PSIKOPAT

238 10 0
                                    

******

Kamu adalah rinduku, hubungi aku dan beri kabar aku maka aku akan merasa engkau selalu peduli dan selalu setia di sisiku. Jangan buat aku merasa kamu jauh dan sulit untuk di raih

~o0O0o~

Ahra sudah menyelesaikan urusannya di Kanada, perlombaan Takewondo-nya sudah selesai sejak sepekan yang lalu, hanya karena masih banyak pertemuan perpulangannya ke Indonesia tertunda.

Sekarang saatnya dia untuk kembali ke Indonesia, dirinya sudah begitu rindu kepada kekasih jeleknya, Araka. Meskipun mereka sering bertengkar dan adu argumen, namun mereka menyadari itulah sebab mereka saling menjaga dan menyayangi.

Dulu Ahra selalu marah setiap kali Araka mengganggunya, dan selalu saja melayangkan tangannya untuk memukul kuat kuat bahu Araka.
Tapi tiba saatnya Araka dengan berani mengungkapkan perasaannya kepada Ahra, dan menjadikan Ahra sebagai pacarnya.

Sudah hampir dua bulan penuh Ahra berada di Kanada, jauh dari Araka membuatnya begitu merindu. Rindu setiap kali Araka mengganggunya, rindu mawar putih yang selalu Araka titipkan ke Mang Dadan di setiap paginya, rindu akan segalanya tentang Araka.

Lusa adalah hari keberangkatan Ahra menuju Indonesia. Raut wajah Ahra tampak begitu bahagia, di hari ini Ahra berencana untuk pergi ke pusat perbelanjaan untuk membelikan beberapa oleh oleh untuk Araka dan teman temannya di Indonesia. Tentu saja Araka akan senang, karena Araka menyukai apapun pilihan Ahra, lelaki itu tampak benar benar mencitainya.

Ahra merogoh koceknya, mengeluarkan benda tipis berbentuk persegi panjang itu. Membuka aplikasi telpon dan menekan tombol nomor satu, maka Ahra menghubungi Araka.

"Ra,ada apa?." Tanya Araka terdengarsangat kecil, karena dia sedang berbisik.

"Apaan sih, kok cara ngomong lo gitu?." Tanya Ahra merasa aneh. Memang sejak mereka resmi pacaran mereka tidak pernah menyepakati panggilan masing masing, seketika romantis akan saling panggil sayang, seketika bertengkar akan saling memanggil dengan sebuta lo gue "Atau lo lupa lusa gue balik?." Tanya Ahra memastikan.

"Inget lah, masa aku lupa" Terdengar kekehan dari Araka, setidaknya Ahra tidak merasa terlupakan oleh Araka.
Namun anehnya, dari telpon Ahra bisa mendengar suara beberapa cewek tertawa dan membahas hal yang sangat Ahra benci, yaitu ketampanan yang Araka miliki.

"Ka, lo lagi di mana?." Tanya Ahra penuh selidik "Lo enggak balikan sama mantan lo, kan?."

"Ha? Anu,,,gue,,,gue di taman" Bohong Araka, yang jelas jelas dia sedang berada di acara ulang tahun Alana teman satu kelas dengannya, sekaligus mantan kekasih Araka.

"Araka, lo jujur"

"Iya, gue serius"

"Ka, gue lihat lo di snapgram Alana, lo lagi dimana Ka?" Tanya Ahra sekali lagi, mencoba membuat Araka berkata jujur dan tidak berbohong.

"Gue, di birthday party Alana, Ra. Sorry" Akhirnya Araka jujur, meskipun manyakitkan bagi Ahra namun setidaknya Araka sudah berani jujur dan meminta maaf.

"Kenapa enggak bilang gue? Untung gue enggak mikir aneh aneh" Tutur Ahra, suaranya melunak.

"Maaf, tadi gue mau ngasih kabar cuman-"

"Enggak sempat?" Ahra memotong ucapan Araka dengan cepat.

"Maaf Ra" Untuk kesekian kalinya Araka mengucapkan kata maaf.

Ahra menyentuh pelipisnya gusar "Dasar lo, psikopat" Umpat Ahra berteriak. Araka menjauhkan ponselnya dari telinga, suara Ahra memang seperti petir bisa membuat tuli siapapun yang di teriakinya.

"Pee,,, psikopat? Gue? Lo bilang gue psikopat, Ra?,"

"Iya, lo psikopat kampret" Ahra benar benar memanas "Enak ya, sama cewek cewek. Dari sini gue bisa denger lo seneng banget sama cewek cewek di sana"

"Enggak, di sini ada Bara sama Rama jugak kok"

"Bodo" Jeda Ahra "Satu lagi, lo enggak perlu jemput gue ke bandara besok, gue enggak butuh lo. Terus aja gandeng cewek cewek lain" Teriak Ahra penuh energi.

"Gue bakalan tetep jemput lo" Keukeuh Araka.

"Resiko lo, gue bakalan mikirin cara buat bunuh lo besok"

"Ahra, sayang ku jangan marah"

"Sayang, sayang pala lu" Tut tut tut, Ahra mematika sambungan telpon secara sepihak. Araka benar benar tak habis pikir, apa yang akan Ahra lakukan besok saat ia sudah sampai di Indonesia.

"Psikopat, brengsek" Umpat Ahra "Berani beraninya dia, padahal gue kangen banget. Araka kampret" Rengek Ahra penuh kekesalan.

Kenapa harus Alana, mantan kekasih Araka dua tahun silam.

AHRAKAWhere stories live. Discover now