"kata kak Sena, besok bos kesini dan pengen ketemu sama kamu, apa ini soal project pribadi Fin?" tanya Jo lagi.

"gak tahu" jawabku singkat. Aku sendiri sejujurnya tidak tahu apa tujuan Bos ingin menemuiku besok.

"Reva ngapain ikut kesini?" tanya Bima.

"dia bilang ada kerjaan" jawab Jo yang seolah tahu semua tentang Reva. Reva aktris yang bernaung dibawah agensi yang sama dengan kita. Dia sahabatku, dan mantan kekasih Jo. Mereka pacaran diam-diam selama 2 tahun, tak ada fans yang tahu, tapi ada beberapa dari mereka yang mencurigai hubungan Reva dan Jo.

Aku, Yuta, Wiga, Bima, Ray, Biyan, dan Jo tergabung dalam sebuah tim vokal, mereka sering menyebut kita sebagai boy group terpopuler didunia. Aku tidak suka menyebut kita sebagai sebuah grup, kita adalah tim, tim yang dipenuhi dengan kerjasama yang epic, yang membuat kita bisa berada dipuncak seperti sekarang ini. Tim musik yang sukses bukan karena penyanyinya saja, tapi juga orang-orang dibelakangnya, yang senantiasa mendukung kita, menyiapkan segala perlengkapan panggung kita, membantu kita dalam proses pembuatan musik dan video, serta masih banyak lagi jasa mereka yang tidak bisa aku tuliskan disini. Tanpa mereka, kita bukan apa-apa. Sena dan David adalah tim manager yang berperan sangat besar dalam tim ini, meskipun mereka tidak pernah tampil dilayar kaca, tapi merekalah orang yang paling sibuk diantara kita, menyiapkan dan menyusun jadwal kita, menjaga kita, dan mengikuti kita kemana pun kita pergi.

Saat ini aku bersama tim sedang berada di Eropa. Tour dunia, itulah salah satu cita-cita dari tim ini, dan kemudian dapat terealisasikan lagi awal tahun ini. Aku tidak pernah menyangka jika fans kami diluar negari sangat antusias menyambut kedatangan kami. Ini tour dunia kita yang ke tiga kalinya dan aku tidak menemukan satupun wajah bosan mereka melihat penampilan kita. Bahkan semakin banyak orang yang datang untuk melihat penampilan kita.

"Fin, coba baju itu sekarang, aku pengen liat kamu memakainya" pinta Jo.

Aku pun mengabulkan permintaan Jo. Aku mencoba 2 buah kaos dan sebuah hoodie dari dalam kantung belanja yang baru saja diserahkan oleh Jo.

"Jo, aku lihat, akhir-akhir ini kamu deket lagi sama Reva" ucap Yuta.

"ah, dekat biasa, deket sebagai teman aja kok" jawab Jo yang masih sibuk mengamatiku.

"aku balik kamar dulu ya, udah ngantuk bgt" ucap Bima yang kemudian beranjak dari tempat duduknya.

"ya, istirahatlah semua, besok kita masih harus syuting lagi" pesan Yuta, si Leader dari Tim ini.

Hah, syuting lagi, rasanya aku sudah muak dengan kalimat itu. Aku seperti hidup 24 jam didepan kamera. Aku bahkan tak punya ruang pribadi untuk membahagiakan diriku sendiri.

Setelah aku mencoba semua baju yang diberikan oleh Jo, aku pun juga kembali kekamar, namun Jo mengikutiku dan berkata "aku pengen ngomong bentar sama kamu" sembari memberikan senyum bahagianya seperti yang aku lihat saat Jo datang kekamar Yuta tadi.

Aku membuka kamar hotelku dan melangkahkan kakiku masuk kedalam ruangan, langkah kakiku masih diikuti oleh Jo yang bergerak riang dipunggungku.

"Jo, aku takut liat kamu senyum-senyum sendiri dari tadi" ucapku sembari memberikan imbuhan tawa dibelakangnya.

"besok aku mau ngajak Reva makan malam. Aku sama kak Sena tadi udah cari restoran romantis buat kita besok. Rencananya aku mau ngajak dia balikan, menurutmu dia bakal mau gak?" tanya Jo.

Aku terkejut mendengar pernyataan yang baru saja dilontarkan oleh Jo.

"balikan? Bukannya kamu tadi bilang cuman temanan biasa ya?" tanya ku.

"aku cuman bohong, aku gak mau mereka tahu, apalagi Yuta, dia pasti bakal sering nasehatin aku" jawab Jo.

"kalau aku tahu juga aku bakal kasih banyak nasehat kekamu Jo. Kamu pikir aku gak bisa ngasih nasehat kayak Yuta" ucapku.

PERSONAWhere stories live. Discover now