Amin Paling Serius [End]

171 115 4
                                    

Bahu tegap dengan balutan jas hitam itu gagah bersanding dengan pinggang ramping di sampingnya. Tak habis pandangku —di antara celah tamu lain— menatap dua insan manusia yang tengah berbahagia itu.

Sampai sini saja. Benar-benar sampai sini perjalananku kulabuhkan. Biar kamu pergi berbahagia sedang aku digempur perasaan tak terdefinisikan ini semua.

Bulir coklat itu sekelebat bertemu pandang dengan milikku. Kamu tersenyum, tidak lagi senyum bersalah atau senyum yang kuartikan salah. Aku tahu persis Jendra tengah berbahagia dan aku akan ikut serta di dalamnya.

Setelah ini, mungkin saja kita bisa bertemu di sebuah buku usang asing tak berjudul, entah di antara gelas-gelas kopi yang asapnya kembali mengepul, entah di tengah lampu merah jalanan yang langitnya tengah menjemput kelam, entah di jamuan keluarga bersama pasangan masing-masing dan anak tercinta -atau tidak sama sekali.

Maka kenangan ini akan kubuat seperti kisah-kisah melegenda romawi kuno; yang topiknya paling sempurna maknanya. Entah dirangkai dari kapal rakitan lokal atau jemari-jemari patah yang menulis dengan lelah. Dengan apa saja.

Berbahagialah sebab sudah berlabuh pada pilihanmu. Berbahagialah karena kamu memang harus begitu.

"SAH."

Sumpah nikah teralun pelan. Doa-doa disertakan dan aku tetap akan jadi Naya yang doa untukmu punya paling serius aminnya.

[][][]

Zona Te(rnya)man✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang