Kembalinya Panji

444 17 0
                                    


Matahari hampir tepat diatas kepala, terik sinarnya mulai terasa dikulit, sementara cangkul para petani masih beradu dengan tanah.

" hey ...sudah siang, ayo pulang "

Suara itu terdengar dari kejauhan, dan dia cuma melambaikan tangan pada orang tersebut.

Kembali dia ayunkan cangkulnya menghujam ke tanah, sesekali tangannya menyeka keringat yang mulai membasahi wajah.

Hal itu dia lakukan berulang ulang, seolah olah tidak ada rasa lelah yang dia rasakan.

Cangkul sudah berada tepat diatas kepala, dan siap dia ayunkan kebawah, namun ada sesuatu yang membuat dirinya sejenak berhenti.

Ada sebilah pedang yang bersarung dilempar di depannya, dari sarung pedang tersebut, tertulis Majapahit.

Dia turunkan cangkulnya, dan melihat siapa yang telah meleparkan pedang di depannya.

Seorang pria berpakaian prajurit Majapahit, dan duduk diatas kuda, dengan keris yang dia pegang di tangan.

Dia langsung memberi hormat, saat tahu siapa orang penunggang kuda di depannya tersebut.

" Majapahit membutuhkan dirimu "

Dia cuma tersenyum tipis mendengar ucapan tersebut, baginya semuanya telah berlalu.

" kita akan menyerang Wirabhumi "

Lanjutnya.

" apakah anda meminta saya untuk mengantarkan nyawa ? "

" untuk apa seorang Danang wirtana ini mengorbankan prajurit rendahan ? "

" saya dulu prajurit rendah, dan tidak dibutuhkan oleh Majapahit "

" aku kesini tidak mencari prajurit, aku kesini untuk mencari seorang ksatria "

Tak ada lagi yang bisa diucapkan, selain memandang hamparan sawah yang telah dia garap tanahnya selama ini.

Danang wirtana melempar satu kontong kecil uang logam.
" ini sebagai ganti jerih payahmu dalam menggarap sawah ini "

Tidak ada jawaban, dia masih tertegun dengan sekantong uang logam yang tergenggam di tangan.

" ambil pedang itu ksatria, dan ikut bersamaku "

Tanpa pikir panjang dia ambil pedang yang tergeletak di tanah itu dengan perasaan bahagia.

Ada senyum bahagia yang terlukis di hatinya, walau dari raut wajah terlihat biasa, tapi dia mampu untuk menutupi rasa tersebut.

" akhirnya aku kembali "

Dia tidak perduli dengan apa yang akan dia hadapi selanjutnya, yang terpenting sekarang adalah kembali menjadi prajurit.

Walau dia mengikuti Danang wirtana dengan berjalan kaki, baginya itu tidak masalah.

" ini batas desa, kalau ikut aku ke Majapahit, naiklah di belakangku, tapi kalau kau ingin tetap menjadi petani, cukup sampai disini kau mengantarku "

" jauh jauh datang dari Majapahit, anda ingin mencari ksatria, apakah saya dalam pandangan tuan seorang ksatria ? "

" kalau ksatria, ikutlah denganku "

" seorang ksatria tidak boleh berputus asa, tapi saya pernah berputus asa "

" naiklah ke kudaku, waktuku tidak banyak "

Tanpa berpikir lagi dia langsung melompat ke punggung kuda Danang Wiratama.

Dengan sekali hentakan tali kekang yang melilit di kepala kuda, binatang berkaki empat itu langsung melesat menuju Majapahit.

Ksatria Majapahit 2 Bhre Tumapel.जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें