01. Bekas terselubung

2.8K 246 13
                                    

      

       TAK TERASA kini ia telah satu tahun menempati posisi sebagai manusia hutan

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

       TAK TERASA kini ia telah satu tahun menempati posisi sebagai manusia hutan. Ah, ini tidak jahat 'kan? Tidak perlu di pikirkan, Vii gadis itu tak lagi meneteskan air matanya kendati sempat merengek berhari-hari setelah seminggu tinggal di hutan.

Lantas pria bertopeng setengah retak itu membisu dalam waktu yang cukup lama. Hanya berbaring telentang dengan mata terpejam dibawah rerumputan hijau, entahlah apa yang sedang dipikirkan pria ini, yang pasti Vii ingin membangunkannya dengan cara mengguncangkan tubuh sang pria.

Padahal yang tidak boleh di pegang kan telapak tangannya? Tetapi, manusia bertubuh mungil bak peri itu hanya berpikir seadanya. Dia pun masih sangat kecil untuk benar-benar memahami maksud dari pria itu.

Guncangan tangan ragu untuk dilakukan, Vii terus berpikir untuk merengek meminta dirinya untuk ikut bermain-tak perlu mengguncang kuat tubuh si pria. Agaknya gadis ini kesepian? Namun, manusia misterius itu masih terpaku di tempatnya, bagaimana ia akan sadar jika Vii hanya terdiam menatap paras sang pria?


Vii hanya takut melakukan kesalahan, karena pria itu 'kan pernah berkata, jangan sentuh tubuhku-. Ups, itu ucapan yang di tangkap bocah kecil, dia benar-benar hanya menyimpulkan bahwa memang tidak boleh menyentuh permukaan kulit pria tadi. Padahal, Jangan sentuh telapak tangan. Iya, hanya telapak tangan.

"Kak, b-bolehkah aku mengajakmu bermain?" suara parau terdengar menusuk telinga namja. Jari telunjuk Vii hanya mengambang di atas kulit pemuda.

Tak selang beberapa lama, kakinya bergerak, lutut melipat dan tubuh terangkat menjauhi rumput yang menari bersama angin. Gadis manis melengkungkan senyuman antusias, "Main petak umpet, Kak!"

"Eum? Kau mau bermain?"

"Iya! Apa aku mengganggu kakak?"

Ia menyahut dengan gelengan, "Tidak, Baikhlah mari kita bermain petak umpet," lengkungan bibir tercetak di wajahnya, ya ampun, lesung pipinya sangat menggemaskan. "Kau bersembunyi, dan kakak akan menghitung mu!"

"Baik, Kak-eum? tunggu, nama Kakak siapa ya?" Gumam Vii kepada pria yang ada di hadapannya.

Namun, Pemuda itu sudah bersiap didepan pohon besar,dan menutup matanya mendekat ke lengan tangan kanannya ke depan.

Ia pun mulai berhitung, Vii belingsatan-bingung mencari tempat yang pas untuk bersembunyi. "Satu, dua, tiga, empat..."

"Aih, aku harus bersembunyi dimana?" Pekik si gadis seraya berpikir keras dan mengetuk pelan ujung pelipisnya.

Ia celingak-celinguk mencari tempat persembunyian yang sulit dicari-Kendati gadis ini merasa tempat itu dekat dari tempat titik pertama mereka bermain.

"-Dua puluh delapan, dua puluh sembilan, tiga puluh! Kakak cari ya? Sudah, 'kan?"

Suasana hening tak bergeming, hanya suara air mengalir deras diseberang sana. Tak ada sahutan, pria ini pun mulai mencari gadis kecil itu.

Kendati sudah memasang pandangan yang cukup lebar, pria itu tetap tak menemukan si gadis mungil-tak lelah, pria itu tetap mencari Vii walau sepertinya gadis itu tak akan lagi datang ke pelukannya. "Hei Vii! Kau dimana? Aku sudah berjam-jam mencarimu, ayo keluar saja, Aku menyerah!" Serunya sambil duduk bersender dipohon rindang.

"Vii? Choi Vii? Keluarlah! Aku menyerah!" Tetap berteriak, ia berharap bahwa gadis Vii menyahut dan menyambutnya dengan wajah kesal akibat pria ini lama menemukan keberadaannya selama bersembunyi di balik semak. Namun, semua khayalannya tak akan menjadi nyata, Vii-gadis bersurai legam sama sekali tak menampakkan wujudnya.

"Jangan bergurau, ini sudah cukup lama kau bersembunyi. Kau masih ada disekitar sini 'kan? Ayo, Vii! Keluar, dan jawab aku! Jangan membuatku khawatir!" Hanya akan menjadi angin lalu saja, seruan pria jenjang itu berhenti setelah dirinya bergumam tanda kecewa, "Vii, kau meninggalkanku sendiri?" []

𝓗𝓪𝓷𝓭

𝑯𝑨𝑵𝑫 | 𝒆𝒙𝒑𝒍𝒐𝒔𝒊𝒗𝒆 𝒄𝒓𝒚Onde histórias criam vida. Descubra agora