Chapter 28

2.2K 213 36
                                    

Summer Rain Chapter 28




Tuan Park sedang tengah berada di lantai dua mansionnya. Dia berada di balkon mansionnya sedang bersantai di sofa yang sudah tersedia. Matanya terpejam menikmati udara segar musim semi di sore hari. Dia mengingat kalau dia jarang bersantai seperti ini.

Baru saja memejamkan matanya, kelopak matanya terbuka kembali mendengar suara benda dari arah kamar. Dia berpikir antara kamar Chanyeol atau Sehun. Namun dia baru ingat kalau mobil Chanyeol sudah pergi lagi dari mansion setelah menurunkan Sehun tadi. Tuan Park melihatnya dari balkon tadi.

"Apa yang dilakukan anak itu?" gumam Tuan Park.

Dengan ada perasaan penasaran, Tuan Park beranjak dari sofa kemudian berjalan menuju kamar Sehun secara perlahan. Kamar Sehun tepat bersebelahan dengan kamar Chanyeol.

Tuan Park memutar kenop pintu kamar Sehun secara perlahan. Pintu kamarnya tidak dikunci. Tuan Park sedikit menyembulkan kepalanya mengintip ke dalam kamar Sehun. Dia dapat melihat Sehun yang duduk meringkuk di bawah tempat tidurnya dengan gerakan punggung yang naik-turun. Tuan Park menyimpulkan bahwa anak itu mengalami sesak napas pasalnya Tuan Park dapat mendengar deru napas Sehun yang tersengal tersebut dan tidak karuan.

Tuan Park berbalik ingin keluar dari kamar Sehun tersebut, namun kakinya terasa berat ingin meninggalkan kamar tersebut. Bahkan kaki Tuan Park sudah selangkah maju memasuki kamar Sehun.

Dengan langkah terpaksa kaki Tuan Park memasuki kamar Sehun dan menghampiri Sehun. Hatinya berdesir melihat Sehun berkeringat banyak, wajah yang pucat, terlihat kesakitan menekan dadanya serta napas yang sesak.

Tangan Tuan Park terangkat dan menepuk pundak Sehun.

"Ada apa denganmu?" tanya Tuan Park.

Tuan Park menatap mata Sehun, dia dapat melihat mata Sehun yang sepertinya meminta bantuan. Dia juga dapat melihat tatapan Sehun yang sangat mirip dengan mendiang istrinya.

"Park Ahjushi" seru Sehun lirih menahan sesak.

"Ada apa denganmu? Aku bertanya padamu" tanya Tuan Park lagi walaupun dengan nada ketus.

"Aku baik-baik saja, Ahjushi" jawab Sehun susah payah menahan sesaknya.

"Hah... Apanya yang baik-baik saja. Kau sesak napas parah seperti ini kau bilang baik-baik saja. Katakan apa yang kau inginkan" ujar Tuan Park yang terkesan kasar.

"Aku membutuhkan obatku, Ahjushi" balas Sehun mengatur napasnya.

Tuan Park mengerutkan keningnya.

"Dimana kau meletakkannya?" tanya Tuan Park melihat sekeliling kamar.

"Di laci dekat lampu tidur itu" jawab Sehun sambil menunjuk laci yang berada jauh dari tempatnya duduk kini.

"Tunggu sebentar" Tuan Park berdiri dan mendekat ke laci.

Tuan Park membuka laci yang dimaksud Sehun. Saat dia membuka laci tersebut dia terkejut, betapa banyak obat yang dikonsumsi Sehun. Tuan Park melirik Sehun sekali lagi. Pikirannya sekarang "sakit apa anak ini"

"Obatmu yang mana ini?" tanya Tuan Park yang bingung mana obat yang harus diminum Sehun sekarang.

"Semuanya, Ahjushi" jawab Sehun yang menekan dadanya.

Tuan Park mengambil satu persatu dari botol obat yang akan diminum Sehun. Kemudian dia menghampiri Sehun lagi namun sebelumnya dia juga mengambil segelas air yang juga sudah tersedia di meja Sehun.

Tuan Park mengangkat tubuh Sehun dan mendudukkannya di tepi tempat tidur.

"Ini" Tuan Park menyodorkan obat Sehun dan segelas air minum.

Summer Rain (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang