4

9.1K 841 23
                                    

"Apa kabar henrick ? " tanya willem

"Aku baik will " jawab henrick

"Aku mengundangmu ke pesta ulang tahun istriku , datanglah "

"Aku pasti akan datang will " jawab henrick

"Kalau perlu, ajaklah kekasihmu " ujar willem terkekeh, mengingat henrick adalah pria yang tidak pernah memiliki nyai seperti sebagian kaum belanda lainnya . Sudah berapa kali willem mengenalkan henrick pada noni belanda namun hasilnya nihil , henrick sangat misterius dan di hidupnya sama sekali tidak terpikir tentang wanita namun tidak untuk sekarang  sejak dirinya bertemu dengan sita , ia merasakan ada sesuatu yang tumbuh di dalam hatinya . Ia membayangkan senyuman sita yang manis dengan kulit kuning langsat dan wajah khas pribumi menambah pesonanya .

"Henrick ? Kau melamun ?"  Tanya willem yang membuyarkan lamunannya .

"Amm sebenarnya tidak " jawab henrick sedikit terbata - bata .

"Perwiraku tidak sedang jatuh cinta  bukan ? " tanya willem .

"Sudahlah will "

Henrick hanya tersenyum kemudian pergi meninggalkan temannya .

*******

"Hati - hati non " ujar mbok karti

Hari ini sita ingin menikmati suasana di taman ,tentu saja ia tidak mau pergi terlalu jauh lagi dan hanya di sinilah tempat yang dirinya rasa aman .

Sita menutup matanya dan menarik nafas secara perlahan . Ia nikmati setiap udara yang dirinya hirup , sebenarnya sita berpikir tidak terlalu buruk untuk tinggal disini .

"Disini kau rupanya "

Henrick datang membawakan sita bunga mawar . Sita tersenyum lalu mengucapkan terima kasih pada henrick .

"Aku suka melihatmu tersenyum " ujar henrick padaku .

"Malam ini aku akan pergi ke pesta temanku , kau sebaiknya beristirahat saja "

"Bisa aku ikut ? " tanya sita .

"Bagaimana dengan kakimu ? Kau harus istirahat " henrick terlihat khawatir akan keadaan sita namun tetap saja sita keras kepala .

"Aku merasa bosan disini " pinta sita .

"Baiklah tapi berjanjilah kau akan beristirahat setelah itu " ujat henrick .

Sita tersenyum sambil mengangguk pada henrick .

*********

Malam itu sita mengenakan kebaya sutra berwarna merah muda dan selendang lalu rambutnya terkepang rapi seperti putri keraton .

"Tidakkah diriku menjadi bahan gunjingan disana ? " tanya sita yang sudah berada di depan gedung acara .

"Jangan khawatirkan itu " henrick membawa sita masuk ke dalam , disana sudah berkumpul kaum bangsawan belanda maupun pribumi untuk pria mengenakan setelan jas seperti yang digunakan henrick dan para wanitanya mengenakan gaun dengan kerah berbalut renda . Mereka semua kini menatap sita dan henrick bahkan sebagian terlihat berbisik seolah sedang mengolok-ngolok sita, timbul perasaan gugup dan takut pada diri sita dan kini dirinya berpikir seharusnya ia tidak ikut datang .

"Mereka pikir pasti aku adalah seorang nyai " gumam sita .

Willem datang bersama istrinya  dan sedikit terkejut melihat sita .
Mereka tersenyum pada sita seolah menyambutnya .

"Katakan padaku , siapa dia ? " tanya willem .

"Ini adalah temanku , namanya sita " jawab henrick .

"Senang berkenalan denganmu " jawab sita .

"Aku juga sita , nikmati pestanya " ujar willem tersenyum

"Henrick bisa bicara sebentar ?"

Willem membawa henrick menjauhi kerumunan , sita hanya bisa diam dan tidak ingin menganggu mereka .

"Apa dia seorang nyai ? " tanya willem .

"Apa maksudmu? Tentu saja tidak " jawab henrick .

"Jangan berbohong kawanku , pantas saja kau menolak saat aku memperkenalkan dirimu pada para noni belanda" ujar willem sambil menepuk pundak henrick .

"Terserah kau saja , tapi kami hanya berteman " balas henrick yang mulai sedikit geram .

Disini sita seperti ayam yang kehilangan induknya , sita melihat sekelilingnya dan semua terlihat gemerlap seperti club malam di jakarta , banyak para bangsawan yang sedang berbincang - bincang . Kini ia berpikir sebaiknya dirinya mencari henrick namun naas saat sita melangkah tanpa sengaja menabrak seorang wanita belanda yang membawa minuman .

"Sampah ! Apa kau bisa melihat ? " wanita itu sangat marah dan menarik perhatian orang sekitar .

"Maafkan aku nona , aku benar-benar tidak sengaja "ujar sita yang ketakutan .

"dasar inlander rendahan ! "

sita sangat terkejut dengan ucapannya , walau begitu ia tidak bisa tinggal diam saja .

"Siapa yang kau maksud sampah? Kau sendiri yang tinggal dan mencari makan di negeriku bahkan kau lebih dari sampah ! " ucapan sita tidak kalah meninggi dan ia pun pergi dari gedung itu .

Air matanya mengalir deras bahkan tidak ada siapapun yang perduli padanya .

"Nona , jangan menangis " seorang pria londo memberikan saput tangan padanya .

Sita mengambil saput tangan itu dan mengusapnya pada pipi .

Henrick yang melihat ada kerumunan langsung mendatanginya .

"Dasarr wanita pribumi sinting !" Wanita belanda itu masih terus saja memaki sita sehingga henrick tahu siapa yang dimaksud wanita itu .

Henrick berlari mencari sita ke luar dan didapatinya sita sedang menangis ditemani oleh pria asing .

"Sita ? Apa yang terjadi ? " henrick memegang kedua bahu sita .

"Di.. ia menghinaku " ujar sita menangis .

"Tuan , apa kau melihat kerumunan orang tadi? " tanya pria asing

"Apa?? Katakann " henrick terlihat kebingungan

"Sebenarnya ia terlibat cekcok dengan wanita belanda itu " ujarnya .

Lantas henrick memeluk sita dan mengusap kepalanya .

"Maafkan aku , seharusnya aku tidak ikut denganmu " ujar sita pada henrick .

"Ssshh " henrick meletakan jari telunjuknya pada sita .

"Aku ingin pulang " ujar sita .

"Tapi berhentilah menangis
sekarang " henrick menghapus air mata sita .

Pria asing itu terlihat keheranan melihat mereka berdua hanya terdiam sesaat , ia merasa pertama kalinya melihat pria dari bangsanya dengan wanita pribumi terlihat seperti sepasang kekasih .

********
Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang dan tidak melanjutkan pesta .

"Malam ini kau harus segera tidur " ujar henrick .

Sita hanya mengangguk tanda setuju . Ia membawa sita ke ranjangnya dan menyelimuti sita .

"goede nacht"
(Selamat malam ) .

Henrick menutup pintu kamar sita dengan perlahan , ia menarik nafas secara perlahan dan merasa bersedih dengan apa yang dialami sita kemudian terbesit di pikirannya untuk memberikan janjinya pada sita.

SERIBU MASA  [Finish]Where stories live. Discover now