Chapter 34 - I'll do anything.

4.6K 343 33
                                    

Holaaa ❤️

Maaf lama ya 🙂

Menjelang end. Selamat membaca ❤️

Sayang kalian ❤️

Jangan lupa tekan  🌟

❄️❄️❄️❄️❄️

Beberapa perawat hilir mudik di hadapan Jimmy dan Robert mengerjakan pekerjaan mereka. Tidak merasa terganggu pada keheningan maupun aura gelap yang ada di dekat sana. Jimmy maupun Robert sama-sama tidak bersuara sejak 10 menit yang lalu atau mungkin lebih. Tepatnya setelah Jimmy menyuruh Robert untuk menjauhi Gaby.

Ternyata memang tidak menyenangkan ketika seseorang menyuruhmu untuk menjauhi orang yang kau cintai. Dan itulah yang dirasakan Robert, ia tidak tahu harus merespon seperti apa. Ia hanya diam, namun terselubung emosi yang sangat kuat.

Bisa saja saat ini Robert langsung mengancam bahkan menghancurkan Jimmy dengan sekejap. Menghancurkan pria tua di sampingnya ini sampai hancur se-hancur-hancurnya.

Sayangnya jika ia benar-benar menunjukkan taringnya, sudah pasti Jimmy tidak akan pernah merestuinya dengan Gaby.

Walau sebenarnya ia juga tidak peduli dengan yang namanya restu.

Selain itu, perkataan lelaki tua itu beberapa saat yang lalu juga mengganggunya. Bagaimana lelaki tua ini begitu membencinya, bahkan menyuruh Gaby untuk menjauhinya.

Seharusnya Robert marah karena bagaimanapun juga, tidak pernah ada seorangpun yang menolaknya. Seharusnya ia menarik pistolnya dan menembakkannya langsung tepat di kepala lelaki tua ini. Menunjukkan pada lelaki ini siapa yang sebenarnya berkuasa saat ini.

Supaya lelaki tua ini sadar sedang berhadapan dengan siapa.

Membunuh orang bukan sesuatu yang sulit untuk Robert. Kegiatan sehari-harinya memang berhubungan dengan nyawa orang-orang. Ia dengan sukarela membantai orang-orang yang dia anggap pengganggu, dan jujur saja kalau ia melakukan itu dengan penuh suka cita serta semangat yang menggebu-gebu.

Membunuh seseorang bukan sebuah masalah, apalagi yang dibunuhnya ini hanya lelaki tua dengan pemikiran yang menyebalkan.

Sayangnya ia mencintai Gaby. Anak dari pria tua ini. Tanpa tua bangka ini, Gaby-nya tidak akan pernah ada.

“Maaf, tapi aku tidak akan pernah menjauhi Gaby.” Robert akhirnya bersuara setelah cukup lama terdiam.

Jimmy menoleh, menatap Robert tajam. “Kenapa kau tidak bisa menjauhi putriku?”

“Karena aku tidak ingin menjauhinya.” Balas Robert datar.

“Omong kosong! Kau hanya mejadikan putriku sebagai bahan taruhan!” Jimmy mulai tersulut emosi. Terlebih lagi dari nada datar yang diucapkan Robert.

“Itulah kenapa aku tidak bisa menjauhinya. Kalau aku menjauhi Gaby maka Paul akan mendekatinya dan mengalahkanku. Aku tidak suka kekalahan.”

“Dasar sialan! Kau bahkan tidak kasihan melihatnya menderita!”

“Memang tidak.”

“Sebenarnya apa yang kau inginkan dari putriku sialan?!”

“Dengar pak tua. Jangan pernah membentakku, aku tidak suka. Dan kau seharusnya bersyukur karena Gaby akan baik-baik saja selama bersamaku. Nikmati saja masa tuamu. Gaby tanggung jawabku sekarang.”

Jimmy memejamkan matanya. Ia merasa frustasi. “Umurnya bahkan tidak lama lagi Michael. tidak bisakah kau membiarkannya tenang di akhir usianya? Cukup dengan melepaskan putriku.”

D E S T I N YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang