Bhre Wirabhumi

349 14 0
                                    

Bhre Wirabhumi cuma bisa menundukkan kepala, sementara tangan kanannya menopang kepalanya yang sedang tertunduk.

Sesekali pandangannya tertuju kepada orang orang yang duduk di depan dirinya.

Sementara tangan kirinya masih menggenggam sebuah gulungan kulit dari binatang yang berisi tulisan dari bhre Tumapel.

Dia kembali menegakkan kepalanya setelah sejenak berpikir, dalam kepalanya sudah berisi jawaban yang akan disampaikan kepada utusan yang mengantar surat tersebut.

" katakan kepada keponakanku bhre Tumapel, bahwa sampai saat ini, aku Wirabhumi, tidak akan pernah mengakui ayahnya sebagai raja Majapahit "

Jawaban yang membuat seluruh ruangan terdiam sejenak, termasuk utusan bhre Tumapel.

Utusan ini berharap, jika bhre Wirabhumi mau menyerah, dan pertumpahan darah tidak dilanjutkan.

" mohon ampun yang mulia bhre Wirabhumi "

Utusan ini mencoba untuk menjadi penengah, dan memberi saran yang baik, tapi ada rasa takut pada dirinya.

" ada apa ? "

" kekuatan anda tidak sebanding dengan kami, jadi pikirkanlah "

" sampai nyawa ini lepas dari badan, aku bhre Wirabhumi akan tetap mengambil apa yang menjadi hakku "

Jawaban yang terdengar begitu tegas, namun membawa kesedihan bagi rakyat.

" hamba pamit yang mulia bhre Wirabhumi, akan hamba sampaikan semuanya kepada junjungan hamba, bhre Tumapel "

Ada masalah yang coba ditutupi oleh bhre Wirabhumi, dia berpura pura kuat dihadapan utusan bhre Tumapel.

Dua kekalahan, dan kehilangan orang orang terbaik, tentu menjadi pukulan yang teramat berat bagi dirinya.

Menyerah, baginya bukan sifat ksatria, melawan walau akan kalah, jauh lebih mulia baginya.

" tahta Majapahit itu hakku, dan pasti akan menjadi milikku "

Mendengar ucapan tersebut, semua yang hadir cuma bisa menundukkan kepala, bagi mereka  yang mendengar ucapan tersebut cuma bisa berkata dalam hati, bahwa itu cuma tinggal mimpi.

" siapkan semua prajurit, kita sambut mereka dengan tombak dan keris "

Ucapan bhre Wirabhumi ini langsung diterjemahkan dengan baik oleh para pengikutnya, mereka bergerak mengatur segala persiapan untuk menyambut datangnya serangan bhre Tumapel.

Menggali tanah untuk di jadikan parit parit jebakan mengelilingi seluruh istana, dan membuat busur busur panah, sebagai upaya menghadang serangan mereka.

Para dukun dukun yang sakti mereka panggil untuk melawan para prajurit Majapahit lewat jalur magis.

Kini cuma ada satu jalan yang menuju istana Wirabhumi, dan para prajurit sudah siap dengan busur panah untuk kedatangan bhre Tumapel.

Belum ada tanda tanda datangnya prajurit Majapahit, suasana masih siap siaga, sementara matahari sudah tepat di atas kepala.

Tidak ada tanda tanda musuh akan datang, sebagian besar prajurit mulai mengendurkan kesiagaan mereka.

" kita istirahat dulu, dan sebagian lainnya tetap berjaga "

Para prajurit yang berada di garis terdepan mundur untuk istirahat sejenak, mereka yang semenjak pagi menahan lapar, kini bisa mengisi perut mereka.

Langit terlihat cerah, dan matahari sudah persis diatas kepala, hiruk pikuk para prajurit mengisi periuk mereka dengan hidangan ala kadarnya.

Tidak ada tanda tanda pergerakan, namun belum sepenuhnya perut mereka terisi, dari atas kepala meluncur busur busur anak panah.

Ksatria Majapahit 2 Bhre Tumapel.Onde histórias criam vida. Descubra agora