"Lo mau gue melakukan apa?" potong Abram.

"Ya bantu meringankan beban kerja gue lah. Kalau lo tau rapat begini nggak urgent dan masih bisa lo handle tanpa kehadiran gue, just go on Bram. Keputusan apapun hasil meeting toh bakal gue iyain. Suara terbanyak, kan?"

Abram mengembuskan nafas kasar dan menimpali ucapan Kyna, "Nggak bisa seperti itu, Kyna. Sebagai penerus perusahaan dan sebentar lagi nama lo bercokol di Board of Directors, lo harus sepenuhnya paham dengan perusahaan. Lo nggak bisa ilang-ilangan gitu karena riskan untuk perusahaan. Lo harusnya bisa amanah—"

"Stop Bram! Gue nggak butuh ceramah lo ya. Kalau lo nggak mau bantu gue ya udah. Bilang nggak bisa! Jangan bertele-tele kayak perempuan yang bingung mau mandi atau keramas dulu." Abram tersenyum mendengar jawaban Kyna dan membatin, Kalau laki mah keramas dulu. Emang perempuan nggak?

"Oke, lo mau apa sekarang? Cepetan ngomong. Open discussion dimulai. Setengah jam. Itu sama dengan waktu gue menghabiskan makanan saat sedang ngobrol. To the point! Nggak usah omongin yang nggak penting. Gue mau ke ruangan gue. Di sini so manly dan bikin gue nggak nyaman dengan ambiensnya. Pa.Nas," sindir Kyna.

"Oke, kita mulai diskusinya. Lo bisa sambil makan kok," memberikan satu paket hokben berisi yakiniku dan eggs rolls pada Kyna. Tak lupa ia menyertakan chicken tofu, shrimp ball dan tambahan egg chicken rolls.

"Dan lo bakal ngomong selama gue makan?" tanya Kyna.

"Yups. You can go first. Ya giliran aja makannya. Gue ngomong, lo tanggepin, lo ngomong, gue tanggepin. Jadi, masing-masing bisa makan," jelas Abram.

Kyna tertawa hambar, "Ribet lo. Make it simple harusnya. Lo mau sambilan makan juga ngomong nggak apa-apa. Jangan nyiksa diri. Jangan bodoh."

Abram hanya tersenyum mendengar ucapan Kyna. "Nggak masalah. Gue tadi sempat makan maison ferrie kok. Jadi masih kenyang," balasnya.

"Terserah lo deh, Bram," timpal Kyna, "Ya udah cepetan ngomong!" perintahnya.

"Jadi, program CSR EBI bernama BANTU (Bantuan, Pembinaan dan Pemulihan, serta Pantau). Setelah ngobrol sama Kalih tadi, kita mendapatkan kesimpulan kalau program jangka pendek yang diberikan berupa peminjaman alat pemadam kebakaran. Kita kan punya dua damkar di Sumatera. Nah, itu bisa dipergunakan salah satunya sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Opsi kedua yaitu memberikan bantuan berupa pengadaan air bersih, menyuplai masker yang proper bagi warga yang benar-benar terkena dampak, dan mengadakan fasilitas kesehatan darurat. Kita juga akan memberikan bantuan berupa uang untuk pemulihan," terang Abram dan Kyna mendengarkan dengan seksama.

"Itu kan program jangka pendek. Program jangka panjangnya bagaimana?" Kyna bertanya setelah menyesap minumannya.

"Gue belum ada ide," jawab Abram sambil cengir dan menggaruk kepala, "itu kenapa gue butuh masukan dari lo. So, your turn," katanya.

"Gue banget nih yang harus kasih ide?"

"Kan lo calon VP. Biasanya  VP itu lebih kreatif dan pengetahuannya lebih banyak," Abram memainkan kedua alisnya dan menggoda Kyna.

Kyna mendengus; menyelesaikan makannya; dan membalas Abram, "Lo pasti bercanda saat lo bilang nggak ada ide sama gue. Pasti ini akal-akalan lo aja, kan?"

When Women Commanded (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang