Blackrose [9]

546 56 1
                                    

"Kak Angin..."

"Hm?" Jawab singkat Angin yang tidak menoleh arah Adiknya yang barusan memanggil namanya karena dirinya tengah mengendarai mobil mengantar kedua adiknya balik Rumah hanya tersisa Air yang bersama Fang saat ini, Pikirannya terus melayang layang jika Blackrose akan mencari Air membuat tangannya sedikit gemetaran memegang stir mobil.

"Sejak kapan kecelakaannya..." Angin langsung termenung sejenak jika Api melontarkan pertanyaan tentang Kakak tertuanya, Cukup susah dirinya mengatakan seperti ada sesuatu yang menahan mulutnya untuk terbuka namun ia menghembuskan nafas perlahan untuk meringankan bebannya yang ia simpan sejenak

"Beberapa hari lalu... Petir tertabrak mobil" Ia langsung mengambil pada intinya, Matanya yang mengosong melihat jalan dengan tatapan hampa seakan akan mengabaikan kendaraan yang melewatinya "Sepertinya itu sudah direncanain dan sengaja membuat Petir kecelakaan"

"Lalu dapat pelakunya?" Giliran Daun bertanya ketika mendengar perkataan Kakaknya ini, Dirinya yang duduk di jok mobil berusaha bersandar santai jika ia merasakan sedikit nyeri bagian lehernya yang sudah tertutupi dua plester.

"Ngak ada bukti apapun yang Aku dapat, Plat nomor tidak ada... Mungkin orangnya pernah dekatin Petir" Api menepuk pundaknya beberapa kali membuat Angin tersadar lalu memperlambat mobilnya jika berada di lampu lalu lintas yang sekarang berwarna merah, Menurunkan kepalanya kebawah lalu melihat Api yang duduk di sebelahnya memastikan apa mereka sudah memakai pengaman "Pakai pengaman Api"

"Nyesal Aku duduk depan" Keluhan yang keluar dari mulut Adiknya sambil mengikuti perintah dirinya memasang pengaman sebelum terkena tilang oleh polisi yang berjaga disana.

"Hm...mm." Daun yang terlihat nyaman dan santai tanpa memakai pengaman sambil berpikir keras setelah mendengar perkataan Kakaknya "Sepertinya orang itu tidak hanya berhubungan dengan kak Petir"

"Maksudmu berhubungan dengan kita semua?"

"Iya, Kak Petirkan kakak tertua kita bukan?" Senyuman polos khas milik Daun muncul namun itu tidak menandakan senyuman manis namun pahit "Seingatku Kak Petir sikap cueknya itu tidak pernah dekat sama siapapun kecuali kak Fang sama kak Rai"

"Tidak tentu kalau pelakunya di antara mereka berdua jika Kak Petir memercayai mereka" Lanjut Api sepikiran dengan Daun yang melihat dirinya jika kata kata itu tepat dan betul, Angin hanya terdiam mendengar perkataan kedua Adiknya yang masuk akal juga

"Berati pelakunya di Sekolah kita doh Daun?" Daun mengangguk mantap ucapan Api jika tidak ada kata kata yang untuk dikeluarkan lagi, Cukup jika pikirannya sama dengan pikiran Api.

"Hah?"

"Kak Tanah sama Kak Angin ngak pernah keluar rumah apa lagi mengenal teman baru berati pelakunya tidak ada berhubungan dengan kalian berdua" Melihat jika lampu merah itu berganti dengan lampu hijau bertanda jika sudah boleh berjalan dengan perlahan lahan dirinya menginjak gas sedikit sehingga mobilnya kembali bergerak namun lambat, Jika saja kalau hadapannya tidak ada mobil sudah pasti ia akan menginjak gas itu dalam dan mobilnya melaju cepat "Dan pelakunya kemungkinan di Sekolah"

"Rasanya aku tidak perpikir sejauh ini..." Gumam Angin ketika mendapat info baru dari Adiknya sendiri yang serasa lebih pintar darinya yang berpikir pendek, Tidak ada yang dirinya iri justru ia sangat bangga "Jago juga dalam hal itu Daun"

Daun menggaruk pipinya yang tidak gatal sambil sedikit merona jika dirinya dipuji oleh Kakaknya sendiri, Dirinya memang sering dipuji namun bukan tentang kemampuannya. Api yang melihat Saudara kembarnya yang seumuran dirinya dipuji hanya tersenyum tipis

"Kebanyakan nonton Detektive dari... Cahaya..." Daun yang tadi barusan senang tiba tiba sedikit murung jika mengingat Cahaya yang berada di Rumah sakit itu, Angin yang peka suara Daun yang tiba tiba melemah jika memanggil nama Saudara tunggal itu.

Hello BlackRose?[√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang