#13

86 29 0
                                    

"Maaf, tapi kamu tidak bisa," ucap Valerie tenang.

"Gadis pintar, tentu aku bisa," balas Douglas tersenyum ke arah Valerie.

Valerie melangkah maju meninggalkan yang lain di belakangnya, namun ia segera di tahan oleh Trisha.

"Vale..." panggil Trisha lirih.

"Tenang saja," jawab Valerie lalu melepaskan pegangan Trisha dan berjalan mendekati Douglas.

'Oh! Gadis yang pemberani!' gumam Douglas melihat Valerie.

"Apa yang kamu inginkan?" tanya Valerie.

"Bukankah sudah kukatakan, memisahkan kalian," jawab Douglas.

"Kamu berbohong. Kenapa kamu tidak kembali saja?" jawab Valerie lalu bertanya.

"Kau mengusirku?" tanya Douglas mendadak serius.

"Senang kau tahu," balas Valerie tersenyum manis.

"Kau cukup berani berbicara denganku seperti itu, ya. Sudah lama sejak seseorang bicara tidak sopan padaku," ucap Douglas menyeringai.

"Kuanggap itu pujian," balas Valerie. "Lagipula, kenapa aku harus takut untuk bicara padamu?" tanyanya.

'Valerie emang beda! Sudah lama tidak ada yang berbicara kurang ajar pada Pangeran Douglas!' batin Yui.

"Hmph!"

Seberkas sinar hitam segera menyelimuti tangan Douglas dan setelah sinar itu hilang, tampak sebilah pedang tergenggam di tangannya.  Douglas mengarahkan pedangnya ke arah Valerie, membuat gadis itu sedikit terkejut.

"Lawan aku kalau kamu berani, gadis manis," tantang Douglas.

"Sayang sekali, aku tidak berani," jawab Valerie sambil merentangkan kedua tangannya.

Douglas tersedak mendengar jawaban Valerie. Sikap dan jawabannya sangat jauh berbeda. Dia bilang tidak berani tapi dia masih bersikap santai di depannya.

"Kulihat kamu cukup berani," ucap Douglas.

"Ah, kamu butuh kaca mata, Kakak. Aku sangat penakut," balas Valerie tersenyum.

Douglas nyaris muntah darah dengan jawaban Valerie sementara Trisha dan yang lain menahan tawa. Hanya Yui sendiri yang terlihat menggigil.

"Cukup omong kosongmu!" seru Douglas lalu menyerang Valerie.


Trang!


Pedang Douglas bertabrakan dengan lempengan besi yang baru saja Valerie ubah dari tasnya.

'Aku perlu beli tas baru,' pikirnya sedih.

"Tidak masalah," ucap Valerie.

"Uhuk!"

Douglas tersedak. Siapa yang tadi mengatakan kalau ia sangat penakut? Kenapa sekarang kata-katanya berubah lagi?

"Aku akan membantu."

Memanfaatkan momen Douglas yang terkejut, Trisha maju mendekati Valerie.

"Karena kita teman," ucap Trisha membuat Valerie merasa hangat.

Douglas mengayunkan pedang di tangannya, membuat seberkas sinar merah transparan muncul dan hampir saja mengenai Valerie dan Trisha kalau saja mereka tidak menunduk dengan cepat.

"Kamu yang memulainya, Kakak," ucap Valerie.

"Ya," angguk Trisha setuju.

"Jika kamu melawan mereka berdua, maka aku akan membantu mereka," ucap Alan.

Magical Life (End)Where stories live. Discover now