8- without you.

1.8K 127 1
                                    

serius justin menyukaiku? orang yang selalu menggangguku sejak kecil, berkata bahwa ia menyukaiku? itu konyol!

"aku tidak main main justin, siapa yang kau sukai?" tanyaku sekali lagi, untuk meyakinkan kalau aku tidak salah dengar.

"ya, kau, lalu apa salahnya jika aku menyukaimu?" ia bertanya balik.

dan aku bingung bagaimana cara menjawabnya. akhirnya aku mendesah pelan "tidak, tidak ada yang salah. dan sekarang coba ku tanya, apa alasanmu menyukaiku?"

sedikit risih memang menanyakan alasan ia menyukai seseorang, terlebih seseorang tersebut adalah diriku sendiri.

"aku tidak tahu, tiba-tiba perasaan itu datang saat aku melihatmu, mungkin seperti itu.." jawabnya dengan wajah polosnya itu. terlihat begitu tulus, tapi masalahnya aku sedikit kurang yakin dengan dirinya.

"nah, begitu pula denganku. jika kau bertanya mengapa aku bisa mencintai zayn atau siapa pun, aku tidak memiliki alasannya sama sekali, karena jika aku mencintai seseorang hanya terbatas oleh fisiknya yang tampan, tubuh yang kekar atau materi yang ia miliki, lalu bagaimana jika dia sudah tidak memiliki semua alasan itu? bagaimana kalau dia sudah tua nanti? tentu kulitnya akan mengkriput, rambutnya memutih dan apa aku akan meninggalkannya karena ia sudah tidak tampan lagi? atau jika dia jatuh miskin, apa aku setega itu meninggalkannya?tidak justin, ini masalah hati" ucapku panjang lebar, yang berhasil membuat justin melongo di tempatnya, entah ia merasa kagum atau dia heran dengan jawabanku, aku tidak tahu.

"lalu kau rela melihat zayn dengan sahabatmu?"ucapnya kelewat polos. dia tidak sadar apa dengan terus membahas ini rasanya membuatku ingin mati saja.

aku medesah pelan, kau harus sabar ari! ucapku lebih kepada diri sendiri. "sudah ku bilang ini masalah hati bukan logika yang semuanya bisa dengan mudah terpecahkan, jika mereka di takdirkan bersama, aku bisa apa? jika mereka saling mencintai, untuk apa aku mengganggunya. toh akhirnya mereka pasti akan bersama juga. dan untuk apa aku memaksakan perasaanku padanya jika nantinya itu lebih menyakitiku"

setelah mendengar jawabanku, pandangan justin berubah..terlihat seperti sedih? aku tidak tahu, yang jelas ia menatapku dingin, sisi justin yang dulu ku kenal telah kembali.

"sebaiknya kau istirahat, besok kan harus sekolah" ucap justin dingin.

aku hanya mengangguk pelan dan tertidur di atas kasurnya ini.

***

pagi harinya, ku lihat justin sudah tidak ada di sampingku. kemana dia? ah, mungkin dia di kamar mandi.

aku yang sebenarnya masih mengantuk ini pun merenggangkan otot ototku dan berusaha bangkit dari kasur empuk justin, sebenarnya aku masih kelewat lelah dan ingin kembali beringsut di atas kasur, hanya saja, aku tak mungkin melewatkan sekolahku.

"kau sudah bangun?" tanya sebuah suara yang ternyata seorang justin, ia baru keluar dari kamar mandi dengan memakai kaus putih dan handuk yang melingkar di pinggangnya.

dengan susah payah aku menelan air liurku dan menjawab pertanyaannya itu, "eh? ya, bisa kau antar aku pulang?" bahkan suaraku terdengar seperti kucing yang terjepit. sialan.

"tentu, tapi kau harus mandi dulu dan sarapan." katanya enteng dan berlalu melewatiku yang masih mematung di tempat.

"aku kan tidak ada baju di sini justin. kau tahu itu." kataku kesal.

"tenang, aku punya banyak baju untuk mu. lihat saja di lemari itu" ucapnya sambil menunjuk lemari di pojok kamarnya ini.

melihat arah jari telunjukknya, ku langkahkan kakiku menuju lemari dan bertapa terkejutnya aku saat melihat banyak, sangat banyak baju wanita di dalamnya.

our little liar (bieber love story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang