Istri Kedua Ayahku

6.2K 182 18
                                    

"Itu anak Miranda dengan Tomy."

"Aaaggh. Apa ini Miranda? Ya Allah cobaan apa ini?"

"Maafkan Miranda Pa ..."

"Tomy yang dulu kah Miranda?"

Miranda diam membisu.

"Miranda! Jawab!!"

"I-iya Pa."

Plaak ...

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Miranda. Dia  tak berkutik  sama sekali. Menangis dan kaget dengan reaksi orang tuanya. Aku pun merasakan hal sama. Sesak rasanya jantung ini. Bagaimana bisa aku menerima kenyataan yang pahit ini. Anak yang kucintai ternyata bukan anakku.

Aku tak bisa membenci anak itu karena dia tak tahu tentang dosa orang tuanya. Tapi! Tapi Miranda? Dia seorang istri dan ibu. Apa dia tak memikirkan kami? Apa dia tidak takut akan karma?

"Kau tahu kan kenapa dulu kami melarangmu berhubungan dengan lelaki itu?"

Jleb jantungku berdebar kuat. Melarang hubungan Miranda dengan Tomy? Berarti orang tua Miranda mengenal betul lelaki itu.

"Kau tahu dia bajingan yang hanya ingin harta dan merusak anak gadis orang. Kau tidak lupa kan Miranda!"

"Pa. Sudah Pa."

"Sudah apa Ma? Ini akibat anak dimanja. Lihat dia telah mencoreng nama baik kita di depan Wahyu."

"Mas ... Mas aku mohon maaf."

Miranda mendekat dan memeluk lututku sambil menangis. Hati ini mencintainya tapi hati ini juga telah hancur dibuatnya.

"Saya harus bagaimana Pa?"

"Wahyu. Papa minta maaf atas perlakuan menjijikkan anak Papa. Papa serahkan semua keputusan kepadamu. Papa udah nggak bisa berkata apa-apa lagi."

Terlihat kekecewaan yang sangat dalam di raut wajah orang tua Miranda.

"Saya memikirkan anak-anak Pa. Bagaimana saya harus memberitahukan yang sebenarnya pada mereka. Terutama Sabrina. Bagaimana?"

"Miranda kau menghancurkan kehidupan anak-anakmu."

"Maafkan Miranda Pa-Ma. Miranda khilaf."

"Khilaf? Khilaf kau bilang sampai punya anak? Itu bukan khilaf tapi memang kau sadar melakukannya!"

Ayah mertuaku bangkit dan masuk ke dalam kamarnya disusul oleh ibu mertuaku.

***
Tak lama mereka keluar dengan wajah yang sudah merah padam.

"Wahyu."

"Iya Pa."

"Papa barusan telepon teman Papa. Dia bilang istri yang selingkuh sampai punya anak talaknya sudah jatuh walau tanpa diucap."

Aku menarik napas mendengar penjelasan tersebut. Ada rasa lega. Tapi ada rasa sedih. Sedih memikirkan nasib anak-anakku yang tidak bisa jauh dari ibunya.

Aku bangkit dan mendekat ke orang tua Miranda. Mencium tangan mereka.

"Pa-Ma. Wahyu minta maaf karena tidak bisa menjadi suami yang menjaga istrinya."

Entah bagaiman caranya air mataku perlahan keluar. Ayah mertuaku langsung memeluk dan menguatkan diriku.

"Maas ..."

Miranda bersimpuh di kakiku. Memohon agar diberi kesempatan lagi.

"Saya butuh waktu Pa."

"Iya, Nak. Papa mengerti."

Istri Kedua AyahkuWhere stories live. Discover now