6

4.3K 419 18
                                    

Aku akan pergi ke mana pun kamu pergi....

Jemari Anne tenggelam di dalam helaian bulu Ambrose yang lebat dan halus ketika lelaki itu berlari kencang sambil membawa Anne di punggungnya. Mereka dalam perjalanan menuju ke sebuah tempat yang Ambrose sebut sebagai rumah. Di mana tepatnya Anne tidak tahu, dia tidak banyak bertanya setelah Ambrose berubah ke dalam wujud serigalanya.

Keputusan yang telah Anne buat memang gila, tapi Anne tidak menyesal. Tidak hingga detik ini. Ia percaya kepada Ambrose dan pada apa yang hatinya inginkan. Meski ini untuk yang pertama kalinya Anne mengambil keputusan di luar nalar, mana mungkin ada gadis muda selain dirinya yang bersikeras untuk terjebak di dalam bahaya. Terlebih lagi bahaya itu sangatlah nyata, dengan taring dan cakar tajam yang siap untuk mencabik-cabik tubuhnya.

Pemberhentian pertama mereka lakukan saat hari menjelang malam. Ambrose yang masih dalam wujud serigalanya meletakkan kepala di atas pangkuan Anne dan memastikan gadis itu tetap hangat dengan memeluk bulu-bulunya yang lebat.

Ambrose tidak berubah ke dalam wujud manusianya sebab Anne yang melarangnya, gadis itu tak ingin melihat tubuh Ambrose yang polos sebab dia tidak memiliki pakaian sejak pakaian yang terakhir kali ia kenakan robek ketika ia berubah wujud menjadi serigala untuk menggertak Anne. Di dalam benaknya Anne mendengus geli membayangkan berapa banyak pakaian yang telah Ambrose robek selama ini? Ribuan? Mungkin.

Menunduk, Anne tersenyum kecil melihat serigala di pangkuannya sudah terlelap. Dengan hati-hati Anne merebahkan tubuh di sisi Ambrose kemudian merapatkan diri kepada serigala berbulu lebat itu. Ia mendekap Ambrose erat hanya untuk menghalau tubuhnya dari udara yang dingin, tapi Anne justru mendapati rasa nyaman dan kedamaian yang tak pernah ia rasakan sebelumnya ketika ia tenggelam di antara helaian bulu-bulu cokelat yang lembut itu. Anne memandang wajah Ambrose sambil mencoba untuk mengenali perasaan tidak asing yang muncul di benaknya. Ia seolah lebih dekat kepada wujud serigala Ambrose melebihi wujud manusianya.

Tiba-tiba saja sepasang manik yang berbeda warna itu terbuka, terpaku menatap Anne seakan ingin menembus ke dalam jiwanya. Anne tidak menyadari kapan Ambrose kembali ke dalam wujud manusianya, akan tetapi ketika lelaki itu berubah Anne dapat merasakan getaran yang nyata dari kulit mereka yang saling bersentuhan secara langsung.

"You like me better as a wolf" ucap Ambrose dengan suara yang berat dan rendah.

"How do you know?" tanya Anne yang terkejut Ambrose tahu apa yang baru saja terlintas di pikirannya.

"I'm your mate. When true love look into your eyes they see your heart."

Anne terdiam menyadari bahwa selama ini lelaki itu dapat membaca isi pikirannya. Itu agak mengerikan, tapi tak sedikit pun Anne berpaling dari tatapan mata Ambrose yang mengantarkan sesuatu yang lain ke dalam pikirannya.

"Mengapa aku tidak takut kepadamu? Mengapa aku tidak lari dari makhluk yang menyeramkan seperti dirimu?"

Ambrose mengusap sisi wajah Anne dengan sangat lembut sehingga gadis itu tersipu, "Tanyakan kepada dirimu, hanya kamu yang bisa menjawab pertanyaan itu"

Mendekatkan wajahnya, Ambrose tidak dapat menahan diri untuk tidak mencium bibir ranum itu. Ia mencium Anne dengan mata yang terpejam seakan ia tidak pernah puas mencium Annaliese yang selama ini hanya bisa ia hirup aroma tubuhnya dari kejauhan. Jujur Ambrose sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa, ia sengaja menghindari Anne dan menolak mate yang telah Moon Goddess tentukan untuknya agar Anne tidak celaka, akan tetapi gadis itu justru datang sendiri kepadanya dan menyerahkan diri dengan pasrah sehingga Ambrose semakin sulit untuk menolaknya.

Di sela-sela pagutan bibir yang intim itu tiba-tiba Ambrose merasakan sakit yang luar biasa. Sakit yang ia tahan di dalam kebungkamannya sampai wajahnya memerah. Ambrose mengerang pelan di bibir Anne lalu menyudahi ciuman itu sebab ia semakin tak kuasa menahan rasa sakit yang menggerogoti tubuhnya.

Menyadari ada sesuatu yang aneh dengan Ambrose, Anne beranjak duduk dan mengusap lengannya, "Kamu baik-baik saja?" tanya Anne. Ambrose hanya diam dengan wajahnya yang pucat, peluh mengalir deras dari dahinya dan jemari lelaki itu gemetaran, "Ambrose apa yang terjadi? Tubuh kamu terasa begitu dingin"

Ambrose berusaha mengendalikan rasa sakit itu agar anne tidak menjadi panik. Ia menggenggam tangan anne yang mengusap lengannya, lalu menatap Anne seolah ia baik-baik saja, "Tidak apa-apa, kamu bisa tidur sementara aku pergi mencari makanan untuk kita berdua"

Ambrose bangkit perlahan sebelum berubah ke dalam wujud serigalanya. Anne yang menatap kepergian lelaki itu masih terpaku dan merasa heran, ia yakin sesuatu terjadi kepada Ambrose dan lelaki itu tak mau mengatakannya. Jelas ada alasan mengapa tubuh Ambrose yang selalu hangat mendadak berubah menjadi dingin dan pucat.

— TBC —

Jangan lupa untuk vote dan comment, perhatian dan dukungan sekecil apa pun dari pembaca sangat berarti untuk penulis dalam berkarya!

Beauty and The Werewolf (Completed) Where stories live. Discover now