MENGALAH KARENA RINDU

112 6 0
                                    


Seberapa kuat aku menahan rindu, dan seberapa berat amarahku kepadamu. Perasaan rindu mengalahkan segalanya, aku rindu sini peluk aku erat erat.

~o0O0o~

Tepat jam sembilan malam tadi pesawat yang di tumpangi Ahra terbang dari Kanada menuju Indonesia, dan sekitar pukul sepuluh pagi nanti Ahra akan tiba di Indonesia. Araka tengah sibuk memilih milih bungan di sebuah florist milik ibu Bara, Araka tau bahwa kemarin Ahra begitu marah kepadanya dan dengan penuh inisiatif Araka mencarikan bunga yang di sukai Ahra untuk meredam amarahanya. Ya, meskipun Araka tau Ahra tidak akan marah berlebihan kepadanya tapi tidak ada salahnya memberikan sentuhan sentuhan romantis di sebuah hubungan.

Araka juga sudah memesan restorant ternama di pusat kota Jakarta, karena dia tau setelah memakan waktu selama 14 jam 19 menit di dalam pesawat, Ahra pasti merasa lapar dan Araka segera membawanya menuju restorant tersebut. Tidak peduli seberapa marah Ahra nanti, namun rindu Araka mengalahkan segalanya.

Setelah Araka mendapatkan bunga yang Ahra sukai, yaitu tulip, Araka langsung melaju menuju bandara Soekarno-Hatta dengan kecepatan normal. Dia sengaja tidak mengizinkan Sindi dan Febby untuk menjemput Ahra, karena Araka ingin dirinya sendiri yang pertama Ahra lihat setelah perpulangannya dari Kanada.

Meskipun Araka tau nanti sesampainya Ahra di bandara ia tidak bisa bertemu langsung dengan gadis yang ia cintai itu, sebab semua wartawan juga akan meliput kedatangan Ahra yang berhasil merai medali emas di cabang silat Internasional.

Araka sudah menunggu Ahra di bandara, dengan sebuket bungan tulip putih besar yang ia pegang, senyum Araka mengembang sempurna kebahagiaannya begitu tampak jelas di hari kedatangan kekasihnya itu.

"Ah itu Ahra" Ujar Araka yang melihat gadis imut itu datang dengan membawa sebuah koper spesial yang menjadi hadiah Araka di ulang tahu ke tujuh belas Ahra.

Namun sayang, wartawan memenuhi semua sisi di dekat Ahra, dan Araka hanya bisa melihat dari kejauhan dulu. Nanti kalau urusan Ahra dengan wartawan selelsai Ahra pasti akan menghampiri Araka sendiri. Araka cukup bersabar, menunggu semuanya selesai, dan setelah itu Araka akan melepas rindunya dengan sepuasanya.

Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya Ahra bisa bebas dari semua wartawan. Dari kejauhan Ahra menatap Araka yang tengah berdiri dengan senyuman penuh arti.
Namun Ahra membalas tatapan Araka dengan wajah datarnya, Ahra sepertinya tidak akan marah atau melontarkan kata kata kasar kepada Araka.

"AAAAAAAAAA" Teriak Ahra berlari menuju Araka, meniggalkan koper beratnya di sana. Tanpa peduli seberapa banyak mata manusia yang akan melihat ke arahnya, Ahra berlaju menuju Araka dan memeluk Araka erat erat. Rasanya rindu itu benar benar sudah meledak dan tidak dapat di bendung lagi.

"Aku kange banget" Tutur Ahra samar, suara Ahra megitu kecil hingga sulit untuk Araka dengar. Ahra begitu pendek, dan hanya bisa menenggelamkan kepalanya di dada Araka.

Araka membalas hangat pelukan Ahra, sebenarnya Araka sudah menduga adegan seperti ini akan terjadi kepadanya. "Aku juga" Araka membelai lembut rambut sebahu milik Ahra.
Ahra memang pendek dan imut, namun dia bisa menjadi ganas saat sudah berada di area pertarungannya.

Tak jarang Araka menjadi korban kepalan tinjunya, apalagi di saat Araka mulai membuatnya kesal. Itulah yang membuat Araka merasa Ahra adalah gadis yang unik, gadis yang selalu bisa ia ganggu setiap saat, dan di setiap Ahra marah di situlah Araka merasa ia harus menjadi pelindung Ahra karena di sebalik semua senyuman manusia pasti memiliki kerapuhan.

Begitu juga sebaliknya, setiap kali Araka memiliki masalah dengan orang tuanya, Ahra akan selalu ada dan menemani Araka agar tetap terjaga.

"Kamu laper?" Tanya Araka, melepas pelukannya. Ahra tak menjawab, matanya fokus pada buket bunga yang Araka bawa.

"Oh ini, buat kamu" Araka memberikan buket bunga itu.

"Mmm, sweet banget. I love you,Ka" Ujar Ahra mengecup singkat pipi kanan Araka.

"Too" Araka menyentuh kepala Ahra gemas.

"Aku udah pesan restaurant buat kamu"

"Serius?"

"Iya, serius"

"Ayo kita kencan"

"Enggak mau istirahat dulu?"

"Enggak" Ahra membuat puppy eyes yang imut.

"Lets go" Ahra tak melepaskan gandengan tangannya dari Araka sedikitpun, bahkan Ahra masih sama selalu bersikap ketus kepada setiap gadis yang lewat yang berani menggoda pacarnya.

Meskipun dua bulan tak bertemu, Ahra tak banyak yang berubah dari dirinya, dia masih sama manja namun juga berani. Araka selalu geram setiap Ahra bersikap manja dan meminta apapun kepada Araka.
Bersama dengan Ahra, luka yang selama ini di berikan oleh Alana perlahan hilang, bahkan Araka benar benar sudah terjatuh begitu dalam kepada Ahra.
Terima kasih Ahra.

Hay semuanya, salam kenal dari aku yaaaa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hay semuanya, salam kenal dari aku yaaaa....

semoga kalian suka dengan cerita aku, dan berharap kalian memberikan suara yang buaaanyaak sekali....

Selamat membaca, jadilah pembaca yang menyenangkan dengan meninggalkan vote dan komentar... Terimakasi

AHRAKAWhere stories live. Discover now