#11

93 27 0
                                    

Aku keluar dari tempat persembunyianku. Niatnya, aku mau berpura pura menabrak dia. Tapi sialnya--



BRUK



--aku kesandung beneran setelah beberapa langkah saat mendekat ke arahnya dan benar-benar jatuh menabrak dia. Parahnya lagi, semua kertas tugasku berterbangan.

"Maaf...." ucapku gugup.

"..., tidak apa-apa," balasnya terdengar kaget.

Aku bangun dan merapikan kertas tugasku. Namun, saat aku baru mengumpulkan beberapa lembar, Ray menyerahkan tumpukan kertas padaku yang seingatku, kertasnya tadi berserakan cukup jauh.

'Ini kertas tugasku, 'kan?' pikirku melihat kertas itu.

"Maaf dan terimakasih," ucapku lalu pergi dari taman.

#Flashback off (Trisha pov's off)


.

.

.


"Gitu deh," ucap Trisha.

"Apa dia pengendali angin?" Valerie bertanya-tanya.

"Kurasa, iya," jawab Alan setelah memikirkan kembali cerita Trisha.

"Ada lagi?" tanya Valerie.

"Tidak," jawab Trisha.

Valerie diam dan berpikir sejenak. Ia sedikit menganggukkan kepala lalu menatap kedua temannya dengan tatapan serius.

"Baiklah, dengar, aku mau Alan tetap mengawasi Alice dan Trisha tetap mengawasi Ray selama beberapa waktu ini, setidaknya sampai anggota lain ditemukan. Waktu kita tinggal tiga hari dan aku akan berusaha mencari dua orang lainnya secepatnya," ucap Valerie menjelaskan.

Alan dan Trisha berpandangan sejenak setelah mendengar ucapan Valerie lalu mengangguk bersamaan.

"Aku setuju saja," ucap Trisha.

"Lagipula, mengawasi tenan sekelas lebih mudah," tambah Alan.

"Bagus kalau begitu," ucap Valerie.

"Kita sambung ini besok," lanjutnya lalu pergi begitu kedua temannya mengangguk.

.

.

.

.

.

.

.

Hari kelima...

Valerie datang dengan wajah kusutnya. Trisha dan Alan yang melihatnya hanya bisa mengernyit heran.

"A-ada apa dengan wajah kusut itu?" tanya Alan diangguki Trisha yang terkejut melihat Valerie datang dengan muka tertekuk dan bibir mengerucut.

"Tinggal dua hari lagi, tapi dua orang lagi belum ketemu! Apa sempat?" tanya Valerie lemas

"Semangat Vale, pasti masih sempat, positive thinking, dong," ujar Trisha menghibur sekaligus menyemangati Valerie.

"Ntahlah..." balas Valerie mengeluh lemah lalu pergi ke kelasnya tanpa sarapan.

Trisha dan Alan menghela napas panjang. Kalau Valerie yang bermasalah dan banyak pikiran mulai muncul, berarti dia kehabisan ide dan mereka berdua tidak bisa membantu sama sekali.

"Kupikir kamu harus menyemangati temanmu itu," saran Alan sambil memandang kepergian Valerie.

"Yah, kurasa begitu," setuju Trisha mengangguk kecil.

Magical Life (End)Where stories live. Discover now