#9

11.4K 652 1
                                    

Berubah menjadi seorang pria, yang bertubuh tegap, dan bersurai hitam. Melihat hal tersebut, tentu saja membuat Dervla begitu terkejut, sehingga ia langsung berjalan mundur.

"S-Siapa kau? Kenapa kau bisa berubah, menjadi manusia?" tanya Dervla, yang mulai merasa takut.

"Tenang saja, kau tak perlu takut, karena kita sama-sama monster pembunuh" ujar pria itu, sambil berjalan menghampiri Dervla.

Mendengar apa yang baru saja pria itu katakan, membuat Dervla langsung menghentikan langkahnya, dan mengerutkan dahinya, "Monster pembunuh? Maksudmu?" tanyanya.

"Ya, monster pembunuh, dan aku adalah Werewolf" jawab pria itu, sambil mengganggukkan kepalanya.

Kedua matanya Dervla pun langsung membelalak, saat itu juga. Sungguh, ia tak menyangka, kalau ia akan bertemu, dengan salah makhluk kegelapan itu, yang dianggap hanya mitos saja.

"Hey, kenapa kau malah diam?" tanya pria itu, sehingga membuat Dervla, jadi tersadar dari lamunannya.

"Tidak apa-apa. Dan maaf, aku sudah memasuki wilayahmu. Permisi!" ucap Dervla, yang kemudian hendak beranjak pergi. Tapi dengan dengan cepat, pria itu menahan tangannya.

"Tunggu!" ucap pria itu.

Dervla pun langsung menghentikan langkahnya, dan menoleh ke arah pria itu, tanpa berkata apa-apa.

"Kenapa kau malah pergi?" tanya pria itu, sambil menatap Dervla.

"K-Karena Vampire dan Werewolf bermusuhan, jadi lebih baik, aku kembali ke kastil, tempat aku tinggal" jawab Dervla, dengan sedikit terbata-bata.

Mendengar jawabannya Dervla, membuat pria itu menggangguk paham. Karena ia tahu benar, soal cerita legenda itu.

"Lalu, kenapa kau datang, ke hutan ini?" tanya pria itu, sambil mengerutkan dahinya.

"Karena aku ingin mencari makan. Sebab, di kastil tempat aku tinggal, aku tidak tahu, harus meminta makan, pada siapa" jawab Dervla, sambil menundukkan kepalanya.

Namun dahinya pria itu langsung mengerut, saat Dervla menyebutkan kata Kastil, "Jadi, kau tinggal di kastil, yang berada di depan sana?" tanyanya, sambil menunjuk ke belakangnya Dervla.

"I-Iya, aku tinggal di sana, dengan kedua vampire lainnya" jawab Dervla, yang masih menundukkan kepalanya.

Dahinya pria itu pun kembali mengerut, saat mendengar, apa yang baru saja Dervla katakan, "Kedua vampire lainnya? Maksudmu, Franc dan Rebecca?" tanyanya, sehingga membuat Dervla, langsung mengangkat kepalanya.

"Benar! Kau kenal dengan mereka?" tanya Dervla, yang malah berbalik tanya, pada pria itu.

Pria itu pun langsung mendengus, dan melepaskan cengkramannya, dari pergelangan tangannya Dervla, "Ya begitulah, aku kenal dengan mereka, tapi kami bermusuhan" jawabnya, sambil memalingkan pandangannya, dari Dervla.

Segera Dervla mengganggukkan kepalanya, dan mengulum bibirnya, "Ya, aku paham" ucapnya.

"Tapi sejak kapan, kau tinggal bersama dengan mereka?" tanya pria itu, yang kembali menoleh ke arah Dervla, dan menatapnya.

"Masih sangat baru, karena aku adalah seorang Vampire, yang baru lahir. Dan Franc lah, yang merubahku menjadi Vampire, dan membawaku ke kastilnya itu" jawab Dervla.

"Pantas saja, kau tidak tahu, siapa aku" ujar pria itu, sambil mengganggukkan kepalanya, dan memalingkan pandangannya, dari Dervla.

"Memangnya, siapa nama mu?" tanya Dervla, dengan hati-hati, dan menatap pria itu.

"Namaku Joël De Verley, panggil saja Joe" jawab pria itu, yang kembali menatap Dervla.

"Salam kenal Joe, namaku Dervla-Noémie Bourseiller, tapi panggil saja Dervla" ujar Dervla, sambil mengulurkan tangannya, pada pria itu, dan disertai dengan senyuman, yang terukir di wajahnya.

Namun pria itu malah terdiam, seakan mendadak jadi patung. Lalu dengan ragu, ia menjabat tangannya Dervla, dan berkata, "Salam kenal juga, Dervla".

"Bagaimana, kalau kita berteman saja? Karena aku tak ingin bermusuhan, seperti yang lainnya" ujar Dervla, dengan senyuman, yang masih terukir di wajahnya.

Tapi lagi-lagi, pria itu malah terdiam, dan seakan mendadak jadi patung. Lalu dengan sedikit ragu, ia mengganggukkan kepalanya, tanpa melepaskan pandangannya dari Dervla, "Baiklah" jawabnya.




************************




Sedangkan di dalam kastilnya Franc,

Franc berjalan menuju sebuah kamar, yang di tempati oleh Dervla, sambil membawa segelas darah segar, di tangan kanannya. Tapi setelah sampai di depan kamarnya Dervla, ia melihat pintunya yang terbuka, dan ia begitu terkejut, saat mendapati gadis itu yang tak ada, di dalam kamarnya. Segera ia memasuki kamar tersebut, dan berjalan menuju jendela, lalu ia melihat ke arah jendela dan menduga, kalau Dervla keluar lewat situ.

"Ke mana dia? Atau jangan-jangan, ia melarikan diri?" batinnya.

Lalu ia berjalan ke arah nakas, dan menaruh gelas tersebut, di atas sana, "Aku harus menyusulnya, dan jangan sampai, ia bertemu dengan binatang-binatang itu" gumamnya, yang kemudian berjalan ke arah jendela. Lalu ia segera melompat dari sana, dan terjun ke bawah.

Setelah sampai di bawah, ia langsung berjalan memasuki hutan. Namun tiba-tiba, ia menghentikan langkahnya, saat. . .












To be continue. . .

Tueur de Vampire [COMPLETE]Where stories live. Discover now