WHERE TO FIND

12.3K 2.4K 663
                                    

LIKE AND COMMENT JUSEYO
💚

Mereka bertujuh sudah memiliki janji untuk berkumpul di depan gerbang sekolah setelah maghrib. Dengan adanya Chenle, akses mereka masuk kedalam sekolah bisa bebas jam berapapun.

Bertujuh, mereka masuk kedalam gerbang sekolah. Chenle menemui satpam disana dan berdebat sedikit, dan yang terakhir, ia memberikan satu slop rokok kepada satpam itu.

"Gimana? Beres?" tanya Mark memastikan perijinan.
Chenle mengacungkan jempol nya "Beres bang"

"Memang ya orang-orang sekarang tuh jiwa sogok sudah mendarah daging" ucap Renjun sambil melihat-lihat situasi sekolah di malam hari.

Mereka satu persatu mengedarkan pandangan ke sekeliling, baru di gerbang saja hawa sudah mencekam.

"Banyak ga bang?" Tanya si bungsu.
Mereka menjawab kompak atas pertanyaan Jisung, "belom kelihatan"

Perlahan namun pasti mereka masuk kedalam lobi dengan hanya bermodalkan senter. Terkejut melihat ada beberapa anak-anak sedang bermain.
Permainan anak-anak tersebut berhenti dan mereka menatap Mark cs dengan tatapan sendu.
Ada seorang gadis kecil memegang boneka beruang yang sudah usang, dia berjalan mendekati Mark.

Mark mensejajarkan tubuh nya dengan anak kecil itu. Gadis itu mendekat ke telinga Mark kemudian berbisik.
"Tolong kami"
Kemudian gadis itu mundur dan kembali kepada teman-temannya. Mereka tersenyum, kemudian menghilang.

Mark diam mematung dengan apa yang baru saja terjadi.

"Dia minta tolong kenapa bang?" Tanya Jisung.

"Entah, gue ngga bisa baca pikiran setan" Mark menatap teman-temannya yang kini menatap nya juga.

"Mereka minta tolong?" Gumam Jeno.

Haechan tiba-tiba teringat sesuatu "Coi gua tau gua tau!! Gua pernah liat mereka main di bawah tangga waktu gua lagi ganti baju habis olah raga"
"Brarti mereka penduduk asli sini"
"Dan mereka minta tolong" kalimatnya menggantung.

"Berarti? Mereka merasa terancam, dan minta bantuan kita?" Tebak Jeno.

"Bingo!"

"Lah orangnya malah ngilang, belom juga di introgasi" keluh Mark.
Dan mereka melanjutkan perjalanan menyusuri kelas-kelas. Tak jarang mereka melihat sosok-sosok itu. Namun ketika hendak dihampiri, mereka menghilang. Seperti berusaha menghindari pertanyaan yang akan diajukan oleh mereka bertuju.

Dan harapan terakhir mereka adalah Annelise. Bertanya pada dia sepertinya akan membuahkan hasil. Namun dia sepertinya tidak mau ikut campur dalam hal ini.
"Tapikan kemarin dia bilang gamau ikut campur masalah ini" ucap Mark.

"Ya coba dulu apa salahnya?" Jaemin menimpali.
Dan dia memimpin jalan menuju gudang belakang. Namun langkah mereka terhenti ketika melihat orang yang tidak asing bagi mereka.

"Pak Kai?" ucap mereka serempak.

Pak Kai adalah guru olahraga mereka yang masih muda. Pak Kai tersenyum kemudian menghampiri mereka.
"Ngapain kalian disini?"

Jeno menghembuskan napasnya kasar "nyari dalang dibalik peristiwa kemarin pak"

Pak Kai mengangguk paham.
"Ikut bapak" pria ini berjalan mendahului murid-muridnya.
Mereka bertujuh saling bertatap muka namun dengan segera menyusul guru nya itu menuju suatu tempat.

Langkah mereka terhenti.
"Aula?" Gumam mereka bersamaan.

"Masuk gih" ucap Pak Kai.

Sebelum membuka pintu, Mark menelan ludahnya kasar.

INDIGHOST | NCT DREAM [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now