Diantar Alwan

1.2K 87 1
                                    

"(Nam), mau gue anter gak hari ini?" Tanya Karel menyusul (Namakamu) yang sudah berjalan keluar kelas duluan bersama Caitlin dan Bella. Hari ini merupakan hari bahagia mereka karena guru sedang mengadakan rapat dan mereka dipulangkan lebih cepat.

"Enggak deh Rel, besok aja, gue mau ke kantin dulu soalnya" (Namakamu) tersenyum ketika Karel kini sudah berjalan di belakangnya bersama Alif dan Ajil.

"Oh ok, gue duluan yaa" Karel melambaikan tangannya ketika membelokkan dirinya ke arah parkiran bersama keduan temannya.

"Hati-hati guys" Sahut (Namakamu).

"(Nam) kita duluan yaa, dahh" Ujar Bella ketika sudah berjalan ke arah gerbang.

"Hati-hati yaa" Balas (Namakamu).

"Ya, lo juga" Ucap Caitlin.

(Namakamu) melangkahkan kakinya menuju kantin yang berada di sebelah kanan gerbang. ia membeli sebotol mineral karena merasa haus dan kebetulan botol minum yang ia bawa sudah tidak tersisa air sedikitpun. Suasana kantin tidak terlalu sepi karena masih ada beberapa orang yang masih duduk di bangku kantin sedang memainkan ponsel, laptop dan ada juga yang sedang makan.

"Bu mineralnya satu yaa"

"Ini neng" Ibu kantin tersebut memberikan sebotol mineral kepada (Namakamu) yang juga menyerahkan uang berwarna coklat. Setelah meraihnya (Namakamu) membalikkan badannya sambil membuka tutup botol. Hampir saja ia menabrak seseorang jika tidak mengerem langkahnya. Ia menatap orang tersebut dan matanya membelalak sempurna.

"Iq..baal..?" Sapa (Namakamu) dengan cengiran gugupnya.

"Haii" Balas Iqbaal sambil tersenyum. Ia ternyata juga membeli minuman.

"Sendirian? belum pulang?" Tanya Iqbaal sambil mengambil mineral yang diserahkan Ibu kantin.

"Iya, belum" (Namakamu) meneguk mineralnya berusaha menetralisirkan detak jantungnya.

"Duduk dulu yuk" Ajak Iqbaal tersenyum menatap (Namakamu).

"Hah?"

"Ayo bentar aja, temenin gue" Apa katanya? temanin? apa (Namakamu) tidak salah dengar. Siapapun sekarang tolong (Namakamu) yang sedang gugup setengah mati.

Iqbaal duduk di salah satu bangku dan (Namakamu) juga duduk di hadapannya.

"Lo belum pulang?" Tanya (Namakamu) mengusir kecanggungan.

"Belum, lagi nunggu temen gue main basket"

"Lo gak ikut?"

"Gak lah, lagi males"

"Oh"

"Lo tinggal mana?" Tanya Iqbaal.

"Komplek Dirmaga, lo ?"

"Oh, beda arah kita, gue di Jl.Nusantara"

"Emang kenapa kalau beda arah?" (Namakamu) sudah tidak tahan jika lama-lama ditatap seperti ini oleh Iqbaal.

"Kalau searah, gue anterin lo pulang" Jawab Iqbaal santai. Berbeda dengan (Namakamu) yang jantungnya sudah hampir lepas dari rongganya. Pipinya memanas. ia mengalihkan pandangannya ke arah lain menahan agar tidak tersenyum. Ia memang lemah jika menutupi ekspresi bahagianya. walaupun hanya sesederhana itu ucapan Iqbaal.

"Eh baal, sama siapa nih?" Sahut seorang pria yang menepuk pundak Iqbaal membuat (Namakamu) kembali menoleh. Ternyata teman-temannya Iqbaal, yang tentunya tampan. Tapi lebih tampan Iqbaal menurut (Namakamu).

"Woi Bi, lama lo pada!" Sahut Iqbaal.

"Baal kenalin kali, siapa nih?" Sahut Alwan memperhatikan (Namakamu) yang terlihat kikuk sekarang.

Sincerity (SELESAI)Where stories live. Discover now