9

19 3 0
                                    

Kukira dulu aku sebuah ruang kosong, yang diciptakan untuk terabaikan. Yang hampa tanpa udara.
Terkunci tak terbuka.

Hatiku sudah lapang,
Yah lapang karena kesepian.
Penolakan adalah temanku.
Jadi kesendirian mungkin nasibku.

Tiba - tiba pintuku di dobrak paksa.
Ada bunyi yang menyaingi sunyiku.
Wajar bila aku kebingungan.
Siapakah gerangan.

Yera Atmaja.

-_- -_- -_-

Tak terasa sudah sebulan yang lalu liburan kuliah sudah berlalu,dan rasanya baru kemarin juga ia bisa menikmati lega dalam harinya.

Namun sekarang ia dibuat pening memikirkan sebuah judul, ini bukan sembarang judul,seperti judul novel pada umumnya, yang mudah dikarang sesuka hati oleh penulis, ini adalah judul yang terlalu merepotkan karna harus menunggu persetujuan dosen pembimbing.

Apalagi kalau bukan judul skripsi, inginnya Yera sih ngasih judulnya itu TRAUMA HIDUP karena ia tak perlu kebingungan mencari banyak referensi sana sini. Because dirinya yang mengalami sendiri, merasakannya sendiri jadi gak usah ribet sendiri,apalagi mikir terlalu keras karna hidupnya lebih dari kata keras tapi sudah terlalu alot.

Ting

Mas Arkham : nanti saya jemput

Senyum tipis Yera muncul dengan sendirinya, ia membaca chat WA itu berulang - ulang. Terkesan memaksa tapi ia mulai menyukainya atau mungkin sudah terbiasa.

Dulu chat dari Arkham adalah sesuatu yang menggangu, semua tentangnya sangat mengganggu. Bagaimana bisa? Bisalah dia datang dengan kesan yang aneh, misterius, dan memaksa. Dan bagi Yera itu MENGGANGU.

Ting ting ting.

Yera membuka chat dari orang yang sama, selalu seperti ini. Keras kepala sekali, asal kalian tahu setelah mengenal Arkham beberapa bulan yang lalu, ia jadi tahu salah satu sifatnya yaitu keras kepala dan tidak sabaran jika chat,yang ia kirim tak langsung dibalas apalagi udah di baca, riwayat ngomel nih.

Mas Arkham : kok cuma dibaca.
Mas Arkham : masih dikampus kan.
Mas Arkham : kamu online, balas ra.

Me : iya.

Mau taruhan ini pak tua bakal telpon, tidak percaya? Hitung sampai tiga.

Satu.

Dua.

Dreeeet dreeet

Arkham calling. (Tuh kan🙄)

“Hmmm,”

“Kamu dimana? masih dikampus kan, nanti saya jemput,”

“Iya,”

Ra,” entah mengapa bibir Yera membentuk senyuman lebar, ia memang sengaja membuat jengkel si penelepon. Dan entah kenapa pula badannya berdesir bahagia, membayangkan ekspresi muka Arkham yang sedang menahan kesal sungguh sangat menyenangkan.

“Raaa,” dari suaranya Yera berani bersumpah lelaki tua ini semakin kesal padanya,tapi sebodo amat sih.

“Hm,” Yera menahan tawa,pasalnya ini pertama kalinya ia membalas si tak sabaran ini dengan cara menjawab seadanya. Karna kalau ia ngomel ysng ada Arkham bakal lega,katanya kalau ia bawel tandanya ia baik - baik saja. Dasar sok tau🙄tapi tuh cowok bener juga deng😅kan dirinya sedang pusing dengan judul skripsi.

Sugesti RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang