2

99 6 0
                                    

Kalau kamu pernah di kecewakan seseorang bukan berarti mengecewakan orang lain menjadi pembenaran. Itu namanya balas dendam

Arkham Pratama.

。。。。。。

Tanpa Yera sadari ia masih terpaku menatap ke arah bayangan yang sudah menelan kepergian lelaki itu.

Otak dangkalnya masih mencoba menata satu persatu kejadian yang baru ia alami.

Mencoba mengingat apakah ia pernah bertemu lelaki itu? Semakin difikir bahkan sudah otaknya paksakan untuk mencoba membongkar memory yang tersimpan setiap kejadian yang telah ia lewati tetap saja zonk yang ia dapati.

Menghela nafas kesal pasalnya ia sangat menyadari kapasitas ingatannya yang sangat mudah melupakan.

Walau berkali-kali ia mencoba refreshing otaknya tetap saja tidak ada jawabannya.

Ia tak pernah merasa bertemu dengan lelaki tinggi itu, apalagi seorang Arkham Pratama yang termasuk katagori ganteng menurut Yera Atmaja.

Yera tak menampik bahwa Arkham ganteng walau berat rasanya untuk mengakuinya.

Tapi mau bagaimana lagi Yera mengelakpun percuma dengan postur tubuh yang tinggi, dada yang bidang, punggung yang pelukable, alisnya yang tebal dan rapi, hidungnya yang mancung, rahangnya yang tegas, kulitnya yang kecoklatan khas lelaki pribumi.

Rasanya tidak adil bukan kalau Yera mengatai lelaki sialan itu jelek, yang ada matanya dikatai burek sama Bulan sahabatnya yang ada di Bojonegoro.

Sayang kata yang keluar dari bibirnya bikin darah tinggi, kalian tau apa yang paling dibenci seorang Yera Atmaja, yap mengingat masalalu, membahas masalalu dan diingatkan masalalu oh kurang satu mengenang masalalu.

Entah siapa itu Arkham Pratama ia harap bukanlah paranormal, atau seorang indigo yang bisa membaca masa lalu, karena jika iya maka lelaki itu masuk katagori tinta hitam untuk dijauhinya.

Setengah mati ia menahan penasaran siapa Arkham Pratama, kenapa ia tau setiap detail ceritanya dengan Irwan Rajasa, walau lelaki itu tak mengucapkan secara gamblang siapa nama orang tersebut.

Tapi mau siapa lagi? ia tak punya kisah selain dengan Irwan Rajasa, miris bukan bahkan sekarang dadanya berdenyut nyeri hanya mengingat namanya.

Bikin kesal saja, saking kesalnya Yera menendang pot bunga didepannya.

Prakkkk

"Astaga anggrek gue," teriak Yera shock, pasalnya ia sangat menyukai anggrek.

Didepan rumah ayahnya dulu tandus dan sekarang berubah asri karena 3 tahunan ini ia membeli berbagai jenis tanaman walau lebih dominan anggrek.

°°°°°°°°°
Yera kuliah di Universitas Swasta di Surabaya. Dari kemarin entah kenapa Yera sial mulu,apalagi hari ini udah panas, polusi dimana-mana, dosen gak datang, tugas kuliah bertebaran, perutnya yang kosong gara-gara tidak sempet sarapan demi ketemu dosen, eh dosennya malah gak bisa datang karena istrinya lahiran anak ke 4.

Bukanya memberi selamat rasanya ia ingin mengumpat saja, hedeh udah tua juga masih produksi anak.

Kenapa mereka nyetak manusia terus sih kalau gak ada tanggung jawabnya.

SHIIIITTT!!!dada+jantung+hati=nyeri banget, siapa yang nyuruh lo nglantur sejauh ini sih Ra.

Gimana nasib hari senin kalian apa semenyebalkan seperti dirinya.

Tukang mengeluh rasanya sangat cocok label tersebut untuk seorang Yera Atmaja.

Kulitnya yang kuning langsat yang langsung memerah akibat teriknya matahari, serta keringat yang tak bisa dipungkiri membuat seluruh tubuhnya gerah tak terkira, untuk mengurangi rasa tak nyamannya ia cakup rambutnya jadi satu dan mengikat rambut panjang lurus hitamnya dengan asal.

Sugesti RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang