Bab 41

8.2K 628 111
                                    

Dua minggu telah berlalu semenjak meninggalnya Hyerin, bayi yang mereka tunggu selama sembilan bulan lamanya meninggalkan mereka. Belum sehari mereka berjumpa, Hyerin sudah di nyatakan meninggal karena suhu tubuhnya yang rendah akibat dari faktor Sepsis. Dokter menyatakan jika bayinya terkena sepsis neonatorum onset awal, Jenis sepsis ini terjadi ketika bakteri menyerang bayi pada saat proses melahirkan normal.

Selama upacara pemakaman Joohyun tak berhenti menangis, bahkan wanita itu pingsan saat upacara pemakaman berlangsung.

Selama dua minggu itu pula Joohyun lebih banyak melamun, berdiam diri di kamar yang belum sempat Hyerin tempati. Menangis dalam diam sembari memeluk baju-baju yang belum juga Hyerin sempat pakai. Selama dua minggu ini pula Junmyeon tak pergi kekantor karena melihat kondisi Istrinya yang membuatnya khawatir.

Seperti saat ini Junmyeon hanya menatap Joohyun yang duduk di salah satu sofa kamar Hyerin, wanita itu nampak melamun namun air matanya terus mengalir di pipinya yang nampak tirus.

Junmyeon mendekat dan duduk di lantai tepat di hadapan Joohyun, menyentuh jemari Joohyun perlahan.

"Sayang." Panggil Junmyeon dengan lirih.

Joohyun seperti tersadar dari lamunannya dan mengusap air matanya dengan senyuman palsu menghiasi wajahnya, senyuman yang malah membuat hati Junmyeon tersayat melihatnya.

"Kau lapar ? Mau ku buatkan sarapan ?" Tanya Joohyun beruntun dan sedikit linglung.

Junmyeon menggelengkan kepalanya dan lebih memutuskan untuk memeluk tubuh ringkih itu, entah harus sampai kapan dia menghadapi Joohyun yang seperti ini. Dalam diam pria itu pun menangis ketika Joohyun telah terlelap dalam tidurnya, disini bukan hanya Joohyun yang terpukul namun dirinya pun begitu terpukul. Tapi jika dia terus berlarut-larut dalam kesedihannya, siapa yang akan menenangkan Joohyun seperti ini.

Joohyun memeluknya erat dan kembali menangis, tangisannya terdengar pilu bagi Junmyeon. Pria itu hanya memejamkan matanya, mengusap surai rambut Joohyun dengan lembut. Membiarkan istrinya tenang dan tertidur, lelah karena banyak menangis.

Junmyeon melepaskan pelukannya dan membawa Joohyun dalam gendongannya, melangkah keluar dari kamar milik Hyerin. Memasuki kamar milik mereka berdua yang berada di samping kamar Hyerin, letak kamar mereka memang di apit oleh kamar Naeun dan Hyerin agar mudah ketika berkunjung. Fikir mereka saat ini.

Junmyeon merebahkan tubuh Joohyun perlahan di atas kasur, menyelimuti tubuh Joohyun yang nampak lebih kurus tersebut. Memberi kecupan di keningnya cukup lama.

"Aku merindukanmu yang dulu, sayang." Lirih Junmyeon.

Junmyeon menjadi semakin benci dengan yang namanya rumah sakit, karena tempat itu banyak memakan orang yang dia sayangi. Yang pertama adalah Appa nya, kemudian Yoona dan saat ini adalah Hyerin. Entah apa yang telah di rencanakan oleh sang penguasa atas semua kejadian ini. Junmyeon menggepalkan tangannya cukup kencang.

Naeun menyembulkan wajahnya di balik pintu melihat kearah sang Ayah yang tengah menunduk.

"Appa." Panggilnya lirih.

Junmyeon mengangkat wajahnya, pria itu segera beranjak dari duduknya. Dia hampir lupa jika masih ada Naeun di hidupnya. Junmyeon menyunggingkan senyumnya dan membawa Naeun dalam gendongannya.

Becoming Stepmother [REVISI]Where stories live. Discover now