THE DAY

7.8K 1.6K 390
                                    

GES KOMEN SAMA VOTE DONG GESSSSS. PANJANG NIH HAMPIR 2K WORDS HHH

Seusai Renjun cs menyadari kedatangan makhluk-makhluk itu di luaran tenda. Ia tak henti melafalkan doa berharap semua baik-baik saja. Untung saja ia membawa buku Yasin yang sudah lengkap doa-doa di dalamnya.

Sisanya berdoa dalam hati dan menjaga Jeno serta Hina. Untungnya makhluk-makhluk itu hanya diam disana. Di pikiran mereka, mereka hanya takut jika mereka dibawa ke dimensi lain

Keadaan mencekam juga kini dirasakan rombongan Mark yang sedang mendaki hampir ke puncak. Godaan terus ada tapi mereka hiraukan.

Lelah, peluh, semuanya bercampur. Terkhusus Jaemin yang fisiknya saat ini lemah. Darah nya berkurang, namun demi teman-teman nya yang hilang, ia akan berjuang bagaimanapun caranya. Toh, ia tidak sendirian.

Saat hampir sampai, mereka mendengar ada suara orang meminta tolong.

'toloooong'
'TOLOOOOONGGGG'

Suara itu semakin jelas terdengar ketika mereka semakin berjalan maju.
"Kaya suara Ten" gumam Lucas.

Lucas berjalan mendahului dan berfokus pada suara teriakan itu.

Dan ketika sudah semakin jelas, ia yakin, sangat yakin jika itu temannya.

"Itu Ten!! Itu suara Ten!! Kita harus tolongin dia dulu!!" Ucapnya kepada yang lain dengan raut muka panik.

Ia berjalan mendahului mereka namun berhenti tiba-tiba saat menyadari tak ada pergerakan dari yang diajak.
Ia membalikkan badan.

"Kenapa berenti? Itu temen gua manggil!!" Ucapnya dengan sedikit emosi.

"Gua takut itu cuma pengalihan biar kita ga fokus untuk ngejar mereka Cas" ucap Mark.

Lucas tidak percaya Mark berkata seperti itu.
Lucas menghampiri Mark kemudian mencengkram baju Mark.

"Dia temen gua! Gua hapal banget suara dia! Kalo emang lo gamau bantu gua! Dari awal bilang! Biar gua sama temen-temen gua yang naik. Ga gini caranya. Sampah!!!" Emosi nya meluap, ia melepaskan cengkraman itu dengan kasar kemudian kembali ke arah dia mendengar suara Ten tadi.

"Cas!! Jangan sendiri Cas!! Bahaya!!" Teriak Haechan.

Namun Lucas tidak menghiraukan dan tetap berjalan sendiri menuju sumber suara yang kian lama kian melemah.

Mau tidak mau Mark dan kawan-kawan menyusul Lucas untuk menemui Ten.

Mereka sedikit mempercepat langkah untuk bisa sejajar dengan Lucas.
"Cas, maksud gua ga gitu Cas"

"Diem lo! Kalo lo mau lanjut ya lanjut aja! Tujuan awal gua di sini buat nyelametin Ten! Kalo memang lo ngga mau ya sana!" Emosi Lucas masih belum stabil.

"Kita bakal bantu, sorry, kita, khususnya gua, terlalu negatif thinking"

"Terserah"

Mereka melanjutkan perjalanan di medan yang, ah, tidak dapat di deskripsikan. Sangat berbahaya. Seperti sudah bukan jalur pendakian. Tetapi jalur hutan terlarang mungkin.

Semakin kesini semakin banyak rintangan dan suara Ten kian melemah.

"BANG TEN TAHAN DULU, INI LUCAS MAU SAMPE!!" begitulah kira nya Lucas memberi isyarat para Ten.

Dengan penerangan seadanya. Haechan yang tersadar akan keberadaan manusia selain mereka ia langsung menghampiri nya.
Yang lain sadar kemudian mengikuti Haechan.

"BANG TENNNN!!!" Lucas teriak dan segera memeluk kawannya yang sudah pucat itu. Ten sekarat. Kedingingan, sirkulasi udara tidak lancar, semua tubuh nya memutih. Lucas segera mengambil selimut yang sengaja ia bawa dan membalutkan di tubuh Ten.

INDIGHOST | NCT DREAM [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now