12. Papa

42K 1.4K 484
                                    

no vote. no komen. no lanjut.

Aku akan sangat menghargai kalo kalian berkomentar tentang cerita ini. Bukan cuma komen 'NEXT' atau 'LANJUT' aja...

.

.










"Bangunin gih," kata Jia menyenggol lengan Rio.

"Kok gue, lo aja deh." sahut pemuda itu.

Jia menggeleng. "Enggak. Lo aja."

"Heh cepetan deh lo berdua," kata Ghea yang berdiri di belakang Jia dan Rio.

Kedua orang itu menoleh. Menatap kesal Ghea. "Lo aja Ghe," kata Jia.

Ghea menggeleng. "Enggak ah, ngamuk entar mereka."

Rio dan Jia saling berpandangan. Mereka menatap kearah tempat tidur Chacha. Dimana disana ada Hanan dan Chacha yang masih tidur dengan nyenyaknya.

Jia meringis melihat Chacha yang masih tertidur dengan posisi didalam pelukan Hanan. Gadis itu melihat baju dan bra yang berserakan di lantai. Bahkan ada celana Hanan juga.

Rio mendekat pada Jia. "Ini mereka beneran wikwik ya semalem?" tanya pemuda itu berbisik pelan.

Jia menoleh dan menyikut perut pemuda itu pelan. "Sttt.."

Rio mengusap perutnya. "Gue kan nanya Ji. Menurut lo mereka wikwik gak?"

"Gatau njir," jawab gadis itu.

Rio mengusap dagunya. "Kalo menurut analisis gue sih udah." ucap pemuda itu melihat kearah Hanan dan Chacha yang masih tertidur.

Jia mendengus. "Sok tau," ucapnya.

Rio menghela nafas. "Bukan sok tau. Tuh liat aja baju berantakan. Celana Hanan aja disana, lha itu apaan coba? Bh Chacha kan?" kata Rio menunjuk celana Hanan yang ada di samping kasur.

Jia menatap arah yang Rio tunjuk. Gadis itu nampak berfikir. Ya emang iya sih. Itu bh Chacha ada disitu juga.

Tapi, ya masa Hanan sama Chacha udah begituan? Udah wikwik gitu?

"Heh bangunin cepet," kata Ghea yang masih setia di tempatnya tadi.

"Ekhem."

Badan Rio dan Jia langsung menegang. Mampus.

"Kalian disuruh bangunin mereka aja lama ya."

Kedua orang itu menegak ludah dengan susah payah. Rio sedikit bergeser mendengar suara tersebut.

"O-om Bima.."

Om Bima yang awalnya hanya akan menunggu diluar merasa sedikit emosi karena Jia dan Rio yang dia suruh untuk membangunkan Chacha tak kunjung keluar.

Pria itu berjalan dengan perlahan menuju kearah tempat tidur sang putri.

Jia, Rio, dan Ghea hanya bisa menahan nafas melihat apa yang kira-kira akan dilakukan oleh pria itu.

Om Bima sebenarnya ingin memberikan kejutan pada Chacha dengan tidak memberitahukan pada putri kesayangannya itu bahwa dia akan pulang.

Tapi begitu masuk kedalam rumah, pria itu terkejut melihat ada beberapa pemuda yang tengah tertidur di ruang tamunya. Begitu banyak bungkus makanan yang berserakan.

Pria itu meletakkan kopernya dan hendak berjalan menuju ke kamar Chacha. Tapi dia berhenti saat melihat Jia yang tengah berada dapur.

Ya tentu saja dia bertanya dahulu pada gadis itu sebenarnya apa yang sedang terjadi. Jia pun menjelaskan semuanya dan Om Bima hanya mengangguk mengerti. Setelah mendengar penjelasan Jia, Om Bima kembali berjalan menuju ke kamar Chacha.

Engas 18+  | ENDWhere stories live. Discover now