Chapter 17(That Face)

6.3K 283 5
                                    

illy sedang mencoba bersikap senormal mungkin setelah melihat pria yg kini ada lagi di hadapan nya. 

tapi rasanya sulit, meskipun sudah berusaha tapi illy tetap tak bisa menutupi kalau luka lamany itu datang lagi .

ada rasa rindu dan sakit yg kini bergelut di dalam dirinya. illy bhkan masih belum berani menatap mata ali,  ia sangat takut akan terbawa pada suasana yg nantinya akan sulit utk di cairkan.

begitu pula ali , ia hanya dapat menunduk dan menyantap mkan malamnya .

al pun tak henti menatap wajah illy yg semakin aneh. 

"Ly, r u ok?"tanya al yg menggenggam jemari illy . illy hanya mengangguk.

"ini ali,  dia adalah orang yg slama ini aku kirimkan rekaman suaranya sama kamu,  kamu ingat?" al mengenalkan ali pada illy,  gadis itu tiba tiba tersedak,  ia kaget krn ternyta dugaan nya benar.  ali lah si pemilik suara itu. jadi selama ini yg ia dengarkan memang suara ali.  pantas saja rasanya sudah tak asing lagi. 

illy tersenyum singkat pd ali dan beralih lagi.  ali membalas senyuman nya,  sungguh hati ali berdebar sangat kencang kala itu,  seluruh rindunya seakan terluapkan dengan senyum menawan illy meski sesaat.

lagi lagi al di buat bingung dngan tingkah aneh kedua orang ini..

"Li,  ini illy.  gadis London gue.  Dokter sekaligus pacar gue"jelas al dengan penekanan pada kata PACAR.  membuat ali agak tersedak,  ia menaikkan sebelah alisnya dan menatap al serta illy berulang kali,  ia coba meyakin kan dirinya kalau ini tak nyata,  tapi cara al memperlakukan illy pun sudah sangat memperjelas segalanya.

"oh..ya,  gue ali"pria itu mengajukan lengan nya utk bersalaman dengan illy,  agar menghilangkan kecurigaan al,  illy coba menyalami ali dan berlagak seakan mereka memang baru kenal.

"gue illy"

untuk sementara,  prasaan al cukup lega. meskipun masih ada rasa curiga tapi ia berusaha mengalihkan segala pemikiran anehnya itu. ia harus bisa percaya pada illy atau ia akan kehilangan lagi seperti dulu.

***

Januari,  2008

plakkkk...  sebuah tamparan melayang di pipi kanan al.  sontak ia terkejut,  gadis yg telah hampir 2Th ia pacari,  berani menamparnya.

"gue salah apa?"tnya al sembari mengelus pipinya yg terkena tamparan barusan. tanpa di duga,  gadis itu justru menangis. ini aneh bin ajaib. wanita memang membingungkan.  pikir al dalam benaknya.

ia merunduk,  menyamakan posisinya dengan gadis yg ada di depan nya.

"hey.. knp malah nangis?"tanya nya lagi,  kali ini suarany lebih lembut dari yg tadi.  perlahan gadis itu semakin tenang.

"aku mau kita putus al"ucapnya pelan. meskipun begitu,  al masih bisa mendengarnya. al bhkan bisa merasakan setiap tarikan nafasnya krn memang posisi mereka begitu dekat.

"apa alasan nya?" al merasa ini tak masuk akal,  tak ada kesalahan yg ia lakukan,  tapi knp begitu tiba tiba?

gadis itu menarik nafas panjang,  ia coba mengatur suaranya agar tak terdengar sumbang "Karna kamu dan aku punya jalan yg berbeda,  kita ga bisa sama sama al"ia menggenggam lengan al dan meletakkan di dadanya.

"tapi ca ..."belum sempat al menjelaskan,  gadis itu sudah menghentikan suaranya "kita beda al, aku bukan orang yg bisa kamu tahan.  aku ingin kita kembali berteman seperti awal kita kenal dulu" gadis tadi mengecup kening al dan segera berlalu meninggal kan nya,  al tak mampu berkata apapun,  ia terpaku menatap tubuh nya yg berjalan menjauh dari pandangan nya.  ia tak bisa menahan nya lagi.  ini pilihan yg sudah di tentukan nya.  bisa apa kalau sudah begini?

semenjak itulah al sadar kalau ia harus bisa mengontrol perasaan nya,  atau ia akan kehilangan lagi. 

el juga sering bilang kalau al harus lebih bisa menghadapi perasaan nya sendiri , atau setiap wanita yg di dekatinya akan lari lagi seperti dulu. 

