14. Believe And Love Is A Little Different

171 62 15
                                    

Seperti sebelumnya, Alan selalu berusaha mendekati Baekyoung meski kebaikannya selalu ditolak gadis itu.
Namun, bukan Alan jika namanya ia menyerah.
Pria bertubuh tinggi itu kini tengah berjalan mengikuti Baekyoung ke Perpustakaan.
Merasa diikuti, gadis itu pun berbalik hingga mereka saling berhadapan.

"Kenapa Alan?"

"Gua cuma mau lo kayak dulu Young." ucap Alan sambil menatap wajah Baekyoung.

"Aku dari dulu emang gini kan." ucap Baekyoung yang enggan membicarakan hal itu lagi.

"Enggak, lo gak sejauh ini sama gua." ujarnya tegas.

"Gak bisa Lan."

"Apa ini karena Dea?" tanya Alan sambil melihat reaksi Baekyoung yang tampak terkejut akibat ucapannya.
Baekyoung membulatkan matanya saat mendengar ucapan Alan.

"Tolong, percaya sama gua. Gua bakal melindungi lo dari dia, Young." ucap Alan sambil meraih jemari gadis yang berada dihadapannya ini.

"Kamu tahu darimana?" tanya Baekyoung berusaha melepaskan genggaman Alan.

"Kamu gak perlu tahu, intinya sekarang gua cuma mau lo kayak dulu. Yang kalau gua antar pulang, gak pernah nolak. Yang kalau ada gua didekat lo, lo gak jauh. Gua mau lo kayak dulu. Baekyoung yang gua kenal, bukan kayak sekarang." ujar Alan sambil memegang pundak gadis itu.

"Takut Lan, gimana kalau dia macam-macam." ucapnya pelan.

"Jangan takut, ada gua. Gua selalu jagain lo, dan gua pastikan kalau lo bakal aman."

"Kamu yakin gak bakal ninggalin aku?" tanya Baekyoung ragu.

"Yakin, percaya sama gua Young." balas Alan berusaha meyakinkan gadis itu.

Baekyoung nampak berpikir, apakah benar jika Alan tidak akan meninggalkan dirinya sendirian?
Bukannya Baekyoung tidak mau mempercayai Alan, hanya saja semua cowok jaman sekarang sering sekali mengumbar janji tanpa di tepati.
Wajar saja jika Baekyoung meragukan ucapan Alan.

"Young, gua sayang sama lo." ucap Alan setelah beberapa menit keadaan menghening.

"Huh?"

"Byun Baekyoung, gua beneran sayang sama lo. Karena itu gua bakal jagain lo dari nenek lampir itu. Lo gak perlu takut lagi, ada gua yang selalu jagain lo dari orang-orang yang pingin banget ngeliat lu jatuh." ucap Alan sambil memandang serius kearah Baekyoung. Ia tidak ingin di anggap main-main oleh gadis yang disayanginya itu. Ia ingin bahwa Baekyoung dapat mempercayai dirinya.

Baekyoung terdiam ketika mendengar pengakuan Alan. Sejujurnya ia tidak tahu harus bagaimana.

"Lo mau percaya sama gua?" tanya Alan dengan tatapan serius

"Iya Lan. Aku bakal percaya sama kamu." balas Baekyoung setelah beberapa kali meragukan cowok itu.

"Jangan menjauh dari gua." ujarnya sambil menatap Baekyoung.

"Iya."

"Jangan nolak kalau gua ngajakin pulang bareng."

"Iya Lan."

"Jangan cemburu kalau gua dekat sama cewek lain."

"Ya kan itu hak kamu mau dekat sama siapa aja." balasnya sambil mengalihkan pandangannya dari Alan.

"Astaga Young, maksud gua kalau ada cewek yang tiba-tiba sok akrab sama gua. Lo jangan cemburu." tegasnya lagi.

"Kenapa gitu?" tanya Baekyoung heran.

"Gua gak mau lo salah paham." ujarnya sambil tersenyum kecil.

"Iya, aku gak bakal cemburu."

"Good girl." ucap Alan sambil tersenyum manis, kemudian mengelus puncak kepala Baekyoung dengan lembut.

