Heartbreaker part II

16 0 0
                                    

 Tepat pukul 10 malam, setelah aku mandi dan berganti pakaian, aku memutuskan untuk pergi keruang latihan dance yang ada di asrama BT25. Ruang latihan dance di asrama kami memang tidak seluas yang ada di kantor pusat, namun cukuplah untuk latihan individu. Aku ingin menghafal beberapa gerakan di lagu baru kami selanjutnya, aku juga akan mengasah skill menariku agar terlihat bagus saat penampilan di acara award besok malam.

Selesai menari satu lagu, aku melihat pintu ruang yang terbuka.

"Bima, ngapain kamu disini?" tanyaku, yang sedikit kaget dengan kedatangan Bima.

"kamu sendiri ngapain disini sendiri?" ucap Bima yang balik bertanya kepadaku.

"lagi latihan, tadi ada beberapa gerakan yang aku kurang paham" jawabku.

"tumben kamu latihan sendiri, biasanya kamu minta diajarin aku kalo gak Jo" ucap Bima.

"oh,, aku sebenernya mau ngajakin kalian kesini, cuman, takutnya kalian capek" jawabku.

"aduh Fin, kalo sekedar jadi pelatih juga sambil tiduran bisa kali. Gak usah sungkan kalo mau minta bantuan. Yaudah sekarang aku ajarin mumpung aku belum ngantuk. Bagian mana yang masih belum paham?" tanya Bima.

Aku pun menjelaskan kepada Bima tentang bagian dance lagu baru yang masih belum aku kuasai, setelah itu giliran Bima menjelaskan gerakan demi gerakan kepadaku secara pelan dan terperinci, ia juga memperagakannya secara detail, ia dengan sabar melatihku. Aku sangat kagum dengan kelincahan dan kelihaian Bima dalam menggerakan semua anggota tubuhnya. Dia juga sangat mudah mengafal setiap gerakan yang diberikan oleh pelatih.

"oke bagus, habis itu tangan kamu angkat-tarik lurus kesamping, turun......" belum selesai Bima menjelaskan kepadaku, tiba-tiba ia terhenti saat mendengar suaraku merintih. Lenganku terasa begitu sakit, mungkin ini efek terbentur lemari kemarin saat Jo mendorong tubuhku.

"kamu kenapa Fin?" ucap Bima yang nampak panik.

"kesemutan" ucapku berbohong.

"ah,, aku kirain kenapa, yaudah kita istirahat dulu" ucap Bima.

Aku pun menepi ke sudut ruangan untuk mengambil sebotol air minum, aku juga memberikan sebotol lagi untuk Bima yang masih berdiri ditengah ruang latihan.

"nih minuman" ucap ku sembari melempar botol minum kepada Bima.

"thanks" ucapnya. "Fin, aku lihat kamu agak aneh hari ini? Kamu beneran gak kenapa-napa?" lanjutnya.

"maksudnya?" tanyaku yang masih tidak mengerti dengan pertanyaan Bima.

"ya kamutu kelihatan gak kayak biasanya, kamu lebih banyak diem, terus lebih banyak ngalamun" ucap Bima.

"kalo kamu ada diposisiku, kamu juga bakalan lebih banyak diem dan ngalamun Bim. Apalagi kalo dua orang penting di hidup kamu tiba-tiba marah dan ngerasa kecewa sama kamu" ucapku sembari memandang botol minum yang ada digenggamanku. Aku dan Bima kini terduduk ditengah ruang latihan.

"dua orang penting? Siapa maksud kamu?" tanya Bima. Ia paling pintar mengulik tentang masalahku, dan kelemahanku adalah tidak bisa berbohong kepadanya.

"Jo, aku pikir dia masih marah sama aku" ucapku.

"aku yakin, Jo bisa lebih dewasa buat nyelesein masalahnya sama kamu Fin" ucap Bima. "oh iya, ada hal lain yang pengen aku tanyain kekamu" lanjutnya.

"tanya apa?" tanyaku.

"apa bener Jeni sengaja go publik? Kamu bilang, Jeni punya kepribadian yang hampir sama kayak kamu dan kamu juga pernah bilang kalo Jeni paling tidak gak suka jadi terkenal. Aku juga gak sengaja denger pembicaraan kamu sama Jeni tadi direstoran" ucap Bima.

PERSONAWhere stories live. Discover now