[C H A P T E R F O U R] : ‹ THE CASTLE ›

79 16 1
                                    

“I want to tell you all of my feeling, but I just wait the best time for that.”

~Thyr

-

Kuda Violanze berhenti begitu mereka berada di depan gerbang. Para pengawal yang berjaga di depan menunduk hormat sebentar lalu membuka gerbang untuk mereka.

Pintu gerbang terbuka, memperlihatkan bentuk kastil Zerzhynsk yang megah. Kastil itu berwarna putih bersih dan bersinar. Tampak para pelayan berlalu lalang dan para prajurit yang sibuk berjaga. Beberapa menunduk saat melihat Violanze.

Sherie diam-diam bertanya dalam hati tentang kedudukan Violanze di istana itu, mengapa para pelayan dan prajurit menunduk hormat padanya?

Suara menginterupsi dari Violanze menyadarkan lamunan Sherie. "Ayo masuk."

Sherie langsung berjalan menyusul Violanze yang mendahuluinya memasuki kastil megah nan menawan ini. Sherie bahkan sampai berlari kecil untuk menyesuaikan langkah kaki Violanze yang lebar.

"Ish, jalanmu cepat sekali. Seperti dikejar cheetah saja. Tunggu aku!" Gerutu Sherie saat dirinya lelah berjalan cepat untuk menyesuaikan langkah Violanze.

Mendengar gerutuan Sherie, Violanze mendadak menurunkan kecepatan langkahnya. Bahkan membuat Sherie –yang nyaris tidak sempat mengurangi kecepatan berjalannya tadi– hampir menabrak punggung Violanze.

"Lain kali jika ingin memelankan langkahmu, bilang dulu. Hampir saja aku menabrakmu tahu!" Omel Sherie kesal sambil menghentikan langkahnya dan berkacak pinggang.

"Iya, iya, dasar cerewet." Ucap Violanze membalikkan tubuhnya dan menatap Sherie.

"Aku tidak cerewet!" Bantahnya.

"Terserah." Balas Violanze sambil membalikkan tubuhnya dan kembali berjalan.

"Menyebalkan!" Sherie mengumpat kesal seraya mengejar langkah Violanze yang tak lagi cepat.

Tak lama kemudian, mereka pun sampai di sebuah ruangan. Pintunya begitu besar dan berkilau keemasan. Di kedua sisi pintu tersebut terdapat dua prajurit yang berjaga. Mereka langsung menunduk hormat saat melihat Violanze.

"Buka pintunya." Titah Violanze.

Penjaga tersebut langsung membuka pintu tersebut dan tampaklah sebuah ruangan raksasa yang besarnya tiga kali lipat dari ballroom mansion Sherie. Di sana terdapat sebuah singgasana dan kursi yang berjejer di sisi kiri dan kanan. Hampir semua kursi disana terisi.

Lalu Violanze sedikit berbisik pada Sherie, "Kau berdirilah disini, aku akan duduk. Tunggu sampai Yang Mulia Ratu datang. Jangan lakukan apapun yang dapat menarik perhatian orang-orang disini. Diam saja."

Selesai mengatakan itu, Violanze berjalan menuju satu-satunya tempat duduk yang belum terisi disana. Sebenarnya bukan satu-satunya, karena singgasana masih belum terisi.

Sherie hanya diam berdiri saat orang-orang yang berada disana berbisik dan menatap aneh dirinya. Sebenarnya tak perlu bergerak pun, Sherie akan menarik perhatian orang-orang karena ia orang baru disana.

Tiba-tiba suara pengawal mengalihkan atensi semua hadirin yang disana. "Yang Mulia Ratu memasuki ruangan."

Semua orang disana langsung berdiri tegak sambil menunduk hormat saat Sang Ratu melewati mereka menuju singgasananya. Sherie sedikit menepi saat Yang Mulia Ratu lewat. Bahkan Sang Ratu tidak melihat dirinya.

Saat Yang Mulia Ratu sudah duduk di singgasananya, semua hadirin yang disana ikut duduk. Lalu Violanze langsung bangkit berdiri lagi dan berjalan mendekati Sherie.

Twins Of Another DimensionWhere stories live. Discover now