Akhirnya Lian mengecup singkat bibir Dimas. Dan kali ini Dimas menepati janji cuma cium doang.

"Udah sana ishh"

Dimas mengambil kunci motornya lalu pergi untuk membeli es krim dan cokelat.
Lian kembali fokus ke TV yang sedari tadi di ganggu acara nontonnya. Ia menyamankan duduknya,mengambil setoples cemilan keripik kentang di pelukannya lalu sesekali mulai menyuapkan keripik kentang itu ke mulutnya.

Baru beberapa menit Lian mulai menikmati waktu santainya, bel rumahnya tiba-tiba bunyi. Dia jadi kesal kenapa acara santainya selalu di ganggu.

Julian POV

Ishh siapa lagi sih? Dimas kenapa ga langsung masuk aja coba manja banget harus dibukain pintunya.

Dengan kesal gue tetep jalan bukain pintunya.

"Manja bang.. Loh kak Angga?" Gue kaget gue kirain Dimas untung belum gue kata-katain ternyata yang datang tu kak Angga soalnya dia ga ngasih tau dulu kalo mau kesini. Gue harus gimana cobak. Masak gue usir?

Sebagai tuan rumah yang baik,ya tetep gue suruh masuk dulu ya kan.

"Masuk dulu kak.."

"Iya dek makasih" kata kak Angga sambil senyum.

Setelah dia duduk, gue ambilin dia minum lalu kita berdua sama-sama duduk di ruang tamu.

"Ada perlu apa kak tumben kesini ga ngabarin dulu?" Tanya gue basa-basi.

"Ini tadi kakak habis ada urusan di rumah temen kakak, rumahnya lewat sini. Nah kebetulan tadi kakak mampir bentar ke Indomaret terus liat es krim jadi inget kamu. Ni kakak beliin es krim makanya kakak langsung aja kesini mumpung lewat sekalian ngasihin es krim ini ke kamu."

"Ya ampun kak ga usah repot-repot tapi makasih." Segala ngasih beginian. Gue sih seneng-seneng aja. Cuma ini kalo ketahuan Dimas pasti salah paham. Sorry banget kak tapi gue harap lu buruan pulang mumpung Dimas belum pulang.

"Ga repot kok dek. Kakak seneng kamu suka pemberian kakak"

"Lain kali ga usah repot-repot ya kak.."

"Ya udah dek, kakak pamit dulu ya" syukurlah akhirnya dia pulang.

Tapi sayang, telat. Suara motor Dimas udah kedengeran dari dalam. Mampus gue.

Julian pov end

" Yang..ini es.." Dimas tidak melanjutkan ucapannya karena melihat Lian sedang duduk bersama orang yang paling tidak disukainnya.

"Di..Dimas.. kamu udah dateng?"

Dimas tidak menjawab. Tatapannya menajam saat Ia melihat sekantung plastik es krim di genggaman Lian. Dia tahu pasti itu pemberian Angga.

Lian yang menyadari kemarahan Dimas buru-buru menyuruh Angga pulang.

" Kak.. maaf banget,kakak mending pulang sekarang."

" Iya dek, jangan lupa dimakan ya es krimnya."

"Err iya kak"

Kemudian Angga keluar dari rumah Lian dan pergi meninggalkan rumah Lian.

"Yang aku bisa jelasin!" Kata Lian sambil menahan lengan kekar Dimas agar Dimas mau mendengarkannya.

"Ini es krim pesenan kamu, kalo kamu ga suka kamu boleh buang!" Kata Dimas dengan nada datar sambil menyerahkan sekantung penuh es krim dan cokelat ke tangan Lian.

Dimas berjalan ke arah sofa tanpa mempedulikan Lian yang sedang menahan tangisannya.

Dimas sengaja menyibukkan dirinya ke ponsel miliknya. Lian tidak menyerah mendekati Dimas yang sedang marah. Di hampirinya Dimas yang lagi duduk di sofa tempatnya tadi menonton TV.

"Dimas dengerin Aku."

"..."

"Yang.."

"..."

"Sayaaaang" Lian kesal karena tidak di perhatikan, akhirnya mendudukkan dirinya sendiri di pangkuan Dimas lalu mengalungkan lengannya ke leher Dimas. Sebelumnya, ponsel dimas Ia rebut paksa dan meletakkan begitu saja di meja.

" Di bilangin dengerin penjelasan Aku dulu!"

"Apa?"

"Tadi Kak Angga ga sengaja mampir kesini. Bukan aku yang nyuruh"

"..."

"Katanya tadi kebetulan lewat dia mau ke rumah temennya."

"..."

" Untuk es krimnya..."

"Hmm?"

"Katanya juga ga sengaja beli, kamu pokoknya tenang aja, yang aku makan es krim punya mu kok jangan marah hiks..hiks.."

Pecah sudah pertahanan Lian. Air matanya turun karena dia kesal hampir putus asa tidak dapat cara untuk menjelaskan kepada Dimas yang sedang marah.

" Hei kenapa nangis? " Dimas memeluk pinggang Lian.

"Hikss.. habis..nya.. kamu hiks.. gamau dengerin Aku dulu.. hiks.."

"Iya iya udah cup udah Aku denger kan?"

"Kamu..hiks.. ga hiks marah lagi?" Tanya Lian yang udah nyembunyiin mukanya di ceruk leher Dimas.

"Engga yang.. udah diem.."

Akhirnya Dimas sudah tidak marah lagi dengan Lian. Sebenernya kesal juga. Tapi melihat tingkah pacarnya yang gemesin gini mana bisa marah?

Lian menangis hingga tertidur di pangkuan dan pelukan Dimas. Dimas mengecup-ngecup pucuk kepala Lian. Lalu dia juga ikut tertidur dengan posisi itu.

_Seintseiya22_

.

.

.

.

Tbc :)

Vanilla Latte 💕☕ Where stories live. Discover now