3

4.8K 438 12
                                    

Seperti ada ribuan jarum yang menusuk kepala Anne ketika dia bangun dari tidurnya. Mata gadis itu masih terasa berat saat ia membukanya kemudian mengedarkan pandangan ke segala arah hingga ia menemukan seorang pria sedang duduk sambil memanggang sesuatu beraroma sedap di depan api  yang menyala.

Anne terkesiap dan segera bangkit sambil memeriksa pakaiannya yang masih lengkap. Namun pergerakan yang terburu-buru itu membuat luka di lehernya terasa nyeri, Anne meringis dan mengingat kembali bagaimana ia bisa mendapatkan luka itu dan berada di dalam gua yang gelap ini bersama seorang pemuda asing yang tidak ia kenali.

"Rasa sakitnya akan hilang dalam seminggu jika kamu tidak cengeng"

Anne yang merasa tidak mengenalnya bertanya, "Si-siapa kamu? Bagaimana aku bisa ada di sini?"

Bukannya memberikan jawaban pria itu justru bangkit dari duduknya dan meninggalkan ikan yang sedang ia panggang di atas api kecil. Dia menghampiri Anne dengan langkah yang mengintimidasi, mengingatkan Anne kepada serigala yang nyaris melahapnya hidup-hidup.

Anne melangkah mundur perlahan-lahan, sambil meneguk ludahnya kasar gadis itu memasang ancang-ancang apabila pria yang sedang menghampirinya saat ini bermaksud buruk. Anne memang tidak punya senjata apa pun di badan tapi dia punya kuku yang panjang yang setidaknya bisa ia gunakan untuk mencakar wajah yang terlihat menyeramkan itu.

Tapi Anne pikir dia salah besar, wajah pemuda itu terlalu tampan untuk dikatakan menyeramkan. Rambut yang  dan tebal, alis yang lebat dan rapi, hidung mancung, mata yang tajam, dan garis rahang yang jantan. Oh, bahkan Anne merasa iri dengan bulu mata lentik yang dia miliki! Dari dekat semua keindahan itu terlihat jelas meski dibalut dengan air muka yang dingin dan kaku. Dan Anne baru menyadari pria itu punya sepasang warna mata yang berbeda. Kanan berwarna hijau dan kiri berwarna biru, persis seperti warna mata yang dimiliki oleh pemuda yang muncul di dalam mimpinya.

"Apa yang membuat kamu lari ke dalam hutan sendirian, gadis bodoh?" tanyanya, dengan suara yang terdengar jengkel.

Anne mengerjap lalu sebuah kalimat yang berada di ujung lidahnya sejak tadi meluncur begitu saja, "Kamu adalah pria yang muncul di dalam mimpiku!"

Wajah itu terlihat semakin kesal, "Ah, jadi mimpi yang tidak masuk akal yang membuatmu nekat masuk ke dalam hutan?"

Anne menggeleng menepis dugaannya, "Bukan. Aku mencari kudaku kemudian aku tersesat, lalu ada monster yang mengerjarku....monster itu terlihat seperti serigala tapi dengan ukuran yang lebih besar. Dia menggeram  kemudian menggigitku hingga aku pingsan"

Wajah itu berubah menjadi datar setelah Anne menjelaskan apa yang terjadi kepadanya sebelum dia pingsan. Ya, syukurknya Anne ingat semuanya, terkecuali bagian bagaimana ia bisa berada di dalam gua ini bersama seorang pemuda yang tidak ia kenali.

"Aku yakin yang kamu lihat hanyalah seekor serigala biasa, direwolf atau sejenisnya"

Ya, masuk akal juga. Pikir Anne. Tapi apa yang terjadi pada beberapa orang penduduk Heavenly, termasuk ayahnya, membuat Anne tidak yakin kalau yang mengejarnya adalah direwolf atau sejenis serigala biasa. Itu adalah monster, monster yang ingin menelan Anne bulat-bulat namun gagal.

Tapi Anne tidak ingin memperpanjang perdebatan mengenai makhluk yang menyeramkan itu. Apa pun makhluk itu Anne bersyukur karena ia dapat lolos dari serangannya dan masih hidup hingga detik ini.

"Bagaimana kamu bisa menemukanku?" tanya Anne kepada pemuda yang belum ia ketahui namanya.

"Aku sedang berburu lalu melihatmu pingsan di bawah pohon oak"

Anne menghembuskan nafas pelan, mencoba mengendalikan kecemasan yang mengguncang perasaannya beberapa menit yang lalu, "Siapa namamu?"

"Ambrose"

"Aku Anneliese, terima kasih sudah menolongku"

Ambrose hanya bergeming, cukup lama, hingga ia melangkah menjauh dari Anne dan kembali mendekati perapiannya. Anne menyusul pemuda itu, ia duduk di depan api kecil yang Ambrose buat untuk memanggang ikan agar dapat menghangatkan tubuhnya yang terasa membeku.

Saat Ambrose menyibukkan diri dengan ikan yang dia panggang, Anne terus memperhatikannya diam-diam. Anne tidak cukup yakin kalau Ambrose adalah pemuda yang muncul di dalam mimpinya dan membutuhkan pertolongannya sebab Ambrose terlihat baik-baik saja dan cukup kuat untuk melindungi dirinya. Bahkan dia baru menyelamatkan Anne hari ini, jadi siapa sebenarnya yang membutuhkan bantuan di antara mereka berdua?

"Kamu berasal dari Heavenly?" tanya Anne.

Ambrose meliriknya sejenak lalu menggeleng, "Tidak"

"Lalu dari mana kamu berasal?"

Ambrose meletakkan ikan yang sudah matang di atas selembar daun yang lebar lalu menyerahkan ikan itu dalam bentuk yang utuh kepada Anne sambil berkata, "Makan lalu aku akan mengantarmu pulang"

Anne menerima makanan itu dari tangan Ambrose lalu menutup mulutnya, meski ia masih sangat curiga dengan gelagat Ambrose yang terus berusaha menghindari tatapan matanya dan mengabaikan pertanyaannya. Pemuda itu seperti sedang menyembunyikan sesuatu. Anne dapat melihat ketakutan yang coba Ambrose sembunyikan di matanya, dia bahkan tidak dapat bernafas dengan benar, di balik kebungkamannya itu Anne bisa merasakan Ambrose begitu gelisah akan sesuatu yang tidak Anne ketahui. Kegelisahan yang membuat Anne yakin bahwa Ambrose berada di bawah ancaman yang sangat berbahaya yang memaksanya untuk tutup mulut dan tidak berani bicara.

— TBC —

Jangan lupa untuk vote dan comment, perhatian dan dukungan sekecil apa pun dari pembaca sangat berarti untuk penulis dalam berkarya!

Beauty and The Werewolf (Completed) Where stories live. Discover now