Kembalinya Takhta

502 16 2
                                    


" kamu sebenarnya tidak pantas duduk di singgasana itu Wikrama Wardhana, kau hanya seorang menantu, setelah sepeninggal kakakku Kusuma Wardhani, maka akulah yang berhak menjadi raja "

Ucapan keras bhre Wirabhumi itu masih terngiang ngiang di telinga Manggala Wardhana, saat ayahnya kembali duduk di singgasana Majapahit.

" kenapa tidak kau teruskan pertapaanmu ?, malah kembali menduduki singgasana "

Kembalinya Wikrama Wardhana menduduki singgasana Majapahit, memang sangat ditentang oleh pamannya tersebut, karena dalam pandangan pamannya itu, dia yang lebih berhak ketimbang ayahandanya.

Apalagi bhre Wirabhumi dengan terang-terangan telah menyatakan tidak akan patuh kepada Majapahit, selama yang menjadi raja masih Wikrama Wardhana.

" itu sama halnya bhre Wirabhumi memberontak kepada Majapahit "

Ujar bhra Narapati kala itu.

Manggala Wardhana kian membenarkan ucapan bhra Narapati, sebab ayahnya saja tidak diakui oleh bhre Wirabhumi, apalagi dirinya jika kelak menjadi raja Majapahit.

Sebagai seorang putra mahkota, Manggala Wardhana terpanggil untuk menghancurkan siapa saja yang mengrorong kekuasaan ayahnya.

" ucapan paman Narapati benar, selama orang ini masih hidup, selama itu pula Majapahit tidak akan tidur nyenyak "

Rasa benci dan dendam mulai dia tumbuhkan pada hatinya kepada bhre Wirabhumi, dia bertekad untuk memimpin para prajurit Majapahit menyerang istana Wirabhumi.

Meski gusti prabhu Wikrama Wardhana pernah menyuruhnya untuk pulang ke Tumapel, tapi Manggala Wardhana menolaknya.

Sebelum kembali menjadi raja Majapahit, Wikrama Wardhana sangat ingin putra mahkotanya itu yang akan naik takhta menggantikan dirinya, namun dari berbagai masukan, akhirnya batal.

" kamu masih terlalu muda, dan banyak permasalahan yang dihadapi oleh kerajaan Majapahit saat ini, aku khawatir kamu tidak akan mampu memikul beban berat ini "

Itulah ucapan yang pernah disampaikan oleh gusti prabhu Wikrama Wardhana kepada dirinya.

Tapi Manggala Wardhana juga tidak ingin menyalahi janjinya, jika ayahnya masih hidup, dia tidak ingin menjadi raja Majapahit.

Kini cuma satu tujuan dirinya, menyerang bhre Wirabhumi, meski ayahnya sempat menolak, tapi dia tetap berusaha agar ayahnya menyetujui.

Prabhu Wikrama Wardhana tidak menyerang bhre Wirabhumi karena masih menghargai kedudukannya sebagai seorang bhre, dan juga adik Kusuma Wardhani, meskipun terlahir dari selir.

Sebelum menyerang bhre Wirabhumi, satu persatu permasalahan di Majapahit dia selesaikan.

Tabib Arganata cuma diam, dia cuma tinggal menunggu keputusan dari gusti prabhu Wikrama Wardhana.

Jika diberi kesempatan untuk membela, maka dia tidak akan mempergunakan kesempatan itu, karena apapun dalihnya, kepergian permaisuri Kusuma Wardhani dan pangeran Rajasa Kusuma tidak akan mendapat ampun dari gusti prabhu.

" tabib Arganata, mulai hari ini kau bukan tabib istana lagi, dan pergilah dari kota raja, jangan pernah menunjukan batang hidungmu di kota raja "

Tidak ada sanggahan dari Arganata, dia cuma pasang telinga baik baik, karena pasti akan ada kelanjutan dari titah gusti prabhu tersebut.

" tinggalkan istana dan kota raja sekarang, jika sore nanti kau masih terlihat, maka hukuman gantung yang akan kau dapatkan "

Lanjut gusti prabhu Wikrama Wardhana.

Ksatria Majapahit 2 Bhre Tumapel.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang