Chapter 1: Who is Michael?

11.2K 581 23
                                    

Holaaa ❤️

Chapter 1 up ❤️⚡⚡⚡

Semoga kalian suka !!

Jangan lupa untuk Vote Komen dan Share cerita ini juga 😘

HAPPY READING GUYS!!

❄️❄️❄️❄️❄️

Club itu sangat meriah. Dentuman lagu yang diputar oleh DJ kenamaan membuat ribuan manusia ikut menghentakkan tubuh mereka mengikuti irama lagu yang diputar sedang dimainkan.

Namun berbeda dengan ruang bawah tanah yang ada di bawah club itu, seseorang sedang dipukuli dengan membabi buta oleh lelaki botak berperawakan sangat besar.

Lelaki besar itu tidak berhenti memukuli lelaki lemah yang sudah hampir sekarat. Mungkin jika dilihat sekilas, lelaki yang dipukuli itu sudah mati karena wajahnya sudah terlihat mengerikan.

Darah segar sudah memenuhi seluruh wajahnya. Hidungnya yang miring karena patah, sebelah matanya yang sudah sangat bengkak, giginya sudah tidak lengkap karena terlepas akibat dihantam begitu kuatnya.

“Cukup.”

Suara berat seseorang yang ada dibelakang menginterupsi. Lelaki botak itu langsung menghentikan aksinya begitu mendengar suara berat itu.

“Apa dia masih hidup?” tanya orang itu lagi.

Salah satu yang berada di dalam ruangan itu langsung menghampiri lelaki yang sudah tak sadarkan diri itu lalu menyentuh urat nadi yang ada di leher lelaki itu.

“Dia masih hidup tuan, tapi sepertinya sudah sekarat.” ucap pria yang menyentuh leher lelaki tak berdaya itu.

Lelaki itu mengangguk. “Kirimkan tubuhnya kepada keluarganya dan kirim fotonya yang sudah sekarat itu pada orang yang mengirimnya padaku.” ucapnya lalu meninggalkan tempat itu.

__________________

“Gaby antar kan minuman ini di meja nomor 12!” ucap Jack sedikit berteriak sambil menunjuk meja yang ia maksudkan. Suara musik yang cukup besar membuat mereka tidak bisa berbicara dengan suara biasa.

“Oke!”

Gaby langsung mengambil minuman itu dan mengantarkannya pada meja yang disebutkan oleh Jack.

Meja nomor 12 memang agak tertutup. Letaknya berada di ujung club. Gaby meletakkan minuman di meja itu dengan pelan tanpa memperhatikan siapa yang memesan minuman itu. Namun berbeda dengan meja pemesan, beberapa lelaki yang ada di meja itu meliriknya dengan tertarik dan mulai menggodanya.

“Hei cantik, apa kau mau menemani kami?” tanya lelaki yang ada di depan Gaby.

Gaby hanya diam dan tidak menggubris pertanyaan lelaki itu. Ia sudah biasa, palingan lelaki itu sudah mabuk semua, melihat begitu banyak botol kosong dan gelas kosong juga jadi agak tidak mungkin jika mereka masih dalam keadaan sadar.

“Duh, sombong banget sih cantik.” ucap lelaki lain lagi yang ada di samping kirinya. Sesekali lelaki itu sesenggukan karena terlalu banyak minum. Gaby hanya mendongak dan melirik lelaki yang ada di depannya itu dengan datar kemudian menoleh ke arah kirinya. Ia lalu menghembuskan napas. Laki-laki dan kebiasaan mereka.

“Nikmati minumannya.” Ucapnya sopan kemudian berlalu meninggalkan kumpulan para lelaki yang usianya tidak jauh berbeda darinya itu.

Gaby kembali ke meja bar menghampiri Jack yang sedang meracik minuman untuk seorang pria yang ada di depannya.

D E S T I N YWhere stories live. Discover now