Cokelat dari Iqbaal

1.1K 80 2
                                    

Setelah jam istirahat dimulai tadi, (Namakamu) tidak ikut ke kantin bersama teman-temannya. Ia melangkahkan kakinya dengan ceria menuju kelas Iqbaal. Sesampainya disana, mendadak kakinya kelu seakan sulit digerakkan. Ia sudah berdiri di depan kelas Iqbaal dan beberapa anak dari kelas itu keluar dan beberapa menatapnya bingung. 

"Cari siapa?" Tanya seorang gadis yang baru saja keluar dari kelas membuat (Namakamu) tersentak.

"Eh.. itu.."

"Oh ya kenalin, Tissa" Tissa mengulurkan tangannya kemudian (Namakamu) membalas jabatan tangannya dan kemudian ia menggaruk tengkuk tak gatal. 

"Gue nyari Iqbaal sama temen-temennya"

"Oh hahaha lo fans Cungkring and the genk juga!" Seru Tissa sambil menabrakkan kedua telapak tangannya.

"Fans?" 

"Dah masuk aja!" Tissa menarik lengan (Namakamu) masuk ke  kelasnya. (Namakamu) melotot seketika dengan perlakuan Tissa. Bisa jantungan jika terus begini.

"Baal ada yang nyari lo nih" (Namakamu) memberanikan melihat ke arah iqbaal dan yang lainnya yang kini sedang sibuk memainkan ponselnya.

"Eh (Namakamu)!" Seru Alwan. (Namakamu) hanya tersenyum kikuk. 

"Sini (Nam)!" Sahut Bryan yang sedang duduk bersama seorang gadis dan lupa ponsel di tangannya. 

"Hallo!" Sapa Bio.

"Ha..hai!" (Namakamu) melirik Iqbaal  yang kini hanya menatapnya dengan sorotan datar dan dingin tanpa senyuman, apalagi sapaan. Namun (Namakamu) berusaha memberikan senyuman kecilnya duluan. Hatinya mencelos, ketika mendapat tanggapan tidak terduga oleh Iqbaal, ia hanya menarik sebelah sudut bibirnya dan kemudian matanya kembali fokus ke ponsel di tangannya. Sementara Tissa sudah keluar dari kelas melanjutkan aktivitasnya yang tertunda tadi.

"Halloooo..... lo siapaa, anak mana? kok bisa ke sini?" Tanya gadis di sebelah Bryan bertubi-tubi. Membuat (Namakamu) terlihat bodoh berdiri di barisan meja belakang. Beberapa orang yang di kelas ini  juga ikut menatapnya. Sebelumnya memang tidak pernah ada perempuan yang masuk  ke  kelas Iqbaal mendadak seperti ini, biasanya langsung serombongan dan itu hanya untuk memberikan Iqbaal sebuah coklat ataupun benda lainnya.

Gadis tersebut bangkit berdiri mendekati (Namakamu).

"Gue Nadya, sahabatnya Tissa, dan temen deket Bryan Andrew" Ocehnya. (Namakamu) hanya  melongo, ternyata anak MIA aneh-aneh sema.

"(Namakamu)" Jawabnya singkat.

"Semoga bisa jadi temen baik" Ucapnya dengan lantang.

"Maklumin (Nam), agak sengklek" Sahut Bryan dengan tatapan di ponselnya.

"Kampret lo bry" Ucap Nadya sinis. (Namakamu) berdiri mematung. Bodoh sekali ia melakukan hal gila seperti ini. Sekarang Iqbaal sendiri mengacuhkannya dan apa yang harus ia lakukan sekarang

"Aduh legaaa gue" Seru Tissa saat kembali ke kelas.

"Udah bokernya? berapa biji?"

"Malu ih sama temen baru Nad!" Ucap Tissa bergidik.

"Maaf ya (Nam).. kita memang gini!" Nadya menyengir.

"Eh katanya mau nyari Iqbaal kan?" (Namakamu) membulatkan matanya. 

"Terus kenapa gak ajak ngomong?" Iqbaal melirik sinis pada Tissa. (Namakamu) menelan salivanya sendiri.

"Ha..? hmm.."

"Ngapain nyari gue?" Tanya Iqbaal tiba-tiba membuat (Namakamu) mengalihkan pandanganya kepada Iqbaal.

"Gapapa" Jawaban bodoh yang ia lontarkan membuat Iqbaal memutarkan matanya. 

Sincerity (SELESAI)Where stories live. Discover now