henti.

Gadis itu dengan mata setengah terbuka meraba nakas di samping tempat tidurnya untuk mengambil benda pipih berwarna hitam itu.

Sebuah nomor tidak dikenal.

Sejenak Aira mengumpulkan kesadarannya. Sembari berfikir hati-hati siapakah manusia dengan nomor baru menghubunginya sedini hari begini.

Akhirnya, setelah merasa kesadarannya pulih Aira memutuskan untuk mengangkat panggilan tidak dikenal itu.

Aira terdiam hingga beberapa detik berlalu. Begitu pun dengan seseorang di seberang sana.

"Hahaha!"

Gelak tawa terdengar renyah membuat Aira menjauhkan ponsel itu dari telinganya.

"Halo, Ara! Assalamu'alaikum," ucap seseorang dari seberang telepon.

Aira mendengus pelan saat mengenali suara itu. "Wa'alaikumussalam. Ih, Kakak kenapa call Ara sepagi ini?"

Ya, itu adalah Sandy Agra. Kakak laki-laki Aira yang kini sedang menyelesaikan kuliahnya di luar negeri. Sebab, siapa lagi yang memanggilnya Ara selain Sandy di dunia ini? Sudah bagus namanya Aira, malah dipanggil Ara. Kakaknya bilang kalau pakai 'i' terlalu rumit. Padahal dia sendiri yang bikin rumit.

"Hehehe, maaf deh Kakak bangunin kamu, ya?"

"Dan Kakak masih tanya," dengusnya sambil menguap.

"Jangan marah dulu. Coba buka pintu depan. Pegel nih berdiri dari tadi."

Aira membelalakan bola matanya. Ngantuknya seketika mengilang. "Kakak pulang?!"

"Buka dulu pintunya. Jangan teriak-teriak nanti Ibu bangun," nasehat Sandy pada adiknya.

Dengan secepat kilat Aira turun dari kasurnya dan berlari kecil keluar kamar.

"Kakak!!!" Gadis itu memeluk Sandy erat seperti halnya manusia lain saat melepas kerinduan. Dua tahun sudah Aira tidak bertemu kakak laki-lakinya secara langsung seperti ini.

"Sesek banget Kakak gak bisa napas, Ra, maasha Allah," kata Sandy mengangkat kedua tangannya ke atas.

Aira menggeleng. "Gak peduli. Ara kangen banget sama Kak Sandy," ucapnya lirih.

Memeluk kakaknya seperti ini membuat Aira teringat akan sosok ayahnya yang sudah lama meninggalkan mereka di dunia ini. Sandy mewarisi sifat dan karakter yang sangat persis dengan ayah mereka. Hal itu membuat Aira merasa ayahnya selalu ada di antara mereka, meski sebenarnya memang ayahnya tidak pernah benar-benar meninggalkan mereka. Sebab, sosok ayah hebat itu selalu hidup di dalam hati masing-masing manusia yang mencintainya. Manusia yang ia tinggalkan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 10, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

From Allah To AiraWhere stories live. Discover now