***

"Ly.. kamu masih pakai kalungnya?"tanya al tiba tiba,  ia baru sadar kalau kalung itu tak ada lagi di leher gadisnya.

"ahh.. iya ,mm,  itu... "illy terbata bata,  entah harus bilang apa pada al kalau sebenarnya kalung itu hilang saat ia sedang bermain dengan anak anak di rumah pelangi. ada yg tak sengaja menarik nya dan hilang bgitu saja. illy sudah coba mencari nya,  tapi tetap tak ketemu.

"ya?"al menatap tajam mata illy,  al sangat tau kalau illy tak bisa bohong jika sudah di tatap seperti illy.  pada akhirnya,  illy pun menjelaskan semuanya. al coba memahami dan tak mau marah pada illy.

"aku beliin lagi?"ia menaikan dagu illy, di buat sejajar dengan wajahnya

"ga usah,  mending kamu donasiin uang kamu buat penderita kanker"jawab illy sebijak mungkin,  al di buat kagum dengan sikap illy yg sederhana. di saat banyak wanita meminta barang barang mahal ,tapi illy justru menyuruh nya utk mendonasikan pada penderita kanker. 

ali tak mampu berbuat apapun ketika melihat kedekatan mereka berdua,  tapi ia sadar kalau memang illy tak pernah berubah.  ali tak henti di buat kagum dengan sikap bijak illy.

ia memang beda dgn gadis lain yg hidup nya senang berfoya foya,  tapi illy justru tampil apa adanya,  ia tak mau ikut ikutan trend atau fashion apapun itu,  illy selalu memakai apapun yg ia rasa nyaman utk di kenakan. wajar saja jika banyak pria di luar sana yg di buat jatuh hati dengan kesederhanaan nya ini .

"nak ali, ini di minum.."nenek menghampiri ali yg sedang termenung , ia memberikan segelas susu putih dengan madu utk di minum ali

"makasih ya nek"ia tersenyum singkat dan menyeruput susu nya.

"kalau memang ia yg di sampaikan tuhan untukmu,  maka ia akan datang kembali padamu"ucap nenek yg membuat ali terkejut,  kenapa tiba tiba nenek berbicara aneh seperti tadi?

nenek  hanya tersenyum aneh dan masuk kembali ke kamrnya ketika ali membalikkan badan nya . ali angkat bahu sambil lanjut menyeruput susu hangatnya .

***

al sadar betul kalau ali memperhatikan nya dari ruang tv, ia melirik ali sekilas tapi ali segera mengalihkan pandangan ke layar tv lagi. 

"bentar ya.."al berdiri dr duduknya, meninggalkan illy di ruang makan dan beralih pada ali.

"ada yg aneh Li?"al menepuk pelan pundak ali dan ikut duduk di sebelahnya. ali cukup terkejut dengan kedatangan al yg tiba tiba.

"ahh.. mm nggak.  y udah, gue balik duluan ke kamar"ali sedang mengelak dr prtnyaan al , ia segera berdiri dan masuk duluan ke kamarnya,  ia sempat tersenyum singkat saat melewati illy yg msh berada di tempat yg sama. illy membalas dengan senyuman yg agak tertahan. 

pertemuan ini cukup aneh buat keduanya. terlalu canggung rasany jika di ingat ingat kalau dulu keduanya pernah punya cerita yg akan sulit di percaya oleh org org sekitarnya saat ini  . jadi mereka hanya dapat bersikap layaknya baru kenal dan tak tahu apa apa.

"ingin menyapamu,  tapi rasanya bibir ini kaku.  ingin mendekapmu, namun tubuhku terasa beku dan tertahan oleh banyak tangan yg tak mengijinkan kaki ku berjalan mendekat"Ali

Update nih. Pendek ya part ini?disini aku mau ungkap sdikit masa lalu al. Coment donk coment.  Gmana?gmna?makin menarik atau ngebosenin?

PART OF USWhere stories live. Discover now