"Jadi kita baikan?" tanya Baekyoung saat Alan menghentikan tindakan yang membuat jantungnya berdebar.

"Kita kan emang gak pernah musuhan. Ayo ke Perpus, nanti dicariin loh sama Bu Siska." ucap Alan sambil menarik tangan Baekyoung agar mereka segera bergegas menuju Perpustakaan.

"Eh iya."

Setelah itu keduanya pun segera melanjutkan langkahnya kembali menuju Perpustakaan.

                                          ***

"Eh kalian, tumben kagak jauhan." ujar Wisnu saat melihat Baekyoung dan Alan kembali dekat seperti semula.

"Jadi kalian pengen ngeliat gua sama Baekyoung musuhan?" tanya Alan sambil duduk diantara Baekyeon dan juga Wisnu.

"Sensi deh, gak gitu Lan. Kita heran aja." sahut Angel yang memang heran dengan tingkah teman sekelasnya itu.

"Udah lah gak usah heran, gua sama Baekyoung udah baikan." balas Alan santai, diangguki Baekyoung.

"Kirain udah jadian." sahut Wisnu sambil menyenggol lengan Alan yang berada disampingnya.

"Masih belum."

"Cie, jadi ada rencana buat nembak nih?" tanya Felly sambil meledek keduanya.

"Gue senang ngeliat kalian akhirnya baikan lagi." sahut Dea tiba-tiba, membuat Alan, Baekyeon, Baekyoung, Wisnu, Aldi, dan Cakra menatapnya secara bersamaan dengan raut wajah yang sulit dimengerti.

"Gua berharap, lo selalu senang melihat gua sama Baekyoung." ujar Alan yang terkesan tegas itu.

Gadis itu terdiam, membuat suasana yang tadinya riuh kini menjadi hening.

"Kenapa mendadak diam gini sih." ujar Sissy sambil menatap mereka semua.

"Kuy pulang." ajak Cakra sambil beranjak dari duduknya.

"Dek, bareng Abang ya. Ada yang mau di omongin." ucapan Baekyeon membuat Alan seketika menatap si kembar.

"Yeon, hari ini Baekyoung pulang bareng gua ya."

"Jangan hari ini." balas Bekyeon singkat

"Oke, yaudah lo hati-hati ya." ucap Alan sambil tersenyum tipis kepada Baekyoung.

Baekyoung mengangguk, kemudian berpamitan kepada temannya yang lain. Setelah itu Baekyoung dan Baekyeon pun segera mencari angkutan umum di dekat gerbang sekolah.

"Dek, kamu gak salah makan kan tadi?" tanya Baekyeon saat mereka sudah sampai dihalaman rumah.

"Enggak Bang, emang kenapa dah?" tanya Baekyoung merasa heran.

"Bukannya kamu gak mau dekat sama Alan?" tanya Baekyeon sambil menatap adiknya.

"Alan berusaha buat aku percaya." balas Baekyoung sambil melepas sepatunya, diikuti Baekyeon disampingnya.

"Terus kamu percaya gitu aja?"

"Ya enggak sih Bang. Aku mikir dulu, Alan itu serius atau enggak. Tapi pas aku liat dia, dia keliatan serius banget sama ucapannya. Jadi aku berusaha percaya sama dia." balas Baekyoung yakin.

"Abang cuma khawatir aja Dek, kamu liat sendiri kan pas dia bilang bahagia liat kamu sama Alan baikan. Ekspresinya itu lho kayak gak suka sama kamu." balas Baekyeon yang melihat bagaimana ekspresi tak suka dari gadis itu.

"Iya Bang, aku liat dia kayak gak ikhlas gitu. Tapi biarin aja, ntar dia capek sendiri."ujar Baekyoung berusaha berpikir positif.

Baekyeon mengangguk setuju dengan ucapan adiknya itu. Semoga saja gadis itu tidak merencanakan sesuatu untuk adiknya.
Karena jika terjadi sesuatu dengan kembarannya, Baekyeon tidak segan-segan untuk berbuat kasar pada orang yang menyakiti kembarannya, meski orang itu adalah seorang perempuan.

____________________________________

Pendek? It's okay lah ya. Setidaknya gua ada usaha buat update:)
Okay, see you next part

TWINS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang