Kala ~ 1

37 3 0
                                    

Pagi itu, seperti biasa rutinitas harian gadis berumur 15 tahun setelah berlari mengelilingi kompleks perumahannya ialah terrduduk di kursi taman sambil menyesap jus mangga serta roti bakar coklat keju kesukaannya.

Ia menarik napas panjang sembari menutup mata, menghirup udara segar pagi hari yang sangat menenangkan.

Ia tersenyum, ia memang paling menyukai udara pagi antara jam 5 sampai jam 6 adalah yang terbaik.

Ia kembali membuka mata dan sedikit tertegun dengan apa yang dilihatnya.

Seorang lelaki dengan kaos hitam serta celana jeans lusuh berdiri di seberang jalan memperhatikannya.

Ia memperhatikannya dengan seksama, rambut gondrong, alis tebal, eyeliner bawah mata, anting hitam disebelah kanan telinganya, serta beberapa tato bergambar abstrak dikedua lengannya membuat Kala sampai menyipitkan mata berusaha mengenali siapa laki laki itu.

Mereka saling memperhatikan dalam diam.

Kala yang dengan kening berkerut mencoba mencari di tumpukan memori kepalanya siapa sebenarnya lelaki yang tetiba membuat ia tersentak ketika melihat lelaki itu kini berlari sambil memanjat pagar rumah dan sekarang berdiri didepannya.

Kala otomatis bergeser sampai pinggir kursi ketika lelaki itu tiba tiba duduk disampingnya dan tanpa babibu mengambil roti di tangannya kemudian memakannya dengan lahap.

Ia mencoba mengingat kejadian yang sama persis dimasa lalu.

Dan dia...

Cup...

Kala terbelalak, ia langsung berdiri dengan jantung yang berdebar keras, ia sepertinya harus memanggil ambulan, tidak, polisi lebih tepat, karena masalah jantungnya bukanlah seberapa dibanding, ci-ciuman singkat yang diberikan lelaki itu padanya.

Ini pelecehan!

Kurang ajar.

" I'm your first kiss, dont you remember that Kala sayang? " Ucapnya dengan senyuman lebar yang tercetak di bibirnya.

" Kau! " Kala mengacungkan jarinya, menatap lelaki itu geram. Tentu saja Kala ingat, ia tidak akan pernah melupakan makhluk tengik menyebalkan yang berjenis kelamin lelaki yang tanpa rasa bersalah melahap semua roti yang ada dipiringnya.

Regrian Kafka Hirarka, Re atau Regi begitu biasanya Kala memanggilnya saat mereka kecil dulu. Laki laki yang hanya berjarak 3 tahun lebih tua darinya itu memang menyebalkan sedari kecil atau mungkin sejak dalam kandungan.

Lelaki itu adalah tetangga yang paling ditakutinya, paling menyebalkan, paling ia hindari dan mungkin paling ia benci sejagat terhitung sejak ia berumur 7 tahun saat ia menolak memberikan es krimnya.

Regrian dengan mata elangnya mengancam akan memukulnya jika tidak juga memberikan es krim yang digenggam kuat ditangannya.

Namun alih alih memukul, Regrian kecil tiba tiba menciumnya membuat es krim ditangannya terjatuh dan segera ditangkap oleh Regrian, dengan senyum puas yang tercetak dibibirnya, Regrian berbalik dengan riang sementara Kala berlari dan menangis, melapor pada orang tuanya.

Mengetahui kenakalan anaknya yang sampai membuat anak tetangga menangis, ibu Regrian dengan segera meminta maaf pada keluarganya. Dan ya... masalah selesai, tapi para orang tua itu tidak tahu, bahwa gadis kecil itu sebenarnya telah menyimpan dendam lama pada Regrian kecil.

Bukan kali ini saja, Regrian memang paling sering menggangunya, entah perbuatan salah apa yang telah dilakukan sehingga membuat kakak kelasnya itu suka sekali membuat Kala kecil menangis.

Kala pikir gangguan Regrian berhenti sejak ia memutuskan untuk melanjutkan di SMP yang berbeda kabupaten dengan rumah orang tuanya.

Namun Regi tetaplah Regi, ia tidak menyangka  akan bertemu kembali saat orang tuanya menyuruh untuk kembali bersekolah di kota kelahirannya.

KALAWhere stories live. Discover now