Twenty Six

33.8K 1.8K 19
                                    

Sepulang kerja, Albert mengajak Varischa ke rumahnya untuk menghadiri acara perayaan ulang tahun Gilbert yang diadakan kecil-kecilan.

"Kamu yakin akan membawaku ke rumahmu ?" ekspresi di wajah Varischa sedari tadi sudah terlihat gugup. Albert menoleh kepada kekasihnya sambil meremas lembut tangan wanita itu. "You already asked that for a thousand time, Varischa. Tenanglah, tidak akan terjadi apa-apa."

Varischa tersenyum kecil, menyugestikan diri sendiri untuk menuruti perkataan Albert yang menyuruhnya tenang.

Tak berapa lama kemudian, akhirnya mereka pun sampai di kediaman Albert. Keduanya saling berpandangan sebelum turun dari mobil.

"Are you ready ?" tanya Albert saat tangannya sudah tertaut dengan milik Varischa. Varischa menarik napas panjang sembari menatap sebuah rumah yang tak terlalu besar namun nampak elegan di depannya. Kepalanya kemudian menoleh ke samping dan ia menampilkan ekspresi gugup luar biasa kepada Albert. "Aku pulang saja ya."

Albert menundukkan kepalanya, membuat kedua mata mereka sejajar. "Ada aku di sampingmu, Varischa. Jangan takut, aku tidak akan membiarkan sesuatu terjadi kepadamu."

Pria itu menampilkan senyum teduhnya seraya berkata, "Ayo, kita lewati ini semua bersama."

Senyum Albert menular seketika kepada Varischa. Wanita itu kemudian mengangguk perlahan. "Ayo, masuk. Aku ingin memberikan kado kepada Gilbert."

"That's my woman."

----------

"Happy birthday, Gil." ucap Varischa dengan wajah riang seraya menyodorkan kado untuk adik Albert. Gilbert memberikan senyum lebarnya. "Terima kasih, Varischa. Aku jadi semakin tidak sabar memanggilmu kakak ipar." Gilbert melirik sejenak kepada Albert yang tampak memasang wajah malas saat mendengar sindiran halus darinya.

"Gerald dan Renata sudah datang ?" tanya Albert tanpa menyahuti sindirian dari adiknya barusan. Kepala Gilbert mengangguk seraya mengarahkan jari telunjuknya di sofa dekat tv. Pandangan Albert dan Varischa serentak mengikuti arahan Gilbert.

"Culiklah Arthur dari Nayara. Dia sudah sedari tadi memonopoli sepupu tampan kita, Kak." ujar Gilbert dengan raut wajah kesal. Albert menaikkan sebelah alisnya. "Buatkan Nayara anak kalau begitu, Gil. Agara Arthur tidak sering-sering dimonopoli seperti itu."

Gilbert menampakkan raut wajah tak percayanya. "Yang benar saja ?! Aku kan laki-laki, aku tidak bisa hamil dan memberinya anak."

"Ck, maksudku, menikahlah dengan dia lalu kalian bisa membuat anak bersama. Mudah bukan ?"

Gilbert memejamkan kedua matanya menahan kesal. Ia lalu beralih menatap Varischa. "Bawa kakakku ini pergi, Var. Aku lelah menghadapinya." Varischa terkekeh geli. "Baiklah, aku akan membawanya pergi darimu. Pemilik acara tidak boleh kesal seperti ini."

Varischa mendapat acungan jempol dari Gilbert. Ia kemudian langsung menarik Albert menuju keluarga Gerald.

"Lihat, siapa yang datang." Gerald langsung berdiri dari duduknya untuk menyambut kedatangan Albert. Keduanya saling melempar seringaian sebelum bertos ria.

"Nice to see you again, Varischa." Renata ikut berdiri dan menghampiri Varischa. Wanita itu kemudian menarik tangan Varischa dan menggiringnya menuju Arthur.

"Arthur, Nay." Renata meminta anaknya yang sudah sedari tadi dipangku oleh Nayara – sahabat Gilbert. Mulut wanita bernama Nayara itu langsung memberengut sedih. "Belum puas, Kak Ren."

Renata menggeleng lemah. "Kamu sudah main sama dia semenjak satu jam yang lalu, Nay. Gantian sama Varischa."

Varischa tersenyum canggung saat tatapan Nayara beralih menatapnya. Dengan tidak rela, Nayara kemudian menyerahkan Arthur kepada Renata. Wanita itu lalu bangkit berdiri dan mengajak Varischa berkenalan. "Nayara."

At the Drop of a Hat - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang