---

Saat itu jam menunjukan pukul 18 lebih 5 menit, aku memasuki asrama. Diruang tengah aku melihat Biyan sedang membaca komik kesukaannya, sedangkan didapur kak Sena, Bima, dan Ray sedang sibuk menyiapkan makan malam. Bukan hanya tampil menawan diatas panggung, tapi kita juga diberi tanggung jawab untuk memasak dan membersihkan asrama. Kita memiliki jadwal piket untuk membersihkan asrama, jika soal memasak, biasanya akulah yang dipercaya mereka untuk menyediakan makanan.

"guys, aku pulang" ucapku dengan nada yang masih tidak bersemangat, aku terduduk di samping Biyan. Biyan yang melihat kedatanganku sangat antusias dan dengan segera meletakan komik yang semula ada dikedua tangannya.

"waaaahh, aku kira kamu bakalan lama di Eropa" ucap Biyan.

"buat apa lama-lama disana?" tanyaku.

Bima berlari kecil menuju kearah ruang tengah sembari berkata, "Rafin,,, aku kangen banget sama kamu".

"lebai banget sih, baru juga sehari gak ketemu" kataku.

"aku memasak makanan lezat buat kamu Fin" ucap Bima. Ray yang masih ada didapur tiba-tiba menyambar, seolah tidak terima dengan apa yang diucapkan Bima.

"kapan kamu masak? Kamu masuk dapur cuman ngerecokin aku sama kak Sena" ucapnya.

Biyan tertawa kecil mendengar jawaban Ray.

"aku taro barang dikamar dulu deh, ntar aku bantuin masak" ucapku yang kemudian beranjak untuk membawa barang-barangku kekamar.

"aku bantuin naik" ucap Bima yang berniat akan membantuku membawa koper-koperku kekamar. Kamarku ada dilantai dua, jadi perlu tenaga lebih untuk mengangkatnya.

"kamu gak usah bantuin kita masak Fin, mendingan kamu buruan mandi, terus kesini. Bentar lagi makanannya siap" ucap kak Sena dari dalam dapur.

"oke kak" jawabku. "buruan angkat koper aku yang gedhe keatas" tambahku menyuruh Bima. Bima pun menuruti apa yang aku perintahkan.

Sesampainya dikamarku, Bima meletakan koper di sudut ruangan. Aku segera melepas jaketku dan bersiap untuk mandi.

"thanks Bim" ucapku kepada Bima.

"santai aja. Eh btw, kenapa pak Hitman kemarin pengen ketemu sama kamu?" tanya Bima.

Baru saja aku lupa masalah obrolan kemarin, tiba-tiba Bima sudah mengingatkannya lagi.

"gak ada apa-apa kok, cuman ngobrol biasa" ucapku, menutupi apa yang sebenarnya terjadi.

"ah,, bohong, aku udah bisa bedain mana ekspresi kamu bohong dan pas gak bohong" ucap Bima yang terus menyudutkan ku.

"udah ah, aku mau mandi dulu, terus makan, terus tidur" ucapku seolah tidak memperdulikan keberadaan Bima disana.

"heei,, aku serius, cerita dong sama aku" ucap Bima terus memaksa.

"apanya yang mau diceritain, aku ketemu pak Hitman cuman bentar dan terus beliau cuman bilang -sebaiknya kamu siap-siap untuk penerbangan pulang 3 jam lagi- udah cuman gitu" ucapku sembari menirukan gaya Pak Hitman saat berbicara denganku kemarin. Namun Bima nampak masih belum percaya dengan apa yang aku jelaskan.

"apalagi? Gak percaya? Yaudah kalo gak percaya, aku mau mandi dulu, nanti kalo kamu keluar kamarku, tolong tutup pintunya" ucapku yang kemudian berlalu menuju kamar mandi.

Saat aku keluar dari kamar mandi, aku sudah tidak melihat sosok Bima berada dikamarku. Aku pun bergegas mengganti pakaian dan kemudian menuju kemeja makan.

PERSONAWhere stories live. Discover now