"Bukan. Lebih ngeri daripada itu." Danil meraih helm di spion motor untuk Naraya.

Dahi Naraya berkerut. Disambutnya helm itu sembari berkata, "Semengerikan itu sampai seorang Danil takut?"

Danil diam. Cowok itu sengaja memberi jeda saat memakai helm. Ingatannya kembali pada satu titik kemungkinan yang dia buat dan sempat mengejutkan dirinya sendiri. Konyol, bukan?

Danil terkekeh tiba-tiba dan membuat Naraya semakin bingung.

"Ada yang lucu, Nil?"

"Aku ngetawain hal yang ada di pikiran aku, Nar. Aku cuma takut sama kemungkinan sampe-sampe aku nggak berusaha nyari tau."

"Aku nggak paham apa yang kamu omongin."

"Ayo, naik. Aku antar kamu pulang dulu," ucap Danil. Cowok itu mengalihkan pembicaraan yang mampu membuat kemungkinan-kemungkinan itu semakin mungkin untuk menjadi benar.

Setelah Naraya naik ke atas motor. Danil langsung melajukan motornya. Dia tidak menanggapi setiap pertanyaan Naraya.

***

Pukul sebelas malam kurang empat belas menit, Danil menendang ban belakang sepeda motornya. Dia baru saja pulang dari rumah Naraya setelah mengantar gadis itu, kemudian di tengah jalan pulang ban motornya bocor. Kedua tangan cowok itu di pinggang, ia menggeram kesal sembari melihat jalan raya yang masih ramai.

Mau tidak mau, Danil mendorong motor sport-nya itu ke bengkel.  Sekitar sepuluh menit kelelahan, akhirnya sampailah dia pada bengkel motor yang syukurnya belum tutup.

Sembari menuggu ban motornya diganti, cowok itu terus mengecek ponselnya menunggu balasan dari Radea. Dia juga kembali menghubungi gadis itu, tetapi diabaikan lagi. Tidak langsung menyerah, Danil kembali mencoba menghubungi Radea.

"Halo?" Suara dari seberang telepon mengejutkan Danil.

Ah, akhirnya diangkat.

"Ra, lo udah di rumah?" tanya Danil panik.

Tidak ada jawaban, tetapi Danil dapat mendengar dehaman pelan dari gadis itu.

"Ra, sori gue ...."

"Ya udah. Aku mau tidur," ucap Radea dengan suara datar.

"Ra! Jangan dimatiin dulu!"

"Apalagi, sih, Danil?!"

Terkejut dengan bentakan gadis itu, Danil refleks menjauhkan ponsel dari telinganya. Dia menatap sebentar ponselnya tidak percaya karena nada suara yang barusan dia dengar.

Sejak kapan Radea mampu berteriak seperti itu?

"Lo udah di rumah atau belum? Gue cuma mau mastiin itu. Selebihnya gue bakal sabar dan ngejelasin ke lo besok di sekolah," kata Danil penuh keyakinan. Dia sungguh-sungguh dengan pertanyaannya. Rasa bersalah masih bersarang di dada cowok itu.

Danil mendengkus karena tidak kunjung ada jawaban. "Ra," panggilnya. Dia tahu bahwa Radea masih mendengarkannya di tempat lain. Ekspresi cowok itu tiba-tiba serius. "Kalau lo tetap diam, gue bakal jelasin malam ini juga ...."

Ucapan cowok itu mengambang, kembali berpikir untuk melanjutkan kalimatnya. Dia tidak tahu ekspresi Radea sekarang, tetapi dia menebak, gadis itu pasti sedang terkejut bukan main.

"Ca-caranya?" Suara di seberang telepon terdengar ragu dan putus-putus.

"Apa pun caranya, Ra. Apa pun!"

Hening beberapa detik sampai Danil mendengar helaan napas berat gadis yang dia telepon.

"Radea?"

"Aku sudah di rumah," jawab gadis itu lirih sekali.

"Ya udah. Lo istirahat. Tidur, seperti yang lo bilang tadi kalau lo mau tidur." Rahang cowok itu mengeras. Kecurigaan yang dia bantah setiap hari, apalagi menjelang dini hari, memaksa masuk ke akal sehatnya. Mencoba menyadarkan Danil bahwa dia sudah benar, gadis itu memang punya banyak rahasia. Entah mengapa, mencoba menerima pikirannya itu membuat emosi Danil naik.

"Iya," jawab Radea.

Danil memutuskan sambungan teleponnya. Dia mengusap wajah kasar. Jadi benar? Jadi memang Radea? Gadis itu?

Saat Danil sibuk dengan pertanyaan di kepalanya, di tempat lain, yaitu di sebuah kamar cukup luas yang tampak seperti ruang baca ada seorang gadis yang memegang erat pulpen di tangannya. Tangannya gemetar, begitu pun matanya yang berair. Gadis itu duduk di meja belajar, tugas matematika yang tadi sedang dia kerjakan sudah tidak ada di kepalanya lagi.

Ada apa?
Apakah dirinya sudah ketahuan?

***

Pendek.
Semoga kedepannya bisa lebih sering update dan lebih panjang.

Terima kasih untuk yang sudah membaca. ♡

Introvert VS Ekstrovert ✔️Where stories live. Discover now