BICARA EMPAT MATA

53 6 0
                                    

#######


Jangan khawatir, aku masih temanmu dan kemanapun engkau pergi aku akan selalu mengiringimu. Karena aku yakin, nanti engkau akan baik baik saja.

~o0O0o~

Alana mengampiri Araka ke kelasnya siang ini, sekedar singgah untuk menyapa teman kecilnya itu. Awalnya Alana dan Araka memang sekelas, namun entah mengapa dua hari yang lalu Alana pindah ke kelas sebelah. Araka tidak tau apa penyebabnya, namun dia cukup menghargai keputusan mantan kekasihnya itu.

Semenjak mereka putus, Araka lebih memilih menjaga jarak dari Alana karena alasan yang tidak bisa ia ungkapkan. Mungkin karena rasa sakit hati yang mendalam, setelah mengetahui Alana menghianatinya.

"Araka, lo di cariin Alana" Ujar salah satu siswa kelas Araka. Sponta Arka membalikkan badannya melihat orang yang tengah mencarinya.

Gadis yang tengah berdiri di ambang pintu itu tersenyum ke arahnya, senyumnya masih sama seperti dulu terlihat anggun dan menenangkan. Namun semua itu sudah bisa Araka lepaskan seiring berjalannya waktu.

Araka menghampirinya dan membalas senyum yang gadis itu berikan.

"Ada apa?" Tanya Araka to the point.

Alana masih belum menjawab, dia masih melontarkan senyuman kepada Araka "Apa kabar?" Tanya Alana.

"Seperti yang lo lihat, baik baik saja"

"Bisa, ngomong empat mata gak?"

"Tergantung" Jawab Araka.

"Tergantung?"

"Iya, lo mau ngomong soal apaan?"

"Soal Bunda"

"Bunda? Tante Kiara kenapa?"

"Makanya, ayo ngomong empat mata"

"Yaudah, di luar deh anak anak kelas berisik"

Alana dan Araka sedikit menjauh dari kelas, berjalan menuju taman sekolah. Di perjalanan Araka sempat melihat Sindi dan Febby yang tengah asik berbincang di dalam ruang TU, namun Araka tidak melihat adanya keberadaan Ahra di sana. Untunglah, jadi Araka tidak capek capek untuk menjelaskan maksud dan tujuan dirinya bertemu dengan Alana.

"Jadi Tante Kiara, kenapa?" Araka memulai pembicaraan.

"Bunda enggak apa apa, dia sehat alhamdulillah" Alana duduk di sebuah bangku taman, sedangkan Araka menatap heran Alana yang mengatakan Bundanya baik baik saja.

"Terus, yang tadi lo mau bilang soal Bunda lo apaan?"

"Bunda mau aku pergi ke Malaka"

"Malaka? Ngapain?"

"Aku sakit, dan cuman di Malaka aku bisa berkemungkinan sembuh"

"Lan" Panggil Araka sendu "Penyakit itu datang lagi?" Penyakit yang suah di derita Alana sejak kecil dan di nyatakan sembuh setahun yang lalu, kanker jaringan lunak.

"Iya" Setetes air mata Alana jatuh begitu saja.

"Kamu cuman mau denger jawaban aku kan?" Tanya Araka "Dan jawaban aku adalah, kamu harus secepatnya pergi ke Malaka." Araka memegang pundak Alana mencoba menguatkan Alana kembali, dulu Alana sangat tertekan dengan ponis dokter bahwa usianya tak lama lagi. Namun ketika dokter menyatakan dia sembuh senyumnya kembali terkembang dan hari harinya terlihat berwarna.

"Azka, juga nyuruh gue ke Malaka secepatnya" Azka, lelaki yang sudah merebut Alana dari Araka, namun kini Alana dan Azka juga sudah putus karena Alana ingin fokus dengan kesehatannya.

"Enggak usah ngerasa segan sama gue, biar gimanapun gue ini sahabat lo dari kecil" Jeda Araka menahan kesedihannya "Apapun yang terjadi gue akan selalu di belakanglo, ngiringi lo kemanapun itu."

Alana tersenyum, setidaknya Araka masih peduli padanya sebagai seorang sahabat. Dengan begini Alana tidak merasa dirinya di benci oleh Araka. Meskipun sebenarnya dia tau, bahwa Araka belum sepenuhnya bisa memaafkan dirinya.

Araka tersenyum simpul kepada Alana, entah bagaimana Arkana mempersepsikan bahwa Alana membutuhkan dirinya saat ini meskipun ini mungkin akan menyakiti perasaan Ahra. Namun, dia sudah terlanjur mengatakan akan selalu mendukung Alana, biar bagaimanapun ia harus menjelaskan secepat mungkin kepada Ahra, agar tidak ada salah faham nantinya.

"Lo tau Lan?" tanya Araka.

"Apa?"

"Makasih karena dulu udah ninggalin gue" Jeda Araka, mengarahkan tatapannya ke arah lain "Sekarang gue baru sadar, semuanya akan indah di kemudian hari" lanjut Araka.

Alana tersenyum singkat "Maksud lo, Ahra" tebak Alana. 

Araka mengulas senyum menatap sosok Alana di hadapannya.

AHRAKAWhere stories live. Discover now