ON THE WAY

9.9K 1.6K 739
                                    

Setelah Jaemin berdebat dengan Hina, akhirnya ia mengalah dan memperbolehkan untuk ikut. Sulit menyangkal pendapat hina karena bagaimanapun ilmu hina tentang naik gunung lebih luas karena dia bergabung di ekskul pecinta alam.

Mereka kini berkumpul sudah dengan keadaan membawa perlengkapan mendaki masing-masing. Delapan carrier terletak di ruang tamu rumah Chenle sebagai titik kumpul.

Jam menunjukkan pukul enam sore, setelah sholat maghrib, mereka langsung berangkat menuju Karanganyar. Membutuhkan waktu sekitar kurang lebih sepuluh jam untuk sampai disana.

Mark menyetir ditemani Haechan disampingnya. Di saf kedua ada Jaemin, Hina, dan Jeno. Terakhir ada Renjun, Chenle, dan Jisung.
Sebenarnya Chenle mau membawa mobil sendiri, namun Mark tidak memperbolehkan karena takut nanti berpisah.

"Bang Renjun geser hih sempit" protes Chenle.

"Heh badan lo yang gede kenapa jadi nyalahin gua sih" bela Renjun

"Ah bang Mark nih gara-gara nya. Kan tadi harusnya gapapa kalo gua bawa mobil sendiri"

"Emang lo udah punya sim?" tanya Mark.

"Kan lagi dibikin"

"Halah songong" ucap Haechan.

Hina yang daritadi pusing mendengar celotehan pria pria ini ikut ambil suara. "Debat mulu lu pada kek bocah"
"Mending lo pikirin dah ntar gimana strategi biar dapet piso itu dengan mulus"

"Yakan tinggal ambil aja" jawab Renjun.

"Ih dangkal banget, lo ga expect sama sekali apa? Please, gunung itu tuh gunung keramat. Lo baca-baca artikel dulu ga sih sebelum eksekusi gini?"

"Gue ga yakin ambil benda itu bakal semulus yang lo kira. Benda keramat pasti bakal banyak yang jagain. Apalagi kalian bisa lihat hal-hal kaya gitu" jelas Hina

Haechan ini yang paling niat untuk mencari tau info tentang gunung itu dan banyak menemukan fakta dan mitos mengenai gunung tersebut.

"Bener kata Hina. Apalagi kita bawa benda keramat juga" jelasnya.

"Aku takut yang bawa benda ini" keluh Jaemin pada kekasihnya.

"Jangan takut, tadi kan kamu udah kerumah mbah kan? Inshaallah mbah udah jaga kamu" ucap Hina sambil mengelus rambut Jaemin.

"Jadi kambing conge nih gua anjir" protes Jeno.

Sudah kurang lebih enam jam mereka di perjalanan dan sepertinya akan sampai kurang dari perkiraan. Karena malam ini jalanan sepi dan Mark sedikit mengebut.
Pukul satu dini hari mereka sudah sampai di daerah Jawa Tengah dan hampir sampai di perbatasan Jateng dan Jatim dimana lokasi Gunung Lawu berada.

Hanya Mark, Haechan, dan Jeno yang masih terjaga. Sisanya sudah pada tidur sejak tadi.
Memasuki kawasan pedesaan, Mark mengurangi kecepatan berkendara, disini sepi sekali. Jalanan tanpa lampu dan dikepung oleh hutan.
Tak jarang penglihatan Mark tertutupi oleh kabut karena diketahui daerah ini habis terguyur hujan karena tanahnya basah.

Sangat berhati-hati karena jalanan licin dan kanan kiri terdapat jurang.
Mark memandang dengan lekat takut salah arah karena rabun nya tidak dapat di tolerir.

Dan ia mengerem secara mendadak sehingga mengakibatkan semua nya terbangun.

"HEH ADA APA INI???" Chenle berseru dan membuat semua nya kaget.
Jisung mencubit lengan Chenle keras.
"Anjir sakit"

"Brisik banget goblok"

"Kenapa si bang?" Tanya Jisung ke Mark.

"Li-lihat depan"

INDIGHOST | NCT DREAM [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now